Bogordaily.net – Dua anak penyandang disabilitas di Desa Leuwinutug, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor perlu perhatian khusus dari Pemerintah di tengah gencarnya program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Bagaimana tidak, dua anak penyandang disabilitas di Citeureup, yakni Marwan Maulana (7) anak dari pasangan Mansur dan Eka Herawati, serta Enda Subandi (15) anak dari pasangan Ayat Subandi dan Ernawati, warga Kampung Blok Monong, Desa Leuwinutug kondisinya memprihatinkan.
Salah satu orang tua penyandang disabilitas Ayat Subandi, mengatakan bahwa anaknya Enda Subandi (15), memiliki penyakit sejak berumur empat bulan, akibat penyakit tersebut membuat pertumbuhan Enda, terbilang lambat dan tidak seperti anak seusia pada umumnya.
“Itu dari umur 1-2 bulan sih normal, cuma pas 3-4 bulan itu panas hingga mengalami step (kejang-kejang), dibawa ke RS dapat 10 hari di cikaret, terus udah dibawa ke tasik dirawat tapi hasilnya tetap kayak begini,” kata Ayat kepada wartawan, Selasa 7 Januari 2025.
Ia menjelaskan, selama penyekit itu mendera anaknya, ia pernah menerima sekali bantuan dari pihak pemerintah berbupa sembako dan kursi roda.
Namun, untuk saat ini kursi roda tersebut dinilai tidak terpakai, karena kondisi anak yang sudah membesar dan perlu kursi roda dengan ukuran yang lebih besar.
“Pada 2021, bantuan berbentuk sembako, kursi roda, sekarang anaknya sudah gede jadi gak kepake dan harus ganti dengan ukuran yang lebih gedean lagi,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia tidak melupakan kebaikan-kebaikan pihak desa. Namun ia juga tidak berharap lebih terhadap desa yang sudah berulang kali mendata mereka sebagai penerima bantuan selanjutnya.
Selanjutnya, Ia mengingatkan, agar pemerintah tidak hanya peduli saat kasus haya saat viral saja. Ia mengingatkan pemerintah agar turun langsung sebelum keluh-kesah masyarakat diketahui orang banyak.
“Harapannya ke pemerintahan lebih liat liat ke bawah lagi supaya ada kejadian cepat ditindak, supaya jangan ada gini lagi,” ujar Ayat.
Sementara itu, di tempat yang sama, orang tua dari Marwan Maulana (7), Mansur mengatakan bahwa, puteranya itu lahir dengan kondisi normal.
Namun, sejak usia 1 bulan mengalami demam tinggi yang berujung pada keterlambatan pertumbuhan dan gangguan fisik.
“Pokoknya syarafnya berbelit-belit lah gitu lupa namanya, transfusi darah juga empat kali,” ucap Mansur
Mansur mengatakan, saat ini keluarganya butuh uluran tangan dari pemerintah terkait kondisi anaknya yang memprihatinkan karena tidak bisa jalan.
Bapak dari lima anak tersebut mengungkapkan kesulitan dari segi biaya hingga kadaluarsanya kartu BPJS yang dimiliki.
Selain itu, Mansur juga mengatakan saat ini bantuan dari pihak Desa Leuwinutug baru menghadirkan berupa bantuan kursi roda dan sembako sejak Covid-19 melanda.
“Ditanya susu dan pampers sehari berapa, gitu doang ga ada lagi. Kalo saya intinya kalo mau dibantu memang seharusnya dibantu, kalo ga ada saya ga nuntut, kalo ada ya saya terima kalo ga ada saya pasrah sama yang kuasa,” ungkapnya.(Albin Pandita)