Bogordaily.net — Gembar-gembor ‘upaya mengawinkan’ Rudy Susmanto dengan Elly Rachmat Yasin sebagai pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) Bogor pada Pilkada 2024 sepertinya bakal membentur batu karang. Barrier politik menghalangi Rudy-Elly.
Barrier politik yang mengganjal Rudy-Elly dikemukakan Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, H Mulyadi. Ia mengaku tidak setuju jika Rudy Susmanto berpasangan dengan Elly Rachmat Yasin.
Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jawa Barat sekaligus Sekretaris Dewan Eksekutif Badan Pengawas dan Disiplin DPP Partai Gerindra ini tak menampik bahwa dirinya telah menyampaikan masukan kepada Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto untuk mempertimbangkan agar Rudy tidak berpasangan dengan Elly.
“Saya sudah sampaikan langsung ke Pak Prabowo melalui pesan WhatsApp,” ucapnya yang ditemui di Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Sabtu, 10 Agustus 2024.
Sebaliknya, Mulyadi menandaskan, pasangan yang akan diusung Partai Gerindra dan koalisinya di Pilbup Bogor 2024 adalah pasangan yang benar-benar bisa memberi harapan baru bagi kemajuan Kabupaten Bogor. “Harus ada perubahan,” ucapnya.
Salah satu orang dekat presiden terpilih Prabowo Subianto ini mengungkapkan bahwa ke depan masyarakat Bogor harus banyak belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi hingga dua periode kepemimpinan selalu terjerat kasus korupsi.
“Ke depan masyarakat Kabupaten Bogor harus belajar dari kesalahan-kesalahan, tidak buang-buang umur, tidak buang-buang anggaran. Jangan jatuh ke lubang yang sama,” tegasnya.
Pertimbangan yang disampaikan ke Prabowo tersebut bukan tanpa alasan. Mulyadi mengatakan pasangan Rudy-Elly cukup berisiko dan penuh resistensi.
“Saya warga Bogor. Kita harus memastikan kontestasi Pilkada itu bukan ritual kontestasi lima tahunan yang kemudian malah hanya mencari pemimpin yang, mohon maaf ya, keberpihakannya terhadap masyarakat tidak kuat. Jadi jabatan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan kelompok dan masyarakat dikorbankan,” paparnya.
Sementara itu, kabar bakal batalnya pasangan Rudy-Elly juga telah menyebar di tingkat elite.
Pejabat penting di internal DPC Gerindra Kabupaten Bogor yang dikonfirmasi bukan saja membenarkan kabar tersebut. Ia bahkan telah memperlihatkan bukti pesan Mulyadi ke Prabowo yang telah tersebar pula hingga ke petinggi Gerindra yaitu Ahmad Sufi Dasco dan Ahmad Muzani.
Koalisi KIM di Pilkada Kabupaten Bogor
Sebelumnya, analis Lembaga Survei Visi Nusantara, Yusfitriadi, pernah menyampaikan bahwa peta politik Pilkada di Kabupaten Bogor erat kaitannya dengan efek Pemilu 2024 lalu. Di mana peta Koalisi Indonesia Maju (KIM) bisa terbawa ke Kabupaten Bogor.
Dibeberkannya bahwa Kabupaten Bogor masuk dalam wilayah aglomerasi. “Sehingga, kesinambungan program dari pusat daerah akan berlangsung. Jika pemerintah paksinya A tapi bupatinya paksinya B akan sulit keberlangsungan program. Kalau paksinya sama maka chemistry-nya OK,” bebernya kepada Bogordaily.net.
Yang lebih menarik lagi, kata Yusfitriadi, dalam survei simulasi elektabilitas pasangan Cabup/Cawabup pilihan masyarakat Kabupaten Bogor yang dilakukan LS Vinus, pada posisi teratas adalah pasangan Jaro Ade-Rudy Susmanto (35,94%), kedua Jaro Ade-Elly Rachmat Yasin (16,38%), Jaro Ade-Agus Salim (11,94%). Sedangkan jika dipasangkan Rudy-Elly, hanya menempati hasil di posisi ke-9 (2,19%).
Khusus mengupas paslon Jaro-Rudy yang berdasarkan survei paling dikehendaki masyarakat Kabupaten Bogor, Yusfitriadi mengatakan bahwa keputusan ada di tangan DPP Golkar, DPP Gerindra maupun parpol yang tergabung dalam KIM.
“Ada dua kemunginan. Kalau ini (Jaro-Rudy) terjadi, KIM solid, maka hampir dipastikan akan melawan kotak kosong, bakal menang telak. Proses dan kondusifitas Pilkada akan lebih soft. Tapi kalau (KIM) pecah, maka akan tertumpu dua poros, eskalasi meningkat, dan akan muncul sosok (paslon) alternatif. Hasilnya pun biasanya akan membekas di tingkat basis yang terkotak-kotak,” papar dia.
(Acep Mulyana)