Sunday, 22 December 2024
HomeOpiniLapangan Dramaga Loceng: Saksi Bisu Perjuangan Kemerdekaan

Lapangan Dramaga Loceng: Saksi Bisu Perjuangan Kemerdekaan

Lapangan Dramaga Loceng memiliki sejarah panjang dalam perjalanan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Awal Mula Lapangan

Lapangan Dramaga Loceng merupakan fasilitas masyarakat yang telah ada sejak masa kolonial. Dibangun oleh pemilik kontrak perkebunan Dramaga, lapangan ini diserahkan kepada masyarakat untuk digunakan sebagai tempat olahraga, terutama sepak bola.

Peran Saat Kemerdekaan

Pada masa proklamasi kemerdekaan, Lapangan Dramaga Loceng menjadi pusat pelatihan pemuda.

Dipimpin oleh Camat Suwandana, pemuda-pemuda ini dibina menjadi pejuang melalui organisasi Angkatan Pemuda Indonesia (API), yang kemudian berubah nama menjadi Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI).

Pelatihan Kemiliteran

Lapangan Dramaga Loceng melatih sekitar 20-25 pemuda setiap periode. Mereka diajarkan dasar-dasar kemiliteran dan dibekali semangat mempertahankan kemerdekaan.

Setelah pelatihan, banyak yang bergabung dengan organisasi perjuangan seperti Laskar Rakyat, Hisbullah, Barisan Bambu Runcing, hingga Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Lapangan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan bangsa, baik sebagai tempat pelatihan militer maupun pusat kegiatan masyarakat.

Seruan Pelestarian

Lapangan Dramaga Loceng Saksi Bisu Perjuangan Kemerdekaan_1

Radjan Rachmat menegaskan pentingnya mempertahankan Lapangan Dramaga Loceng sebagai ruang publik dan situs sejarah.

Alasan utama:

Dari Segi Lingkungan: Lokasi strategis sebagai paru-paru kota di tengah permukiman padat.

Dari Segi Sejarah: Berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan.

Dari Segi Kepentingan Umum: Digunakan oleh sekolah, organisasi olahraga, dan acara keagamaan.

Penutup

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.”

Saya berharap Lapangan Dramaga Loceng tetap dilestarikan sebagai monumen perjuangan.

Dengan penuh kesadaran, saya menyatakan dukungan agar lapangan ini terus menjadi milik masyarakat untuk generasi yang akan datang.***

Ditulis Oleh: Radjan Rachmat, Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here