Bogordaily.net – Suporter meluapkan kekecewaanya terhadap pemain dan manajemen Persikabo 1973 usai mengalami kekalahan beruntun di babak play off Liga 2 Pegadaian.
Sebelumnya diketahui, Tim Persikabo 1973 harus kembali menelan kekalahan memalukan di Stadion Pakansari, Cibinong atas Dejan FC 1-3 pada Selasa 4 Februari 2025.
Kekalahan tersebut membuat tim berjuluk laskar padjajaran itu semakin terpuruk, dan berpeluang untuk terdegradasi dan terlempar dari Liga 2 Pegadaian ke Liga 3 Nusantara.
Menanggapi hal tersebut, Perwakilan Suporter Persikabo 1973 Heri Khaeruman menyebut, para suporter dinilai telah totalitas mendukung tim kebanggan warga Bogor itu.
Namun, hasil yang kurang maksimal diraih oleh tim Persikabo 1973 dari beberapa laga dinilai mengecewakan para suporter.
“Di luar pulau kita ada, kita udah habis-habisan segala macam loh, banyak yang bolos kerja, kalo dari awal kek gitu ga usah ada di persikabo, buat apa?,” kata Heri kepada wartawan, Kamis 4 Februari 2025.
Ia menegaskan, para pemain yang saat ini bermain untuk tim Persikabo 1973 dinilai belum pantas mengenakan baju klub kebanggan masyarakat Bogor itu.
“Bagi gua lu semua ini ga pantes pake logo persikabo di dada ini, iya jelas kami kecewa dengan hasil ini, kita udah tau lah kalo soal kebobrokan yang ada di manajemen ini,” jelasnya.
Heri mengatakan, manajemen dan para pemain dinilai tak becus dalam setiap mengarungi pertandingan. Walaupun, beberapa kali menggaungkan hastag #semangatbaru.
“Hastag yang dimaksud #semangatbaru itu apa? sekarang kita tidak usah bicara teknis, kita sama-sama tau oke pada saat reguler lu bisa jual beli pertandingan, tapi pada saat play off beberapa pertandingan di home dan away pun kita kalah,” ujar Heri.
Kemudian, suporter mengklaim para pemain bahkan ada yang dibayar. Sehingga bermain untuk tim Persikabo 1973 seperti tidak ada gairah.
“Apakah dari sisi pemain ada yang masuk angin, ada yang dibayar sehingga kalah terus,” imbuhnya.
Heri menambahkan, para suporter akan senantiasa mendukung terus tim Persikabo 1973 dengan sepenuh hati. Namun, harus dibayar dengan kinerja dan juga kesungguhan dari para pemain.
“Fungsi kami hanya mendukung dan mensupport kalian, kita berkontribusi dari sisi perbaikan kalian bermain di lapangan kami di tribun. kami tidak ada bayaran, tidak ada input hanya rasa cinta,” tuturnya.
Lebih lanjut, saat ini, pihaknya sudah bersurat terhadap pihak manajemen Persikabo 1973 untuk melakukan audiensi. Namun, belum ada tindak lanjut hingga hari ini.
“Kami sudah layangkan surat kepada manajemen audience, pra play off baik terkait masalah puncak maupun harga tiket yg berubah dari online ke offline, tapi respon dari manajemen mana yang katanya setiap menjelang pertandingan akan menemui suporter, tapi realitanya mana,” imbuhnya.
Selain itu, para suporter mengancam akan melaksanakan demo kepada manajemen. Jika belum ada itikad.
“Masa iya kami harus turun ke jalan untuk bertindak anarkis, kami sudah dewasa,” ungkap Heri.(Albin Pandita)