Bogordaily.net – Tradisi mengerikan di Indonesia ternyata sangat beragam bahkan ada yang tak masuk akal.
Tradisi merupakan salah satu dari bagaimana peradaban yang terus berkembang.
Tapi tahu Anda ada sejumlah tradisi unik dan mengerikan di Indonesia?
Indonesia memiliki beragam tradisi dan budaya yang selalu membuat penasaran. Selain tradisinya yang unik dan menarik terdapat juga tradisi yang sangat mengerikan bagi masyarakat Indonesia.
Mulai dari tradisi pemenggalan jari sampai pemenggalan kepala dilakukan oleh suku-suku di Indonesia.
Tradisi di Indonesia yang mengerikan
Berikut ini beberapa tradisi yang ada di Indonesia:
Tradisi Mas Kawin Kepala Manusia, Suku Naulu Maluku
Pernikahan tentunya menjadi momen yang paling bahagia bagi sepasang kekasih. Biasanya yang menarik dari pernikahan adalah acara pra pernikahan, seperti memilih mas kawin yang akan diberikan dari pihak calon suami kepada calon istri.
Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan mas kawin yang indah dan memorable bagi sang mempelainya.
Namun, ternyata terdapat mas kawin yang menyeramkan yaitu mas kawin kepala manusia. Penyerahan mas kawin tersebut dilakukan oleh suku Naulu di Maluku. Tradisi ini hanya dilakukan ketika melamar anak raja Naulu.
Suku Naulu merupakan suku yang tersebar di Pulau Seram, yaitu Dusun Nuanea dan Dusun Sepa.
Tradisi ini mengharuskan calon menantu sang raja untuk membawakan kepala manusia sebagai mas kawin. Penyerahan mas kawin ini ditujukan sebagai simbol kejantanan dan keberanian sang pria.
Orang-orang Suku Naulu juga sempat meyakini jika persembahan kepala akan menyenangkan arwah para leluhur sehingga mereka dapat menjaga anak cucunya dengan baik.
Namun, tidak perlu khawatir tradisi ini sudah lama ditinggalkan sejak tahun 1990 walaupun sempat muncul kembali pada tahun 2005.
Tradisi Potong Jari, Suku Dani Papua
Tradisi potong jari merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Papua terutama Suku Dani.
Tradisi ini disebut dengan Ikipalin dan dilakukan bagi keluarga yang sedang berkabung karena anggota keluarga yang meninggal.
Orang-orang Suku Dani mempercayai bahwa dengan memotong jari, keluarga yang ditinggalkan akan terhindar dari sial dan bencana.
Suku Dani menjadikan tradisi potong jari sebagai ungkapan rasa sakit dan pedih yang mereka rasakan walaupun mereka sadar jika ritual ini sangat menyakitkan namun mereka rela melakukan apa saja demi bukti cinta terhadap keluarga mereka.
Kini tradisi potong jari sudah jarang dilakukan oleh Suku Dani namun tradisi ini tetap dijaga oleh mereka hingga saat ini.
Tradisi Ma’Nene, Suku Toraja Sulawesi
Suku Toraja dikenal dengan tradisinya yang beragam, salah satunya yaitu penghormatan kepada leluhur.
Tradisi yang dinamakan Ma’Nene ini merupakan tradisi membersihkan jenazah yang telah lama meninggal puluhan bahkan ratusan tahun yang sudah berbentuk mumi.
Masyarakat Suku Toraja akan membersihkan jasad leluhur mereka dan menggantikan baju jenazah yang telah usang dengan baju yang baru dan bersih.
Tradisi Ma’Nene diikuti juga dengan tradisi mayat berjalan, mereka melakukan tradisi ini setiap tiga tahun sekali serentak dengan warga desa lain.
Prosesi Ma’Nene bisa memakan waktu sampai satu minggu. Tradisi ini dilakukan pada bulan Agustus yaitu setelah musim panen.
Masyarakat percaya bahwa tradisi ini tidak boleh dilakukan sebelum masa panen karena dianggap bisa membawa sial hasil panen seperti sawah dan ladang yang mengalami kerusakan.
Awal tradisi ini dimulai dari seorang pemburu binatang bernama Pong Rumasaek, ia menemukan jenazah dengan kondisi yang memprihatinkan dan akhirnya ia membawanya ke rumah untuk dipakaikan baju yang layak.
Sejak saat itu ia mendapatkan banyak berkah seperti panen yang lebih cepat atau hasil buruannya yang baik. Ia merasa bahwa menghormati orang itu perlu dilakukan sekalipun orang tersebut sudah tidak ada dan salah satunya merawat jenazahnya.
Tradisi Ngayau, Suku Dayak Kalimantan
Ngayau merupakan salah satu tradisi masyarakat Suku Dayak dengan cara memenggal kepala musuh dan membawanya sebagai piala.
Tradisi perburuan kepala ini membuat Suku Dayak menjadi suku yang paling ditakuti diantara suku-suku yang ada di Indonesia. Tradisi ngayau dilakukan oleh orang Iban pada zaman dahulu untuk mempertahankan kaumnya dari musuh. Mereka akan memilih musuh lelaki dewasa untuk dipenggal kepalanya dan dibawa ke rumah.
Rambut dari kepala yang mereka penggal dijadikan sebagai hiasan pada perisai dan pedang. Kepala musuh akan dikeringkan dan digantung di rumah mereka. Mereka menganggap dengan membawa kepala musuh yang mereka penggal menjadikan simbol keberanian dan penolak bala.
Pemenggalan kepala biasanya dilakukan oleh laki-laki dan akan disematkan gelar “Bujang Berani” yang artinya raja berani atau pahlawan ulung.
Tradisi Pengusiran Begu Ganjang, Suku Batak Sumatera Utara
Begu Ganjang merupakan makhluk halus yang dipercaya oleh etnis Batak Toba terutama di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Hantu ini dinamakan begu ganjang yang artinya hantu panjang. Sosok ini konon berwujud tinggi besar dengan rambutnya yang panjang dan wajah yang mengerikan. Keberadaan hantu ini dipercaya oleh masyarakat Batak sebagai pembawa keburukan atau kesialan seperti warga yang meninggal secara tiba-tiba dan jatuh sakit.
Tradisi ini mereka lakukan dengan mendatangkan dukun yang akan memimpin ritual untuk membersihkan desa mereka dari ilmu hitam termasuk begu ganjang.
Hantu ini merupakan kepercayaan sebagian masyarakat saja, dan menjadikannya sebagai peliharaan.
Tradisi ini termasuk tradisi kepercayaan yang berbahaya, karena orang-orang yang memelihara begu ganjang ini kerap dibunuh oleh orang-orang yang membenci ilmu-ilmu hitam karena dianggap meresahkan.
Demikian informasi dan ulasan mengenai tradisi mengerikan di Indonesia.***