Bogordaily.net – Anggota DPRD Kabupaten Bogor termuda dari Daerah Pemilihan (Dapil) III Nurunnisa Setiawan menyoroti kemacetan horor yang terjadi di Kawasan Puncak Bogor pada Minggu 15 September 2024.
Diketahui, dalam momen libur panjang peringatan maulid Nabi, ratusan ribu kendaraan tumpah ruah menuju kawasan Puncak, bahkan membuat beberapa kendaraan stuck dan tidak dapat bergerak hingga 17 jam lamanya.
Melihat kejadian tersebut kata Nisa yang merupakan warga asli Puncak mengatakan, hal tersebut dapat menjadi pr bersama bagaimana mengantisipasi untuk menghadapi long weekend, yang mana hal ini sudah lumrah di Puncak namun kejadian ini tidak bisa diabaikan.
Kemudian ia meminta untuk dapat mengevaluasi secara menyeluruh kepada pemerintah dan berbagai pihak terkait kejadian kemacetan tersebut.
“Menanggapi hal ini saya berbela sungkawa atas kejadian tersebut. Karena yang kita tau dengan banyaknya volume kendaraan menuju Puncak hari libur namun rekayasa lalin ini hanya berlaku pada kendaraan roda empat,” kata Nurunnisa Setiawan.
“Namun tidak berlaku kepada kendaraan roda dua yang mana bisa kita saksikan kemaren banyak nya yang menumpuk adalah kendaraan roda, penambahan personel di titik krusial,” tambahnya.
Menurut Nisa, beberapa evaluasi dapat dilakukan oleh Pemerintah seperti dengan memaksimalkan jalur alternatif penggunaan Jalur Alternatif mendorong penggunaan jalur alternatif yang bisa mengurangi beban di jalur utama Puncak.
“Jalur jalur ini harus diperbaiki dan dijaga agar tetap aman serta layak untuk dilalui, terutama selama periode padat lalu lintas,” ujarnya.
Kemudian, perlu ada koordinasi dengan daerah-daerah sekitar Puncak untuk memastikan kelancaran akses jalur alternatif, termasuk perbaikan dan pengawasan jalan. Penambahan personel di jalur alternatif untuk mengarahkan.
Serta menempatkan tim medis dan ambulans di titik-titik tertentu, di sepanjang jalur Puncak agar dapat segera merespons jika ada situasi darurat kesehatan, terutama saat terjadi kemacetan panjang.
“Buat posko kesehatan dan informasi di sepanjang jalur untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan darurat atau informasi penting selama perjalanan. Contohnya dalam kejadian kemarin, di rest area gunung mas semestinya ada posko kesehatan jika menghadapi long weekend untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan,” imbuhnya.
Lebih lanjut kata Nisa, setiap selesai libur panjang, lakukan evaluasi tentang efektivitas pengaturan lalu lintas yang telah diterapkan. Apakah sistem buka-tutup berhasil, apakah jalur alternatif efektif, dan apakah layanan darurat mampu merespons dengan cepat.
Selanjutnya, pembenahan Infrastruktur seperti jalan raya, tempat istirahat, dan fasilitas umum harus selalu ditingkatkan untuk mengakomodasi volume kendaraan yang besar selama libur panjang.
Selain itu, pemerintah harus bekerja sama dengan pengelola tempat wisata untuk memaksimalkan penggunaan lahan parkir dan mengatur arus keluar-masuk kendaraan wisatawan.
“Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, kemacetan di kawasan Puncak selama libur panjang bisa dikelola dengan lebih baik, sehingga mengurangi risiko kecelakaan, masalah kesehatan, dan kenyamanan bagi wisatawan serta penduduk setempat,” ungkap Nurunnisa Setiawan. (Albin Pandita)