Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah menjadi sorotan tajam. Isu-isu seperti maraknya judi online dan serangan siber oleh hacker membuat publik mempertanyakan sejauh mana institusi ini mampu menjalankan tugasnya.
Selain itu, kapasitas para Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) juga menjadi bahan diskusi hangat. Dari berbagai menteri yang pernah menjabat, hanya Rudiantara yang dinilai publik berhasil menunjukkan profesionalisme sejati.
Judi Online dan Serangan Siber: Ujian Berat Kemenkominfo
Permasalahan judi online terus menjadi momok yang sulit diatasi oleh pemerintah. Maraknya platform judi online menunjukkan lemahnya kontrol serta pengawasan sistem digital. Belum tuntas dengan masalah itu, Kemenkominfo kembali diuji dengan serangan ransomware yang menargetkan pusat data nasional. Serangan ini membuktikan rentannya infrastruktur digital Indonesia terhadap ancaman siber, sekaligus memunculkan keraguan atas kemampuan Menkominfo saat ini, Budi Arie.
Rudiantara: Menkominfo yang Profesional dan Fokus pada Pembangunan
Di tengah kritik terhadap Menkominfo saat ini, nama Rudiantara mencuat sebagai figur yang berhasil menjaga integritas dan profesionalisme selama menjabat pada 2014-2019. Ia dikenal tidak terlibat dalam politik praktis maupun mendekati lingkaran keluarga presiden. Hal ini membuatnya fokus pada tugas utama, yakni mengembangkan infrastruktur teknologi informasi di Indonesia.
Salah satu pencapaian besar Rudiantara adalah keberhasilan menyelesaikan Proyek Palapa Ring pada tahun 2019. Proyek ini, yang sering disebut sebagai “Tol Langit”, bertujuan menghubungkan seluruh wilayah Indonesia dengan jaringan internet berkecepatan tinggi. Palapa Ring menjadi fondasi penting dalam pemerataan akses internet hingga ke pelosok negeri.
Setelah Rudiantara: Korupsi dan Mandeknya Pembangunan
Sayangnya, setelah Rudiantara digantikan oleh Johnny G. Plate, harapan besar terhadap Kemenkominfo justru memudar. Bukannya melanjutkan pembangunan infrastruktur, Johnny terlibat dalam kasus korupsi proyek BTS yang merugikan negara hingga Rp 8 triliun. Anggaran tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menyambungkan wilayah seperti Papua dan Maluku dengan jaringan 4G.
Kini, di bawah kepemimpinan Budi Arie, proyek besar seperti Palapa Ring seolah terhenti. Alih-alih melanjutkan visi pemerataan digital, fokus pemerintah terpecah pada isu-isu lain yang belum menunjukkan solusi konkret, termasuk pemberantasan judi online dan peningkatan keamanan data nasional.
Pelajaran dari Era Rudiantara
Dari perbandingan ini, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan seorang Menkominfo sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program-program strategis. Rudiantara membuktikan bahwa profesionalisme dan fokus pada pembangunan adalah kunci dalam membawa kemajuan teknologi informasi di Indonesia. Tantangan bagi menteri-menteri berikutnya adalah melanjutkan warisan ini, bukan malah tenggelam dalam masalah internal atau politisasi jabatan.
Jika pemerintah ingin mewujudkan Indonesia sebagai negara dengan infrastruktur digital yang kuat, sudah saatnya kembali ke model kepemimpinan seperti Rudiantara: profesional, berintegritas, dan berorientasi pada pembangunan.***
Gibran