Bogordaily.net – Era digital telah membawa perubahan besar dalam cara kita mengakses informasi, termasuk informasi terkait kesehatan. Salah satu perubahan terbesar adalah peran pemimpin opini dalam membentuk opini publik dan memengaruhi keputusan individu di bidang kehidupan, termasuk kesehatan. Namun, beberapa masalah yang cukup serius baru-baru ini muncul terkait dengan penyebaran informasi kesehatan yang tidak akurat.
Fenomena Influencer dalam Dunia Kesehatan
Banyak orang mengandalkan informasi yang mereka terima dari influencer, baik itu tips kesehatan, rekomendasi produk, atau bahkan klaim tentang efektivitas obat-obatan atau suplemen. Hal ini tidak mengherankan mengingat influencer sering dianggap lebih dapat dipercaya karena kedekatan mereka dengan audiens dan gaya komunikasi yang santai dan mudah didekati. Namun, masalah dapat muncul ketika informasi yang diberikan oleh para influencer tidak didasarkan pada penelitian atau bukti ilmiah yang valid. BPOM mengingatkan agar para influencer berhati-hati dalam menyebarkan informasi kesehatan, apalagi jika informasi tersebut memuat hasil uji laboratorium yang belum tentu akurat atau valid. Tanpa pengawasan yang tepat, informasi tersebut dapat membingungkan masyarakat dan membahayakan kesehatan mereka.
Peran BPOM dalam Menjaga Kualitas Informasi Kesehatan
BPOM merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk memastikan keamanan dan kemanjuran produk yang beredar di pasaran Indonesia. Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, banyak pemangku kepentingan bersaing satu sama lain dengan menawarkan solusi cepat dan janji-janji kesehatan yang berlebihan. BPOM mencatat bahwa klaim apa pun yang dibuat tentang produk harus didukung oleh bukti ilmiah yang valid, terutama bukti dari uji laboratorium yang dapat dilacak. BPOM mengingatkan para influencer agar tidak asal-asalan mengunggah atau membagikan hasil tes yang belum terverifikasi resmi. Hasil uji laboratorium dapat memberikan kesan pertama tentang kualitas dan bahan suatu produk, tetapi tanpa pengujian dan verifikasi menyeluruh oleh lembaga terakreditasi, pernyataan ini dapat menyesatkan dan membahayakan konsumen. Hal ini juga dapat mengakibatkan pembagian informasi yang tidak tepat seperti itu dapat menyebabkan penyalahgunaan produk dan bahkan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi orang yang tidak memiliki pengetahuan medis memadai.
Tanggung Jawab Influencer dalam Etika Penyampaian Informasi
Tentu saja fenomena ini tidak bisa hanya disalahkan pada influencer saja. Mereka hanya mencoba berbagi informasi dengan khalayak luas. Namun sebagai tokoh yang memiliki pengaruh besar, mereka harus menyadari tanggung jawab moral mereka terhadap kesehatan masyarakat. Tanggung jawab ini tidak hanya mencakup pemilihan kata-kata yang tepat dan pemilihan produk yang aman, namun juga memastikan dasar yang jelas dan dapat dipahami atas informasi yang dibagikan. Influencer yang sering membagikan informasi terkait kesehatan sebaiknya memperhatikan terlebih dahulu sumber informasi yang digunakannya. Saat membagikan hasil uji klinis atau data penelitian, Anda harus memastikan bahwa informasi tersebut berasal dari sumber tepercaya, seperti laboratorium terverifikasi atau jurnal ilmiah bereputasi baik. Mengutip informasi yang tidak valid atau tidak bertanggung jawab dapat merusak kredibilitas informasi tersebut atau, lebih buruk lagi, membahayakan kesehatan pemirsa yang mengikuti rekomendasi Anda.
Pendidikan dan Pengawasan sebagai Solusi
Pendidikan adalah kunci untuk memecahkan masalah ini. Bukan hanya untuk para influencer, tetapi untuk masyarakat umum juga. Masyarakat harus diberikan pemahaman yang cukup untuk membedakan antara informasi yang akurat dan informasi yang berpotensi menyesatkan. Peran BPOM dan lembaga terkait lainnya sangat penting dalam memberikan edukasi tentang literasi kesehatan dan menunjukkan cara mengevaluasi pernyataan terkait kesehatan di media sosial. Selain itu, pemantauan terhadap influencer juga sangat penting. BPOM harus terus memantau hukum dan mengambil tindakan terhadap influencer yang ditemukan menyebarkan informasi palsu atau membahayakan kesehatan. Regulasi yang jelas dan ketat akan memberikan landasan bagi para influencer untuk lebih berhati-hati saat menyebarkan informasi terkait kesehatan.
Kolaborasi yang Diperlukan
Dalam dunia yang semakin terhubung melalui teknologi dan media sosial, kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan sangat penting untuk membangun ekosistem informasi kesehatan yang sehat dan aman. Sebagai lembaga pengawas, BPOM perlu lebih memperkuat pengawasannya terhadap informasi kesehatan yang beredar di masyarakat. Pada saat yang sama, para influencer perlu memahami bahwa meskipun audiens mereka besar, mereka juga memikul tanggung jawab besar untuk menyebarkan informasi yang akurat dan aman.
Diharapkan kerja sama yang baik antara regulator dan influencer akan memungkinkan masyarakat mendapatkan informasi kesehatan yang lebih baik dan terhindar dari risiko yang tidak perlu. Bagaimanapun, kesehatan adalah aset yang berharga, dan kita semua punya tanggung jawab untuk melindunginya serta mendidik diri sendiri dan orang lain agar selalu membuat pilihan yang tepat dan berdasarkan ilmu pengetahuan.***
Taupik Al Pala Mahasiswa Komunikasi dan Media Sekolah Vokasi IPB