Wednesday, 12 March 2025
HomeNasionalMarak Pencurian Alat Deteksi Gempa dan Tsunami, BMKG Angkat Suara

Marak Pencurian Alat Deteksi Gempa dan Tsunami, BMKG Angkat Suara

Bogordaily.net – Kasus pencurian alat deteksi dan peringatan dini tsunami kembali terjadi di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika () melaporkan bahwa insiden terbaru terjadi di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, pada Selasa, 12 Februari 2025, sekitar pukul 23.00 WITA.

Dalam kejadian ini, pencuri membawa kabur enam unit aki yang berfungsi sebagai sumber daya utama untuk menghidupkan sensor seismograf.

Tak hanya itu, dua unit panel surya yang terpasang di atas bangunan shelter Stasiun SPSI (Sidrap-Indonesia) juga ikut raib. Para pelaku bahkan nekat membongkar bangunan shelter untuk mengakses dan mengambil peralatan vital tersebut.

BMKG: Kerugian Besar dan Ancaman Keselamatan

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menegaskan bahwa pencurian ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga berisiko besar bagi keselamatan masyarakat.

Tanpa alat-alat ini, sistem pemantauan di wilayah tersebut menjadi terganggu, sehingga potensi yang bisa berakibat fatal tidak dapat terdeteksi dengan baik.

“Pencuri masuk ke dalam shelter, mengambil seluruh baterai (aki) yang merupakan sumber daya utama bagi stasiun monitoring . Akibatnya, BMKG terpaksa mencabut seluruh peralatan yang tersisa, termasuk sensor, digitizer, dan alat komunikasi, untuk menghindari kerugian lebih besar,” ujar Daryono dalam keterangannya pada Sabtu, 15 Februari 2025.

Berdasarkan laporan Pusat Nasional (Pusgen, 2017), Sesar Walanae yang melintasi Sulawesi Selatan bukanlah sesar mikro, melainkan sesar regional yang dapat memicu besar hingga magnitudo M 7,1.

Wilayah Teluk Mandar, Pinrang, Rappang, dan Parepare termasuk daerah dengan tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi akibat pergerakan sesar ini.

Selain bumi, daerah tersebut juga rawan mengalami dampak ikutan seperti tanah longsor, runtuhan batu, dan likuifaksi.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa wilayah ini pernah diguncang berkekuatan M 6,0 pada 29 September 1997, yang mengakibatkan 16 orang meninggal dunia, 35 orang mengalami luka berat, serta lebih dari 250 rumah mengalami kerusakan ringan hingga berat.

BMKG Imbau Masyarakat untuk Tidak Merusak Alat Deteksi

BMKG meminta masyarakat untuk ikut menjaga alat-alat pendeteksi dan tsunami yang telah dipasang di berbagai daerah. Keberadaan alat-alat ini sangat penting untuk memberikan peringatan dini terhadap potensi bencana.

Pihak BMKG juga bekerja sama dengan aparat kepolisian untuk menindak tegas pelaku pencurian dan memastikan alat-alat yang hilang dapat segera digantikan demi keberlangsungan sistem pemantauan bencana di Indonesia.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here