Bogordaily.net — Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Prof Dr Arief S Kartasasmita kuliah pengolahan sampah ke Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor di Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu, 26 Februari 2025.
Rektor Unpad didampingi sejumlah dekan dan jajaran akademisi menyaksikan langsung pengelolaan dan daur ulang sampah di fasilitas Integrated Waste Management (IWM) yang dikelola TSI bekerjasama dengan Green Prosa.
Rektor Unpad dan TSI juga berdiskusi terkait pengembangan IWM sebagai pusat riset bagi mahasiswa dan peneliti yang ingin mendalami sistem pengelolaan limbah terpadu.
Di sela kunjungannya, Prof Dr Arief S Kartasasmita mengungkapkan apresiasinya kepada TSI yang berhasil mengelola limbah. Di mana sejak tahun 2022 telah mampu mengolah sebanyak 7.230 ton sampah setiap hari.
“Selamat buat Pak Tony bahwa Taman Safari sudah bisa memberikan salah satu contoh bagaimana pengelolaan sampah secara modern yang tidak harus dimaknai atau dipersepsikan sebagai sesuatu hal yang negatif, tapi justru malah memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan juga dapat dilakukan secara baik dan sehingga menarik bagi orang dan objek wisata,” bebernya didampingi founder TSI, Tony Sumampau.
Menurut Rektor Unpad, apa yang dilakukan TSI sangat sejalan dengan prinsip Unpad sebagai salah satu universitas yang mengusung tema lingkungan.
“Sebetulnya itu pola ilmiah kami adalah lingkungan hidup salah satunya. Kami ini punya tantangan di kampus bagaimana caranya agar keberadaan kami tidak hanya memikirkan secara keilmuan tetapi bermanfaat khususnya dalam pengelolaan lingkungan,” ujar Prof Dr Arif S Kartasasmita.
Ia menyebut, saat ini Unpad bagian dari pemerintah khususnya di Bandung dan Sumedang. “Kami ini mendapat tantangan bagaimana sampah di kampus bisa diselesaikan,” ucapnya.
Ke depan, lanjut dia, Unpad akan menjadi salah satu perguruan tinggi pelopor dalam pengelolaan sampah di Indonesia.
“Dan sekarang kami bertugas bersama-sama ITB di kawasan Jabar yang mudah-mudahan ini bisa menjadi salah satu modal atau model ke depan kami akan melakukan hal yang mirip,” ungkapnya.
Sehingga, sambungnya, bagaimana ini bisa dimanfaatkan sebagai keilmuan khususnya keilmuan bidang lingkungan dan bisa ditularkan secara berkesinambungan ke seluruh masyarakat di Indonesia
“Karena kami punya biologi, kami punya lingkungan kami punya komunikasi dan seterusnya,” tandasnya.
Sementara itu, Tony Sumampau selaku Founder TSI Group, mengungkapkan bahwa kunjungan ini bertujuan memperkuat sinergi antara dunia akademik dan industri dalam menciptakan solusi berkelanjutan bagi pengelolaan limbah terpadu.
IWM TSI merupakan salah satu inisiatif unggulan dalam pengolahan limbah secara berkelanjutan.
“Melalui fasilitas ini, berbagai jenis sampah dikelola dengan metode ramah lingkungan, mulai dari pemilahan, pengolahan organik menjadi pupuk, hingga daur ulang sampah anorganik menjadi produk bernilai tambah,” ujarnya.
Upaya ini sejalan dengan penciptaan model ekonomi sirkular yang dapat memberikan multiplier effect bagi masyarakat sekitar.
“Taman Safari Indonesia melalui IWM berupaya menghadirkan solusi nyata bagi tantangan pengelolaan sampah di Indonesia. Dengan keterlibatan dunia akademik, kami optimistis bahwa inovasi dalam pengelolaan limbah terpadu dapat berkembang lebih jauh dan memberikan dampak positif yang luas bagi lingkungan serta masyarakat,” terangnya.
(Acep Mulyana)