Bogordaily.net — Lembaga Survei Visi Nusantara Maju (LS Vinus) melempar hasil survei terbaru Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bogor dan Jawa Barat tahun 2024 khusus di wilayah Kabupaten Bogor.
Hasil survei yang dikeluarkan LS Vinus cukup menarik untuk dicermati. Misalnya soal elektabilitas (tingkat keterpilihan) Calon Bupati (Cabup) Bogor. Ade Ruhandi alias Jaro Ade masih belum terkalahkan.
“Hasil survei simulasi tiga Calon Bupati Bogor, yaitu Jaro Ade (Golkar) 56,56%, Rudy Susmanto (Gerindra) 20,13%, dan Agus Salim (PKS) 10,06%. Simulasi ini untuk tiga orang karena ketiga orang itulah yang sampai dengan hari ini sudah mendapatkan surat tugas atau surat mandat dari DPP parpol masing-masing. Yang lain belum,” ungkap Analis LS Vinus, Yusfitriadi, Kamis 1 Agustus 2024.
Yusfitriadi mengatakan bahwa tingginya elektabilitas Jaro Ade bukan saja dari hasil survei LS Vinus. “Saya intip dari survei terakhir LSI, Indo Barometer, Poltracking, dan SMRC, yang unggul sama-sama Jaro Ade di atas,” ucapnya.
Yang lebih menarik lagi, kata Yusfitriadi, dalam survei simulasi elektabilitas pasangan Cabup/Cawabup pilihan masyarakat Kabupaten Bogor, pada posisi teratas adalah pasangan Jaro Ade-Rudy Susmanto (35,94%), kedua Jaro Ade-Elly Rachmat Yasin (16,38%), Jaro Ade-Agus Salim (11,94%).
Sedangkan jika dipasangkan Rudy-Elly, hanya menempati hasil di posisi ke-9 (2,19%).
Khusus mengupas paslon Jaro-Rudy yang berdasarkan survei paling dikehendaki masyarakat Kabupaten Bogor, Yusfitriadi mengatakan bahwa keputusan ada di tangan DPP Golkar, DPP Gerindra maupun parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Ada dua kemunginan. Kalau ini (Jaro-Rudy) terjadi, KIM solid, maka hampir dipastikan akan melawan kotak kosong, bakal menang telak. Proses dan kondusifitas Pilkada akan lebih soft. Tapi kalau (KIM) pecah, maka akan tertumpu dua poros, eskalasi meningkat, dan akan muncul sosok (paslon) alternatif. Hasilnya pun biasanya akan membekas di tingkat basis yang terkotak-kotak,” papar dia.
Lebih lanjut dibeberkan, bahwa Kabupaten Bogor masuk dalam wilayah aglomerasi. “Sehingga, kesinambungan program dari pusat daerah akan berlangsung. Jika pemerintah paksinya A tapi bupatinya paksinya B akan sulit keberlangsungan program. Kalau paksinya sama maka chemistry-nya OK,” bebernya.
Selain semua keputusan tergantung DPP, dikatakannya dalam 25 hari ke depan hingga waktu pendaftaran Paslon ke KPU masih dinamis. “Bisa saja tiba-tiba muncul figur cabup/cawabup dari luar, artis, politisi/tokoh nasional, bisa mengubah peta politik,” sebutnya.
Yusfitriadi menambahkan, metodologi survei yang dilakukan LS Vinus ini dilaksanakan dari 23-29 Juli 2024 dengan sampel 1.600 responden, margin error 2,5 persen ditambah tingkat kepercayaan 95%.
“Survei diambil dari setiap DPT, simulasi tertutup, teknik wawancara langsung dan didokumentasikan sehingga bisa dipertanggungjawabkan,” imbuhnya.
(Acep Mulyana)