Bogordaily.net – Mahasiswa KKN-T UNIDA Bogor, Fakultas FAIPG kelompok 3 membagikan telur kepada anak-anak di Desa Cigombong, Kabupaten Bogor, pada Selasa 13 Agustus 2024.
Program Kerja yang di susun mahsiswa KKN Unida Bogor merupakan “One Day One Egg”, program ini tentunya bertujuan untuk membantu mencegah stunting khususnya di wilayah Desa Cigombong.
Jumlah telur yang mahasiswa bagikan kepada anak-anak Posyandu sekitar 50 butir telur, dari data yang di peroleh pihak posyandu.
Tidak hanya bagi-bagi telur saja, kegiatan di Posyandu menjadi rutinitas sebulan sekali Posyandu Flamboyan melakukan pemeriksaan kepada anak-anak dan ibu hamil.
Mulai dari cek berat badan, cek tinggi badan, lingkar lengan, lingkar kepala hingga lingkar perut untuk ibu hamil dan juga pemberian Vitamin A & suntik imunisasi untuk anak-anak Balita.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan mendata IMT (Indeks Masa Tumbuh) pada Balita dan Ibu Hamil.
Cegah Stunting
Tak hanya itu, tujuan bagi-bagi telur yang di lakukan mahasiswa KKN-T FAIPG UNIDA Bogor adalah salah satu cara pencegahan Stunting yang semakin marak di Kabupaten Bogor.
Telur merupakan salah satu makanan bergizi yang harganya relative murah, terjangkau, mudah didapatkan, dan mudah cara pengolahannya serta efektif dapat mencegah risiko stunting pada Balita.
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang mengandung protein, lemak, mineral dan vitamin.
Jadi dengan program kerja “One Day One Egg” yang di lakukan Mahasiswa KKN-T FAIPG UNIDA bogor, berharap menjadi salah satu pencegahan stunting untuk balita.
Gizi Seimbang
Stunting perlu dicegah mulai dari dini, dengan pemberian makanan gizi seimbang dan protein untuk membantu tumbuh perkembangan anak yang seimbang, agar perkembangan anak sesuai dengan usianya.
Kenapa anak Balita memerlukan sumber protein yang tinggi? Karena sumber protein mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Mencegah stunting dari dini merupakan satu langkah lebih maju, di karenakan anak Balita merupakan generasi untuk bangsa.
Mulai dari pertumbuhan yang sehat dan perkembangan cara berpikir anak tersebut, dan pencegahan stunting merupakan cara agar bisa mencapai Bonus Demografi.
Jika stunting tidak ditanggulangi maka Indonesia hanya memiliki generasi muda yang tidak produktif (usia yang tidak produktif lebih banyak daripada yang produktif) karena stunting akan menghasilkan generasi yang serba kekurangan.
Tidak hanya bagi-bagi telur saja, Mahasiswa KKN-T juga memberikan sedikit materi (Penyuluhan Stunting) kepada ibu-ibu posyandu, agar meningkatkan pemahaman dan kesadarannya untuk lebih memperhatikan gizi seimbang anak, menjaga PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) anak, kemudian menjaga lingkungan anak.
Perlu diketahui juga kebanyakan 4 dari 10 anak tidak datang ke posyandu merupakan salah satu hal yang bisa menyebabkan stunting karena Ibu tidak mengetahui IMT (Indeks Masa Tubuh), tidak melakukan imunisasi, dan tidak mengetahui tumbuh perkembangan anak tersebut.
Karena ibu merupakan faktor utama untuk melahirkan generasinya, dan stunting pun bisa di cegah mulai dari ibunya atau sebelum 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan), jadi mulai dari ibu hamil tersebutlah harus menjaga pola makan gizi seimbang.(Muhammad Irfan Ramadan)