Bogordaily.net – Generasi Z dan Y atau Milenial diprediksi menjadi lebih miskin dari generasi sebelumnya karena terjebak doom spending. Apa Doom Spending? simak di bawah sini.
Dua generasi ini kerap kali menghabiskan uang untuk bepergian dan membeli pakaian maupun barang-barang mewah dengan alih-alih untuk menabung.
Di media sosial, kondisi itu dinamakan sebagai tren doom spending, atau bermakna “pengeluaran yang sia-sia”.
Dilansir dari Psychology Today, doom spending merupakan kondisi saat seseorang berbelanja tanpa berpikir untuk menenangkan diri lantaran pesimis terhadap kondisi ekonomi dan masa depan.
Tak hanya itu, perilaku ini juga bisa terjadi saat seseorang merasa stres dengan hal-hal tertentu, termasuk kekacauan politik dan iklim.
Untuk mengatasi stres, mereka akhirnya membeli lebih banyak barang untuk mendapatkan kesenangan.
Tetapi, langkah menghamburkan uang ini justru bisa menjerumuskan Gen Z dan Milenial ke lubang utang.
Dosen senior keuangan di King’s Business School, London, Inggris, Ylva Baeckstrom mengatakan, praktik doom spending tidaklah sehat dan bisa berakibat fatal.
Menurutnya, kaum muda dari Gen Z dan Milineal terus-menerus menerima berita buruk yang membuat mereka merasa seperti kiamat.
“Kaum muda ini kemudian menerjemahkan perasaan buruk itu ke dalam kebiasaan belanja yang buruk,” ucapnya, dikutip lambeturah, pada Kamis 26 September 2024.
Sebagai gambaran, data dalam survei Intuit Credit Karma terhadap lebih dari 1.000 warga Amerika memperlihatkan, 96 persen orang merasa khawatir dengan kondisi ekonomi saat ini.
Jajak pendapat pada November 2023 itu menjelaskan, lebih dari seperempatnya rela mengeluarkan uang untuk mengatasi stres.
Sayangnya, fenomena ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. Dari survey menjelaskan hanya 36,5 persen orang dewasa di seluruh dunia yang merasa lebih baik daripada orangtua mereka secara finansial***