Bogordaily.net – Stabilitas sistem keuangan adalah elemen kunci dalam menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia.
Sistem keuangan yang stabil memungkinkan lembaga keuangan menjalankan fungsi utamanya, seperti alokasi sumber daya yang efisien, pengendalian inflasi, dan stabilitas nilai tukar.
Namun, di tengah ketidakpastian geopolitik global, menjaga stabilitas ini menjadi semakin kompleks.
Peran Stabilitas Sistem Keuangan
Stabilitas sistem keuangan berfungsi menumbuhkan kepercayaan di antara investor dan konsumen.
Dengan kepercayaan ini, partisipasi dalam kegiatan ekonomi, seperti konsumsi dan investasi, meningkat, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain itu, sistem keuangan yang stabil membantu menjaga stabilitas harga melalui kebijakan moneter yang efektif dan melindungi nilai tukar di pasar internasional, mendukung perdagangan serta investasi global.
Menurut Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, faktor internal dan eksternal seperti kebijakan moneter, kondisi ekonomi global, serta ketegangan geopolitik memengaruhi stabilitas keuangan.
Bank sentral memegang peran penting melalui pengendalian suku bunga, sementara kebijakan ekonomi domestik dan regulasi juga menjadi penentu.
Tantangan Eksternal: Geopolitik dan Perdagangan Global
Ketegangan geopolitik global, seperti perang dagang AS-Tiongkok dan konflik Rusia-Ukraina, memicu lonjakan harga energi dan pangan, memberikan tekanan pada sistem keuangan Indonesia.
Di sisi lain, kebijakan proteksionis serta perubahan suku bunga global memengaruhi arus modal dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Menurut data dari CORE Indonesia, fenomena ini menambah tekanan pada perekonomian nasional, termasuk pada sektor keuangan.
Tantangan Internal: Deindustrialisasi dan Konsumsi Domestik
Di tingkat domestik, perlambatan konsumsi kelas menengah, kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan pengurangan belanja modal menjadi hambatan pertumbuhan ekonomi.
CORE Indonesia menekankan bahwa persoalan struktural, seperti deindustrialisasi dini, turut menghambat penciptaan lapangan kerja dan nilai tambah industri.
Strategi Menghadapi Tantangan
Menghadapi tantangan ini, diperlukan strategi komprehensif. CORE Indonesia merekomendasikan kebijakan fiskal yang mendukung daya beli masyarakat, penguatan infrastruktur dengan efek pengganda ekonomi, dan revitalisasi sektor manufaktur.
Peningkatan sinergi antara BUMN, swasta, dan UMKM dalam kerangka ekonomi inklusif juga menjadi langkah penting.
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengadopsi kebijakan moneter adaptif dan penguatan regulasi untuk menjaga stabilitas keuangan.
Langkah ini didukung oleh percepatan digitalisasi sektor keuangan untuk meningkatkan efisiensi.
Dampak Risiko Geopolitik pada Perbankan
Penelitian Nadia et al. (2024) menunjukkan bahwa risiko geopolitik dan ketidakpastian ekonomi secara signifikan memengaruhi pertumbuhan kredit di perbankan Indonesia.
Bank cenderung bersikap konservatif dalam pengambilan keputusan kredit, sejalan dengan hipotesis precautionary motive.
Membangun Ketahanan Sistem Keuangan
Dalam menghadapi dinamika global, Indonesia perlu meningkatkan kerjasama internasional, diversifikasi ekonomi, dan literasi keuangan masyarakat.
Dengan langkah-langkah ini, stabilitas sistem keuangan Indonesia dapat diperkuat, mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Ketidakpastian geopolitik dan tekanan ekonomi global memang menjadi tantangan besar, tetapi dengan strategi yang terintegrasi, Indonesia dapat memastikan ketahanan sistem keuangan dan meraih peluang pertumbuhan di masa depan.***
Ditulis oleh Dini Mulia Sari, Muhammad Alfin Hisam, Diyah Novita Kurnianti para mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, dan Program Studi Doktoral Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam, Sekolah Pascasarjana, IPB University.