Bogordaily.net – Kisah inspiratif tentang polisi baik dan sholeh dari Bogor ini viral dan jadi perbincangan, ia jadi marbot masjid.
Namanya, Shandy Darmenda. Kisahnya bermula pada pada enam bulan yang lalu, seorang pria yang aktif di dunia majelis taklim menceritakan pengalamannya dalam berbagi kebaikan kepada sesama.
Meskipun tidak ada instruksi resmi, ia merasa terpanggil untuk bergabung dengan berbagai kegiatan sosial, setelah menerima petunjuk dari sahabatnya di daerah Kencana.
Menurutnya, ini merupakan bentuk hidayah yang menggerakkan hatinya, terutama setelah ia terlibat dalam aksi penyemprotan disinfektan di masjid dan musala pada masa awal pandemi COVID-19.
“Waktu itu, kita bergabung dengan teman-teman BPBD untuk membantu membersihkan tempat ibadah,” ungkapnya.
Dengan dedikasi tinggi, ia menyempatkan diri melakukan kegiatan sosial ini di luar jam dinas, bahkan menyebutkan bahwa setiap hari ia berusaha menyisihkan waktu untuk membantu teman-temannya di majelis.
Tak hanya itu, motivasi utamanya adalah untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi banyak orang, seperti kehilangan barang atau terjerat penipuan.
Meski demikian, ia tetap sadar bahwa sebagai manusia, keterbatasan selalu ada.
“Saya pernah mengalami titik terendah dalam hidup, dan itu membuat saya semakin memahami pentingnya amal kebaikan,” jelasnya.
Ia pun menceritakan bahwa dalam perjalanan amalnya, ia sudah membersihkan lebih dari 12 masjid, dan meski tak dihitung secara detail, ia merasa puas dengan setiap langkah yang telah dilakukan.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk menjaga lingkungan sekitar, apalagi dengan maraknya kasus pencurian, terutama di area masjid.
Selain itu, ia juga aktif dalam dunia olahraga tembak, sebuah hobi yang ia jalani dengan serius.
Pada tahun 2024, ia berhasil meraih juara satu dalam perlombaan antar-polres se-Jawa Barat.
“Harapannya tetap Istiqomah, karena konsistensi itu sangat sulit,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa meskipun tak ada yang sempurna, yang terpenting adalah berbuat yang terbaik menurut Tuhan.
Saat ditanya mengenai pengalaman paling berkesan, ia menjawab dengan penuh kesyukuran.
“Yang paling berkesan itu adalah ketenangan batin yang saya rasakan. Semua yang terjadi adalah berkah dan kemudahan dari Tuhan.”
Dalam perjalanan hidupnya, ia juga bertekad untuk terus memberi, baik itu dengan memperbaiki fasilitas masjid yang rusak atau membantu masyarakat yang membutuhkan.
Ia menyadari betul bahwa sebagai manusia yang penuh kekurangan, menerima takdir Tuhan adalah hal yang harus dilakukan dengan penuh kerelaan.
“Kita ini hanya makhluk yang diciptakan, jadi jangan merasa kita yang mengatur segalanya,” ujarnya.***