Bogordaily.net – Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bogor Atang Trisnanto – Annida telah meluncurkan beberapa program kerja mereka.
Peluncuran program kerja tersebut bersama dengan kegiatan doa bersama yang dilakukan di Gedung Putih Tio Ma, Bogor, pada Minggu (8/9).
Perumusan program kerja ini merupakan hasil dari pandangan Atang Trisnanto selama 10 hingga 15 tahun dalam melihat kondisi kota hujan ini.
Pengamat politik Jawa Barat Muhammad Fuady mengatakan bahwa PKS memiliki reputasi prestisius di lota Bogor sebagai partai peraih suara terbanyak dan berhasil mendudukkan kadernya sebagai Ketua DPRD.
Mesin politik PKS sudah teruji dalam meraih suara pemilih di Jawa Barat dan daerah-daerah lain yang diusung partai oranye tersebut.
“PKS memiliki pengalaman panjang dalam ajang pilkada di berbagai provinsi dan daerah. Mesin politiknya sudah teruji dan relawannya militan. Paslon Atang-Annida ini dapat meningkatkan elektabilitas tinggi dalam waktu yang cukup singkat. Bercermin dari pengalaman pilkada di Jabar dan DKI Jakarta pada beberapa pemilu lalu, elektabilitas kandidat PKS selalu melejit,” tutur akademisi Universitas Islam Bandung ini.
Semua paslon walikota Bogor diusung minimal oleh dua parpol. Yang menarik, kata Fuady, tandem Atang Tristianto dalam Pilwalkot Bogor kali ini adalah Annida Alliviaz, caleg DPD yang termasuk tujuh besar dalam perolehan suara pada pemilu 2024.
“Ia sosok yang tepat untuk meraih suara pemilih muda dan pemilih pemula. Selain aktif berkomunikasi dengan netizen di media sosial, Annida ini memahami bagaimana mempropagasi isu dan berkomunikasi dengan pemilih melalui konten di media sosial.”
Fuady menegaskan bahwa PKS merupakan partai modern berbasis kader yang tidak bergantung pada ketokohan personal.
“Sistem pengkaderan selama ini berjalan dengan baik. Berbagai dinamika yang pernah terjadi di tubuh PkS juga tidak membuat partai ini limbung. PKS tidak kehilangan massa pemilih. PKS pernah punya pengalaman itu,” jelasnya.
Menurutnya, apa yang terjadi pada PPP tampaknya tidak akan menimpa PKS. Partai berlogo Ka’bah itu memiliki ketergantungan pada figur, manajemen isu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya serta friksi dan dinamika internal tidak diselesaikan dengan cermat.
“Selama ini PKS mampu merespons isu eksternal, keagamaan, kerakyatan, keumatan, dan kebangsaan dengan tepat. Posisi yang dipilih PKS pada isu pilkada 2017 misalnya, itu sudah tepat. Sementara PPP justru memilih posisi yang diametral dengan pemilihnya saat itu.”
Fuady memprediksi nasib PKS ke depan akan bergantung pada peran mereka dalam pemerintahan, kontribusi dan konsistensi keberpihakan pada masyarakat.
“Adanya perhatian pada 8 sektor dengan 12 program utama untuk kota Bogor yang dijanjikan paslon Atang-Annida bisa menjadi pembuktian, bahwa sebagai eksekutif kontribusi PKS bisa meluas dibanding sekedar legislatif,” tutupnya.
Dalam peluncuran program kerjanya, Atang-Annida akan membuat layanan pengaduan masyarakat dalam bentuk Bogor Smart System, yaitu satu aplikasi untuk semua aduan.
Selain itu, akan dibangun 6 SMP Negeri baru dalam waktu lima tahun kepemimpinan. Termasuk juga anggaran untuk santunan disabilitias, janda dan lansia.
Atang juga menjanjikan penataan kawasan unggulan untuk Empang, Batu Tulis dan Suryakencana, serta akan membangun Pajajaran International Sport Center selain program 1 Keluarga 1 Sarjana. ***