Bogordaily.net – Kanker payudara menjadi jenis kanker yang menempati posisi penyumbang kematian terbesar di Indonesia.
Dan rata rata dari kasus kanker Payudara 70 persen diantaranya sudah pada tahap lanjut ketika dideteksi. Melihat kondisi ini, RS PMI Bogor menggagas seminar mengenai Kanker Payudara di di Kalla Ballroom, Gedung Afiat RS PMI Bogor.
Direktur RS PMI Bogor drg.Sutarto Sp.BM mengatakan seminar ini sekaligus merupakan puncak dari rangkaian peringatan Breast Cancer Awareness Month 2024 (Bulan Sadar Kanker Payudara).
Adapun tujuan dari seminar ini salahsatunya sebagai dorongan semangat bagi para penyintas agar dapat terus bertahan dan berjuang. Serta menjadi komitmen bagi RS PMI Bogor untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik.’’ Ada sekitar 300 penyintas kanker payudara hadir sebagai peserta. Mereka mendapatkan pemaparan mengenai upaya deteksi dini penyakit kanker payudara,’’ujarnya.
Hal senada diungkapkan oleh Dokter Bedah Onkologi RS PMI Bogor, dr. Heldrian Dwinanda,Sp.B(K) Onk yang mengatakan jika selama tiga tahun terakhir ini tercatat 500 pasien penderita kanker Payudara yang berobat ke poliklinik RS PMI Bogor. Masih tingginya angka penderita kanker payudara ini salahsatunya disebabkan karena masih banyak perempuan yang menganggap remeh tanda-tanda awal kanker, seperti adanya benjolan di payudara atau perubahan fisik lainnya.
‘’ Akibatnya, ketika sakit terasa semakin parah dan mulai ada gejala-gejala lanjut yang mencemaskan, barulah mereka pergi ke dokter. Pada kanker stadium lanjut, pengobatan menjadi lebih rumit dan berat, membutuhkan biaya yang lebih besar, dan risiko kematian yang lebih tinggi,’’ujarnya.
Padahal jika pasien kanker payudara datang ke RS sejak stadium rendah (1-2) pilihan pengobatan, hasilnya pengobatan, dan harapan hidup mereka akan lebih baik. Oleh karena itu dorongan edukasi deteksi dini penting untuk dilakukan kepada masyarakat luas.
Lebih lanjut ujar Nanda,Seminar ini sekaligus menjadi wadah silaturahmi dan ajang untuk memperkuat hubungan penyintas kanker payudara dengan sesama penyintas (sebutan untuk pasien kanker payudara) .
“RS PMI Bogor merupakan salah satu RS rujukan untuk kanker payudara, karena semua fasilitas pengobatan dan penanganan sudah komprehensif. Sebagai salah satu rumah sakit rujukan kami ingin hubungan antara RS PMI dengan penyintas menjadi lebih erat bahkan seperti keluarga,” ujarnya.
Hal itu dimaksudkan sebagai dorongan semangat bagi para penyintas agar dapat terus bertahan dan berjuang. Serta menjadi komitmen bagi RS PMI untuk tersus memberikan pelayanan yang terbaik. Pada seminar itu sebanyak 300 penyintas kanker payudara hadir sebagai peserta. Mereka mendapatkan pemaparan mengenai upaya deteksi dini penyakit kanker payudara.
Nanda berharap lewat materi ini para penyintas dapat membagikan informasi mengenai tata cara deteksi dini kanker payudara pada anggota keluarga bahkan masyarakat secara luas.
“Selama ini pasien kanker payudara yang datang ke RS PMI 60-70 persennya sudah di tahap stadium lanjut. Sehingga pilihan penanganan dan pengobatannya terbatas seperti pengangkatan payudara atau kemoterapi,” ujarnya.***