Bogordaily.net – Di tengah gempuran modernisasi dan urbanisasi, masih ada secercah harapan bagi kelestarian alam Indonesia. Harapan itu salah satunya terpancar dari sosok Bilal Maulana Assaf, seorang asisten dosen program studi ekowisata yang berdedikasi tinggi terhadap konservasi alam dan pemberdayaan masyarakat lokal. Kisah Bilal adalah cerminan semangat generasi muda yang peduli lingkungan, berani mengambil peran, dan berinovasi untuk masa depan bumi pertiwi.
Kecintaan pada Alam Sejak Dini
Benih kecintaan Bilal pada alam tumbuh sejak kecil. Hobi memelihara binatang dan lingkungan sekitar rumah menjadi guru pertama yang menanamkan rasa sayang dan tanggung jawab terhadap makhluk hidup. Interaksi dengan alam bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga menjadi fondasi kuat bagi ketertarikannya pada bidang ekowisata. Pengalaman masa kecil itu membentuk karakter Bilal, mendorongnya untuk mencari cara bagaimana manusia dapat hidup selaras dengan alam, bukan malah mengeksploitasinya
Pendidikan sebagai Jembatan Pengabdian
Kesadaran akan pentingnya pendidikan formal mendorong Bilal untuk melanjutkan studi di bidang pariwisata Universitas Trisakti. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Menurutnya, pariwisata adalah ekstensi dari ekowisata yang lebih relevan dengan kondisi saat ini. Fleksibilitas kuliah daring juga menjadi pertimbangan penting, sehingga tidak mengganggu tugasnya sebagai asisten dosen. Pendidikan menjadi jembatan baginya untuk memperdalam ilmu, memperluas jaringan, dan mengaplikasikan pengetahuannya dalam dunia nyata.
Mengabdi sebagai Asisten Dosen dan Konsultan Biodiversitas
Setelah lulus, Bilal langsung terjun ke dunia pendidikan sebagai asisten dosen. Pengalaman ini menjadi wahana baginya untuk berbagi ilmu, membimbing mahasiswa, dan menginspirasi generasi penerus ekowisata. Selain mengajar, Bilal juga aktif sebagai sub konsultan atau surveyor biodiversitas. Profesi ini memberikan kesempatan baginya untuk terlibat langsung dalam penelitian, konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam di berbagai wilayah Indonesia.
Inisiator Aksi Nyata untuk Konservasi
Semangat Bilal tidak hanya terbatas pada ruang kelas dan proyek penelitian. Ia juga dikenal sebagai inisiator berbagai kegiatan terkait ekowisata, seperti peringatan Hari Sungai Nasional dan Hari Konservasi Alam Nasional. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Saat ini, Bilal sedang merintis Sukabumi Nature Club, sebuah wadah bagi para pecinta alam untuk berkumpul, belajar, dan berkontribusi dalam pelestarian alam Sukabumi.
Perkembangan Ekowisata yang Pesat dan Tantangan yang Mengadang
Bilal melihat perkembangan ekowisata di Indonesia semakin pesat. Wisata alam menjadi tren, dan pemerintah pun mulai memberikan dukungan melalui berbagai kebijakan. Namun, perkembangan ini juga menghadirkan tantangan tersendiri. Pemberdayaan masyarakat lokal menjadi kunci utama dalam pengembangan ekowisata yang berkelanjutan. Masyarakat perlu diedukasi tentang potensi wisata alam, pengelolaan yang baik, dan kebijakan yang mendukung. Keterbatasan sumber daya manusia yang memadai juga menjadi kendala yang perlu diatasi bersama.
Harapan untuk Sukabumi Nature Club dan Pesan untuk Generasi Muda
Bilal memiliki harapan besar terhadap Sukabumi Nature Club. Ia ingin mewujudkan wadah ini sebagai pusat edukasi dan rekreasi berbasis alam dan konservasi, sehingga masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Untuk generasi muda, Bilal berpesan agar tidak hanya belajar di kampus, tetapi juga mencari pengalaman di luar. Pengalaman adalah guru terbaik, dan dengan memperbanyak relasi serta terlibat dalam berbagai organisasi, akan semakin memperluas wawasan dan jaringan.
Kisah Bilal Maulana Assaf adalah inspirasi bagi kita semua. Dengan semangat, dedikasi, dan inovasi, generasi muda dapat menjadi agen perubahan dalam pelestarian alam Indonesia. Mari bersama-sama mendukung upaya Bilal dan para pejuang lingkungan lainnya, demi masa depan bumi yang lebih baik.***
Muhammad Musa Akbar, Komunikasi Digital dan Media