Bogordaily.net – Kabar duka datang dari veteran pejuang kemerdekaan, Kolonel Purnawirawan Sjamsoedien. Pada Sabtu 7 September 2024, ia telah tutup usia.
Kabar ini disampaikan pihak keluarga. Purnawirawan Kolonel Sjamsoeddin dikenal sebagai sosok yang berdedikasi dalam mengajarkan serta menyebarkan informasi sejarah kepada generasi muda sepanjang hidupnya.
Selain pengabdiannya di dunia militer, kontribusi Purnawirawan Kolonel Sjamsoeddin dalam bidang pendidikan sejarah menjadi salah satu warisan berharga yang dikenang banyak pihak.
Bahkan video Purnawirawan Kolonel Sjamsoeddin menceritakan bagaimana kondisi Indonesia di masa perjuangan yang diposting di Instagram @tni_update viral. Video pun sempat diunggah di akun Instagram @bogordailynews dan mendapat komentar positif dari netizen.
Ucapan duka cita dan doa terus mengalir agar almarhum diberikan ampunan atas segala dosanya, dilimpahkan rahmat oleh Allah SWT, serta mendapatkan tempat terbaik di surga-Nya.
“Husnul khatimah, aki,” ucap salah satu netizen.
“Innalillahi wainna roji’un, bapak mudanya pasti ganteng dan gagah. Kelihatan udah sepuh aja masih ganteng,” ujar yang lain.
“Rest in peace, colonel,” kata netizen lain.
Kisah Kolonel Purnawirawan Sjamsoedien tak Sengaja Jadi Tentara
Saat tahun lalu usianya 92 tahun, Sjamsoedien masih mengingat jelas pengalaman masa mudanya sewaktu perang kemerdekaan dahulu.
Kolonel Sjamsoedien menceritakan pengalaman masa mudanya kala tak sengaja diangkat menjadi Tentara kemerdekaan RI.
Sjamsoedin muda yang berusia 16 tahun terjebak dalam perang saat hendak pulang ke Bogor dari rumah kakeknya di Karawang. Hal tersebut dikarenakan karena tak ada transportasi yang beroperasi.
Karena keterpaksaan situasi, Sjamsoedien memutuskan untuk beristirahat di depan barak militer. Bahkan ia sempat diminta untuk membantu mencuci piring di barak tersebut demi bisa diperbolehkan tidur dan menginap di barak.
Sjamsoedin yang harus tidur di barak pada akhirnya diangkat untuk menjadi tentara pada Januari 1946 lalu. Bahkan ia sempat mendapat pangkat Prajurit Dua (Prada).
Dirinya pun sempat tak menyangka akan mendapat tawaran diangkat menjadi Tentara.
“Kalo sekarang strip satu merah, itu pun kalau masuk Setara, bukan sengaja,” ujar Sjamsoedin.
Sjamsoedin muda dikenal sebagai Staf Pribadi Komandan Batalyon IV XIII Divisi Siliwangi, Mayor Umar Wirahadikusuma (Wakil Presiden Soeharto) pada peristiwa Long March Siliwangi 1948.
Tahun lalu Sjamsoedin menikmati masa tuanya bersama keluarga di Kelurahan Sempur, Kampung Rambutan, Jakarta.
Beberapa foto dan kenang-kenangan di masa mudanya dulu masih terjaga dan terawat di kediamannya. ***