Bogordaily.net – Universitas Pelita Harapan (UPH) memberikan pelatihan pembuatan sabun ramah lingkungan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Wisata Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Adapun dalam pelatihan pada hari kedua yang berlangsung pada Selasa, 8 Oktober 2024 diikuti oleh kurang lebih 20 peserta yang berfokus pada pembuatan dan desain sabun ramah lingkungan dengan dipandu oleh Dr. Theodosia Christhe N., S.ST. Par, M.M.
Dosen Universitas Pelita Harapan (UPH) Dr Yustisia Kristiana mengatakan bahwa, pelatihan dimulai dengan pengenalan mengenai konsep sabun alami dan pentingnya memproduksi sabun sendiri.
Salah satu alasan utamanya adalah, untuk menghindari penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya yang biasanya terkandung dalam sabun komersial.
Seperti Sodium lauryl sulfate (SLS). Bahan ini sering ditemukan pada produk sabun di pasaran dan dapat menyebabkan iritasi kulit serta berdampak buruk pada lingkungan jika terus-menerus digunakan.
“Dengan membuat sabun alami sendiri, masyarakat dapat memilih bahan-bahan yang lebih aman dan ramah lingkungan, serta sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujar Dr Yustisia Kristiana kepada Bogordaily.net.
Menurutnya, Desa Wisata Batu Layang, yang mengusung konsep wisata berkelanjutan, sangat memerlukan produk-produk yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Sabun alami menjadi salah satu produk unggulan yang memiliki banyak manfaat.
Selain dapat digunakan oleh masyarakat desa sendiri, sabun ini juga bisa disediakan untuk para wisatawan yang menginap di homestay.
Dengan menyediakan produk lokal yang ramah lingkungan, desa ini menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian alam sekaligus menciptakan pengalaman yang autentik bagi para wisatawan.
“Selain itu, produk ini berpotensi dijadikan oleh-oleh yang menarik bagi wisatawan, menciptakan peluang ekonomi tambahan bagi penduduk setempat,” jelasnya.
Lebih lanjut, dalam sesi pelatihan, para peserta diajarkan mengenai bahan-bahan dasar yang digunakan, peralatan yang diperlukan, serta tahapan-tahapan dalam proses pembuatan sabun ramah lingkungan.
Kemudian, para peserta juga diajak untuk mendesain kemasan sabun yang menarik, sehingga produk yang dihasilkan tidak hanya fungsional tetapi juga dapat memiliki nilai jual.
Produk sabun yang dihasilkan dari pelatihan ini diberi nama “Aroma Layang”, sebuah nama yang menggambarkan identitas lokal Desa Wisata Batu Layang.
“Nama ini tidak hanya mewakili aroma sabun yang wangi dan segar, tetapi juga mencerminkan komitmen desa dalam menghasilkan produk ramah lingkungan,” ungkap Dr Yustisia Kristiana.
Dorong Produk Ramah Lingkungan
Sementara itu, melalui pelatihan ini, diharapkan masyarakat Desa Wisata Batu Layang dapat terus mengembangkan keterampilan mereka dalam pembuatan produk ramah lingkungan. Serta mampu mengoptimalkan potensi ekonomi dari sektor pariwisata melalui produk-produk kreatif yang berkelanjutan.
Sebagai informasi, dalam pelatihan yang berlangsung selama dua hari pada tanggal 7-8 Oktober 2024 ini merupakan bagian dari skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Batulayang.
Dalam kegiatan ini diinisiasi oleh tim pengabdian yang diketuai oleh Dr. Theodosia Christhe N., S.ST. Par, M.M., dengan dukungan dari dua dosen lainnya, yaitu Dr. Yustisia Kristiana, S.ST., M.M., CPHCM, dan Dr. Nonot Yuliantoro, S.Sos., M.M.
Kemudian, program ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk tahun anggaran 2024.
Selain itu, kegiatan ini juga terintegrasi dengan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), sehingga mahasiswa turut berperan serta dalam proses pelatihan, memberikan mereka pengalaman langsung di lapangan.(Albin Pandita)