Friday, 20 September 2024
HomeKota BogorPedagang Pasar Tumpah Presiden Keluhkan Pungli Oknum Ormas, Sehari Harus Setor Minimal...

Pedagang Pasar Tumpah Presiden Keluhkan Pungli Oknum Ormas, Sehari Harus Setor Minimal Rp50 Ribu

Bogordaily.net – Keluhan datang dari sejumlah pedagang Pasar Tumpah Presiden yang biasa mangkal di Jalan Merdeka, Kota Bogor. Mereka mengeluhkan adanya pungutan liar atau pungli yang dilakukan oknum anggota ormas.

Bukan cuma pungli, pedagang juga mengaku diintimidasi sehingga seolah-olah menolak rencana relokasi Pemerintah Kota Bogor.

“Sebetulnya kami pedagang cari nyaman bukan sekedar usaha, nggak terlalu cape, kalau sudah ada tempat yang layak pemerintah siapkan kenapa nggak,” ujar Hendri, salah seorag pedagang pasar tumpah presiden.

Hendi mengaku lapak yang dipunya di pasar tidak permanent. Karena itu dengan ada relokasi berharap dapat kios pemanen yang layak pakai.

“Kalau begini pagi kita beres-beres karena namanya juga pasar tumpah. Harapannya bisa direlokasi seperti dua tahun lalu kami dapat lapak yang layak, walaupun tidak bertahan lama karena ada intimidasi dari ormas yang selalu kompori pedagang lain untuk kembali ke lapak sebelumnya,” ujar Hendri yang sudah lima tahun lebih buka lapak di pasar tumpah presiden.

Hendi mengungkap selama jualan di pasar ada ormas yang minta sejumlah uang dengan alasan keamanan. Tiap harinya pedagang pasar tumpah presiden di Jalan Merdeka mengaku harus menyetorkan sejumlah uang ke ormas tersebut.

“Minimal Rp50 ribu tapi beberapa kali pernah meminta uang Rp130 ribu perharinya, ya kami sejujurnya kami cuma pedagang kecil, kalau kami tidak bayar lapak kami dihancurkan mereka,” kata dia

Hendri mengaku aksi premanisme dan pungli dilakukan dalam kedok paguyuban pedagang.

Bahkan ormas tersebut tidak segan-segan untuk menunjukan senjata tajam dan senjata api, ketika minta uang ke pedagang.

“Sebetulnya kami semua siap relokasi tapi oleh ormas itu pedagang yang sudah relokasi selalu diintimidasi, jadinya karena takut mereka kembali lagi ke sini,” tuturnya

Pedagang lainnya, Supriyatna juga menjadi salah satunya korban pungli oknum ormas.

“Terkadang seratus ribu perhari,” aku Supriyatna

Supriyatna menyetujui kalau ada program relokasi oleh Pemkot Bogor. Ia juga meminta relokasi harus dilakukan tanpa tumbang pilih orang.

“Ya pasti ikut (relokasi), asal semua pedagang di relokasi semua,” tutupnya. ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here