Friday, 18 October 2024
HomeKabupaten BogorPedagang Keluhkan Pasca Relokasi PKL di Kawasan Puncak, Beginilah Solusi dari Tutur...

Pedagang Keluhkan Pasca Relokasi PKL di Kawasan Puncak, Beginilah Solusi dari Tutur Sutikno Cawabup Bogor

Bogordaily.net – Pemerintah Kabupaten Bogor telah melakukan pembongkaran terhadap 331 lapak pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Puncak. Proses relokasi ini, sempat memicu demonstrasi dari para pedagang yang merasa dipaksa untuk pindah. Sehingga terjadi kericuhan antara masyarakat dengan aparat keamanan.

Pembongkaran kios dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama meliputi area dari Simpang Taman Safari Indonesia hingga Paralayang Bukit Gantole. Selanjutnya, tahap kedua akan segera dilaksanakan dengan menargetkan 194 lapak PKL.

Tutur Sutikno selaku bakal calon wakil Bupati Bogor, terjun langsung ke lokasi
bekas pembongkaran PKL. Tutur Sutikno merasa bahwa kondisi saat ini lebih teratur, namun masih ada catatan dalam memberikan solusi yang tepat bagi seluruh pedagang.

“Tentu kondisi sekarang lebih teratur dan bersih. Namun perlu dicarikan solusi terlebih dahulu untuk pedagang di sekitar sini” ucap Tutur Sutikno, Jumat (19/7).

“Sudah seharusnya melibatkan para pedagang dalam perencanaan dan pelaksanaan relokasi, agar bersifat adil dan humanis” tegasnya kembali.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sudah mempersiapkan tempat untuk PKL di Rest Area Gunung Mas. Akan tetapi, baru terisi sebanyak 150 PKL yang mulai berdatangan dan berjualan di Rest Area tersebut.

Para PKL di kawasan Puncak sangat bergantung pada usaha jualan mereka untuk kehidupan sehari-hari. Dengan adanya relokasi, mereka harus menghadapi penurunan jumlah pelanggan dan pendapatan.

Selain itu, pedagang juga mengeluhkan bahwa fasilitas yang disediakan oleh
pemerintah belum sepenuhnya memadai.

Ujang, salah satu PKL yang terdampak relokasi di kawasan Puncak dan memulai berjualan lagi dari awal di Rest Area Gunung Mas. Ia merasa bahwa masih banyak yang perlu dibenahi terutama fasilitas, agar menarik pelanggan datang.

“Masih banyak PR yang perlu dibenahi mulai dari fasilitas parkiran untuk keamanan, kemudian fasilitas air. Kedepannya semoga diadakan promosi supaya lebih rame” ucap Ujang, Jumat (19/7).

“Masalahnya yang rame baru depannya doang, ke belakangnya masih sepi” sambungnya kembali.

Pedagang juga mengeluhkan kondisi ruko di Rest Area Gunung Mas, membuat tidak nyaman pelanggan, terutama saat hujan.

“Fasilitas untuk customer, saat hujan ya harus misbar, gerimis bubar” ucap Abah Ipong, Jumat (19/7).

Pengembangan fasilitas sudah seharusnya dilakukan secara cepat. Inilah yang diungkapkan oleh Tutur Sutikno, bahwa ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi penurunan pendapatan dan pengembangan fasilitas.

“Saya rasa perlu mengkaji ulang ukuran kios dan jika perlu memperbesar ruang yang tersedia, agar bisa memenuhi kebutuhan pedagang dan pelanggan,” ucap Tutur Sutikno, Jumat (19/7).

“Masih banyak masyarakat yang belum mengenal Rest Area Gunung Mas, harusnya dilakukan promosi secara terus menurus, bisa dengan mengadakan event setiap minggunya atau memberikan pelatihan kepada para pedagang untuk menjangkau pasar mereka” sambungnya kembali.

Pedagang juga menjelaskan bahwa perlu adanya komunikasi yang erat antar pengelola setempat, supaya pedagang merasa didengar dan diperhatikan.

“Pengelola sama pedagang jangan ada jarak, harus bisa komunikasi maunya pedagang seperti apa, kebijakannya seperti apa,” ucap Ujang, Jumat (19/7).

Masalah yang terjadi pasca relokasi, membuat para pedagang hanya bisa menunggu kebijakan yang tepat dari pemerintah dan pihak pengelola setempat.

Disinilah Tutur Sutikno menegaskan perlu adanya kolaborasi dan komunikasi yang baik, untuk meningkatkan kesejahteraaan para pedagang.

“Saya yakin dengan berkolaborasi dan komunikasi baik, kita bisa menemukan solusi yang terbaik, tidak hanya menata wilayah Puncak, tapi juga meningkatkan kesejahteraan pedagang,” ucap Tutur Sutikno, Jumat (19/7). ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here