Saturday, 26 October 2024
HomeKabupaten BogorProgram Ketahanan Pangan di Cijeruk Gagal oleh Mafia Tanah

Program Ketahanan Pangan di Cijeruk Gagal oleh Mafia Tanah

Bogordaily.net — Puluhan petani di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, kecewa. Tanah yang sedang mereka garap diserobot mafia tanah kurang lebih 4 hektar.

Tanah yang diserobot masing-masing tanah garapan yang dikuasai Ibu Tambunan, Ibu Tampubolon, dan Yusuf Bahtiar.

Lokasi tanah berada di Blok Peuteuy dan Blok Jambrong, di lereng Gunung Salak, Kampung Pasir Pogor, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk.

Salah seorang pemilik lahan yang diserobot, Yusuf Bahtiar, mengatakan, aksi penyerobotan lahan miliknya diketahui beberapa hari lalu setelah di atas lahannya tiba-tiba telah terpasang pagar bambu.

Menurut Ketua Himpunan Petani Peternak Milenial Indonesia (HPPMI) Kabupaten Bogor ini, pelaku penyerobotan lahan miliknya diduga oknum TNI.

“Dari informasi yang kami peroleh pelakunya oknum TNI berpangkat Kapten berinisial KWR. Dia menguasai lahan garapan eks PT Halizano dan selalu mengatasnamakan Panglima TNI,” ujar Yusuf sambil memperdengarkan bukti rekaman suara KWR, Jumat, 30 Agustus 2024.

Yusuf bersama para kelompok tani rencananya akan menanam kacang koro di lahan yang diserobot tersebut. “Ya, di lahan kami itu akan ditanami kacang koro dalam program ketahanan pangan bekerjasama dengan Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau atau Koprabu. Pekerjaan penanamannya menunggu musim hujan, proses pengomposan, serta menunggu bibit datang,” beberapa Sekjen Koprabu ini.

Dengan terjadinya penyerobotan tersebut, lanjut Yusuf, program ketahanan pangan yang juga bekerjasama dengan Pemerintah Desa ini terancam gagal.

“Kami para petani jadi was-was dan bingung. Satu sisi pemerintah sedang menggalakkan program ketahanan pangan tapi ketika kami menggarap dengan memanfaatkan lahan telantar sejak berpuluh-puluh tahun selalu saja mendapat rintangan terutama dari pihak-pihak berduit dan penguasa,” ungkap Yusuf.

Ditandaskannya, bahwa lahan garapan yang dikuasai kelompok tani telah mendapatkan surat over alih garapan yang diketahui Kepala Desa. “Kami juga rutin membayar pajak dengan bukti SPPT. Kami akan bergerak. Kami cabut pagar bambu yang menyerobot lahan kami,” tandasnya.
(Acep Mulyana)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here