Bogordaily.net — Gelaran Pocari Sweat Run 2024 di Bandung, 20-21 Juli 2024, yang sukses terlaksana memberi kesan positif bagi semua pihak yang terlibat dan masyarakat Kota Bandung.
Event akbar ini mampu menyerap hampir 15 ribu peserta offline dan lebih dari 20 ribu peserta online tersebar di seluruh negeri.
Yang menarik, konfirmasi supporting dari jaringan rumah sakit terbesar di Indonesia, Siloam Hospitals, diberikan untuk para pelari Pocari Sweat Run 2024 ini.
Melalui unit-unit rumah sakit bertaraf internasionalnya yang berlokasi di Provinsi Jawa Barat, yaitu Bogor, Bekasi, Depok, Cikarang , Purwakarta bahkan Cirebon, Siloam Hospitals menghadirkan tiga unit layanan kesehatan bergerak, ambulance dengan dokter, perawat ditambah fisioterapis, driver, dan alat alat bersertifikasi terbaik.
“Kami siapkan tiga unit ambulance dengan tim medis yang memiliki sertifikat ACLS, EMT, dan ATLS dengan fasilitas terupdate seperti alat bermonitor untuk resutisasi jantung dan paru, alat defibrillator, alat bantu napas, bahkan lengkap dengan keperluan mobilisasi pasien apabila harus dievakuasi, serta P3K,” ungkap dr Adhiartha, Resident Medical Officer Siloam Hospitals Bogor.
“Kebahagian tersendiri buat kami berkesempatan untuk ikut melayani di kota provinsi kebanggaan dan kiranya pada event selanjutnya para peserta lebih mempersiapkan diri fisik dan mental yang pasti akan didapat hasil yang membanggakan serta untuk seluruh pantia semoga semakin matang dalam mempersiapkan track yang dilalui,” tambahnya.
Sejumlah peserta mengaku sangat terbantu dengan layanan mobile medical assistant dari Rumah Sakit Siloam. “Sekira KM 30, kaki saya terasa baal menuju kram otot, walaupun tergopoh-gopoh saya hampiri ambulance yang terlihat dekat. Setelah penanganan dokter & fisioterapis 10 menit, saya kembali dapat melanjutkan lomba, dan saya dapat berdiri di podium. I mm finisher, full marathon 42 kilometer,” ungkap Nando, peserta asal Jakarta.
Menurut dr Nico dan Ns Tonny dari tim ambulance Siloam Hospitals Lippo Cikarang, dari puluhan peserta yang diberikan bantuan medis selama race berlangsung, umumnya adalah kram otot yang ditangani di seputaran KM 30.
“Hal tersebut sangat mungkin disebabkan karena kurang pemanasan. Namun kamipun kagum dengan semangat finished strong para peserta terutama full marathon 42 kilometer,” ucapnya.
(Acep Mulyana)