Wednesday, 16 October 2024
HomeKabupaten BogorKisah KKN Mahasiswi IUQI Bogor di Yala, Thailand Selatan

Kisah KKN Mahasiswi IUQI Bogor di Yala, Thailand Selatan

Bogordaily.net – Thailand punya kesan sendiri bagi mahasiswa dan mahasiswi IUQI Bogor karena negara ini merupakan salah satu lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) mereka.

Adalah Siti Qurotul Aini, salah satu mahasiswi dari Kampus IUQI Bogor yang melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Thailand sejak Jumat, 23 Agustus sampai Jumat, 6 September.

Seperti apa kisah KKN mahasiswa dan mahasiswi IUQI Bogor di Thailand?

Perjalanannya ini menangkis pendapat buruk tentang Thailand yang ternyata cukup agamis di beberapa tempat

Jumlah penduduk muslim Thailand yang paling banyak ada di tiga provinsi yaitu Yala, Pattani, dan Narrahitwat yang meskipun sebenarnya juga muslim sebagai minoritas disana.

Ketiga provinsi ini terletak di paling selatan Thailand yang berbatasan dengan negara tetangganya, Malaysia. Dan Aini melaksanakan KKN nya di provinsi Yala.

Selama dua pekan, Aini bersama teman-temannya menjalankan pengabdiannya di salah satu pondok pesantren terbesar di Thailand Selatan.

Namanya Thamavitya Mulniti School. Pesantren tersebut bahkan memiliki lebih dari 6000 santri dan 500 tenaga pendidik. Serta dilengkapi fasilitas yang memadai.

Masyarakat di sana sangatlah ramah. Sambutan hangat terasa saat Aini dan teman-temannya tiba di sekolah tersebut.

Ternyata bahasa yang digunakan selain bahasa Thai adalah bahasa melayu yang kental logatnya yang mendayu-dayu naik turun.

Tradisinya pun menyerupai layaknya tradisi melayu. Hal ini terlihat dari pakaian tradisional untuk wanita yang mengenakan baju kurung dan laki-laki dengan sarungnya.

Aini mengatakan meski bermukim tiga provinsi yang paling banyak penduduk muslimnya tapi tetaplah dalam memilih makanan harus berhati-hati.

Karena pernah suatu ketika Aini membeli mie instan yang kemasannya terlihat menarik tapi setelah tulisan rasa dan kandungan pada kemasan itu diterjemahkan dalam bahasa Indonesia ternyata mengandung babi.

Hal ini mengundang gelak tawa teman-temannya serta rekan pengajar di pesantren Thamavitya.

Namun, tenang saja. Thailand pun terkenal dengan wisata halalnya. Ada restoran dan kafe halal Hantana di Betong dan Laila di Yala.

Bahkan Aini berbelanja makanan dan aneka busana di Pasar Hatyai dengan bermodal 400 baht atau setara Rp. 200.000,00 Aini bisa membawa oleh-oleh sekoper untuk dibawa pulang ke tanah air.

Aini mengungkapkan bahwa dirinya merasa nyaman selama berada di Thailand.

Karena disana tidak begitu padat penduduknya serta angka kemiskinannya juga rendah. Bahkan bila memungkinkan bisa tinggal lama di sana ia merasa kemungkinan tidak akan kekurangan.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here