Thursday, 6 March 2025
HomeKabupaten Bogor168 Warga Terdampak Pergeseran Tanah di Bojong Koneng

168 Warga Terdampak Pergeseran Tanah di Bojong Koneng

Bogordaily.net – Sebanyak 168 warga , terdampak . Adapun, dalam peristiwa itu tidak menyebabkan korban jiwa.

Sebanyak 168 Jiwa tersebut dengan rincian, RT 01/RW 09 dengan tiga unit rumah rusak berat dan dua unit rusak sedang, jumlah KK yang terdampak yakni lima KK atau 25 jiwa.

Kemudian, RT 02/RW 09, 13 unit rumah rusak berat dengan 13 KK atau 53 jiwa, 25 unit rusak sedang yang berdampak lada 25 KK atau 90 jiwa, dan 24 unit rumah rusak ringan dengan 24 KK atau 103 jiwa yang terdampak peristiwa itu.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Adam Hamdani mengungkapkan bahwa, bencana yang terjadi pada wilayah Bojong Koneng itu akibat intensitas hujan yang tinggi dan kondisi tanah yang labil.

“Dikarenakan hujan dengan intensitas tinggi yang cukup lama serta kondisi tanah yang labil mengakibatkan di wilayah tersebut sehingga mengakibatkan beberapa unit rumah mengalami kerusakan,” kata Adam, Rabu 5 Maret 2025.

Menurutnya, 168 warga yang terdampak itu sudah mengungsi di kontrakan terdekat yang berada di Bojong Koneng dan sebagian mengungsi di rumah milik kerabat.

Kemudian, pihaknya telah mendirikan tenda dari pihak Kementerian Sosial (Kemensos) sudah berada di Bojong Koneng untuk titik kumpul masyarakat.

Selain itu, Dinas Kesehatan sudah berada di lokasi kejadian untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang terdampak .

“Tenda Kemensos sudah didirikan untuk antisipasi bilamana pergerakan tanah kembali di gunakan untuk titik kumpul. Dinkes sudah standby di lokasi apabila ada pengungsi yang sakit,” jelasnya.

Sebelumnya, pergerakan tanah terjadi di ‘halaman rumah’ Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto, tepatnya di , , Kecamatan Babakan Madang.

Salah satu warga yang terdampak, M Sanusi (52) membagikan cerita saat peristiwa itu terjadi. Pergerakan tanah itu, kata dia, terjadi sejak Sabtu, 1 Maret 2025 hingga saat ini.

Ia mengatakan, saat itu sedang melakukan salat terawih di rumah. Saat itu hujan mengguyur sejak pukul 18.00 hingga 06.00 WIB.

“Lagi di rumah lagi taraweh, tiba-tiba pas pagi ketawan retak-retak disini. Terus yang paling parahnya lagi pas awal, hujannya dari jam 6 sampe jam 6 lagi pagi, 12 jam,” ungkap Sanusi wartawan.(Albin Pandita)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here