Bogordaily.net – Seorang remaja berinisial T.A.P (15), yang sejak lahir sebagai perempuan, mengalami perubahan jenis kelamin menjadi laki-laki.
Perubahan ini terungkap pada 23 Oktober 2024, saat orang tua T.A.P, Sukarsih, memeriksakan kondisi anaknya ke puskesmas.
Sukarsih awalnya tidak menyangka anaknya yang terlahir sebagai perempuan kini berubah menjadi laki-laki.
“Saya kaget, tidak menyangka dia berubah jadi cowok. Dari kecil memang perempuan, tapi akhirnya saya ajak periksa ke puskesmas dan dia mau. Kata dokter, ini sudah laki-laki, Bu,” ungkap Sukarsih kepada Bogordaily.net pada Selasa 10 Desember 2024.
Menurut Sukarsih, T.A.P yang lahir pada tahun 2010 memang memiliki sikap tomboy sejak kecil dan sering bermain dengan teman-teman laki-lakinya.
Namun, ia tidak menyadari adanya tanda-tanda fisik perubahan kelamin hingga dokter memeriksa dan menemukan organ kelamin laki-laki yang belum sepenuhnya berkembang.
Perjalanan medis yang panjang
setelah pemeriksaan awal di puskesmas, TAP dirujuk ke beberapa rumah sakit, termasuk RS Medika, RS Cibinong, hingga akhirnya ke RS Fatmawati, untuk menjalani proses lebih lanjut.
Saat ini, TAP sedang menempuh serangkaian prosedur untuk menyempurnakan perubahan jenis kelaminnya, yang diperkirakan membutuhkan tiga kali operasi.
Namun, proses tersebut terhambat oleh kebutuhan untuk cek kromosom, yang membutuhkan biaya cukup besar.
“Cek kromosom itu biayanya hampir Rp 8,5 juta. Kalau pakai BPJS, prosesnya lama, sekitar dua Bulan, sedangkan anak saya ingin segera operasi karena prosesnya bertahap,” jelas Sukarsih.
Kondisi sekolah dan administrasi
demi menjaga kenyamanan TAP, sekolahnya saat ini ditunda sementara.
“Guru-gurunya sudah datang ke rumah dan memaklumi kondisi ini. Kami khawatir kalau teman-teman sekolahnya tahu, akan ada bully-an, jadi sementara sekolahnya ditunda dulu,” kata Sukarsih.
Selain urusan medis, keluarga juga tengah mengurus dokumen administrasi, seperti akta kelahiran, untuk menyesuaikan identitas TAP setelah perubahan jenis kelamin selesai.
Diagnosa dan Harapan Orang Tua
Dokter mendiagnosa TAP dengan kondisi langka bernama pospodia, yang menyebabkan perubahan alat kelamin.
Sukarsih dan keluarganya sudah menerima kondisi ini dengan ikhlas dan bahkan telah menyiapkan nama baru untuk T.A.P setelah proses perubahan selesai.
Beberapa nama yang dipilih adalah Muhammad Abhizar Albiru, Muhammad Rafka, dan Aydan Atthallah.
“Kami hanya berharap ada bantuan dari pemerintah agar operasi ini bisa segera dijalankan,” harapnya.***
Ibnu Galansa