Oleh: Muhammad Rafiasa
Dunia kerja terus berkembang seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, dan salah satu inovasi yang paling berpengaruh adalah Artificial Intelligence, yang bias kita kenal dengan sebutan AI (Artificial Intelligence). AI (Artificial Intelligence) adalah eknologi yang memiliki kemampuan pemecahan masalah layaknya manusia. AI juga disebut sebagai ilmu dan rekayasa dalam membuat mesin yang cerdas (John McCarthy). AI dalam tindakannya tampak seperti menirukan kecerdasan manusia, teknologi ini dapat mengenali gambar, menulis puisi, dan membuat prediksi berbasis data. AI telah mengubah cara kerja manusia, berkomunikasi dan berkolaborasi di berbagai industri. Seiring dengan perkembangan AI, muncul berbagai dampak terhadap pekerjaan manusia. Beberapa pekerjaan mengalami perubahan drastis, sementara yang lain bahkan terancam tergantikan. Namun, di sisi lain, AI juga membuka peluang baru dengan menciptakan pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya. Artikel ini akan membahas dampak positif dan negatif AI terhadap dunia kerja serta solusi untuk menghadapi perubahan tersebut.
Dampak AI terhadap dunia kerja tentunya memberikan dampak positif, berawal dari efisiensi waktu, memudahkan pekerjaan hingga meningkatkan produktivitas
1. Meningkatkan Efisiensi waktu dan komunikasi
AI banyak membantu menyelesaikan tugas administrsatif secara otomatis. Dengan adanya AI, layanan pelanggan menjadi lebih cepat dan efisien. Perusahaan sekarang sudah bisa memanfaatkan AI untuk melayani pelanggan melalui daring tanpa perlu melibatkan tenaga tenaga kerja manusia untuk setiap interaksinya.
2. Memunculkan Peluang Baru
Seiring berkembangnya teknologi, banyak profesi baru muncul seperti, Data Scientist dan AI Engineer. Salah satu yang di untungkan ialah bidang Komunikasi. AI membantu para pekerja di bidang digital marketing, public relations, dan content creation dalam menganalisis tren dan perilaku audiens.
3. Meningkatkan Produktivitas dan inovasi
Pada era berkembangnya teknologi pada saat ini, AI juga digunakan dalam berbagai platform komunikasi dan kolaborasi seperti Zoom dan Google Meet. Teknologi ini memungkinkan kita untuk berkomunikasi lebih efektif dengan fitur otomatisasi tugas, transkripsi real-time, serta analisis percakapan untuk meningkatkan efisiensi kerja. AI juga dapat membantu dalam menyusun agenda rapat dan merangkum poin-poin penting dari diskusi kita. Contoh lain juga bisa didapatkan dari industri keuangan, AI digunakan untuk menganalisis pasar saham dan Conten Creator yang menggunakan AI untuk membantu mencari ide pembuatan content mereka..
Namun demikian ada beberapa kekhawatiran dampak AI terhadap pekerjaan manusia. Adopsi AI dapat menggantikan pekerja manusia dalam beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan secara otomatis oleh AI(Artificial Intelligence) (Sri Dewi Wahyundaru 2023).
1. Potensi Tergantinya Pekerjaan Manusia
Salah satu kekhawatiran utama terkait AI adalah kemungkinan penggantian pekerjaan manusia dalam skala yang lebih luas. AI yang semakin canggih mampu meniru berbagai keterampilan manusia, mulai dari tugas administratif hingga pekerjaan teknis. Salah satu contohnya ialah digantinya penjaga locket karcis dengan system otomatis menggunakan system AI. jutaan pekerjaan berisiko hilang akibat otomatisasi dalam beberapa dekade ke depan. Dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat ke depan ada sekitar 80 juta lapangan kerja yang akan hilang, sementara akan ada penambahan 67 juta pekerjaan yang diperlukan (Musdhalifah Machmud 2024)
2. Tantangan Adaptasi dan keterampilan
Perkembangan teknologi mengharuskan kita untuk cepat beradaptasi. Setiap individu yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman untuk beradaptasi beresiko untuk tertinggal dalam setiap industri. Individu yang masih berada di zona nyaman dengan tugas manual perlu mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilan digital dan teknis mereka.
Dengan adanya Dampak Negatif tersebut, perlunya Solusi untuk mengatasinya. Agar setaip individu tetap bisa bersaing dan terus bisa mengikuti perkembangan zaman.
1. Pelatihan tentang AI (Artificial Intelligence)
Agar dapat bertahan di era AI, penting bagi tenaga kerja untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru. Pemerintah dan perusahaan perlu menyediakan program pelatihan yang berfokus pada Literasi Digital dan pemahaman dasar AI, keterampilan teknis dan keterampilan soft skill.
2. Memanfaatkan AI (Artificial Intelligence)
Alih-alih melihat AI sebagai ancaman, kita bisa memanfaatkannya sebagai alat bantu yang meningkatkan produktivitas kita. AI dapat digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas yang mudah dan membosankan, sehingga kita dapat fokus pada pekerjaan yang lebih kompleks dan kreatif. Sebagai Contoh Pembayaran E-toll yang sudah menggunakan pintu otomatis yang hanya cukup menggunakan E-Money dengan cara menempelkannya di loket pintu.
AI telah membawa dampak besar terhadap pekerjaan manusia, baik dalam meningkatkan efisiensi maupun menimbulkan tantangan baru. Otomatisasi dan kecerdasan buatan telah menggantikan beberapa pekerjaan rutin, tetapi juga membuka peluang bagi profesi baru yang lebih berorientasi pada teknologi dan analisis data. Untuk menghadapi perubahan ini, penting bagi individu dan organisasi untuk terus beradaptasi dan berinovasi. Pengembangan keterampilan baru, pembelajaran berkelanjutan, serta pemanfaatan AI sebagai alat pendukung dapat membantu manusia tetap relevan di dunia kerja yang semakin berbasis teknologi. Pada akhirnya, AI bukanlah ancaman, melainkan sebuah peluang bagi mereka yang siap untuk belajar dan berkembang. Dengan sikap terbuka terhadap perubahan dan keinginan untuk terus meningkatkan diri, kita dapat menghadapi era AI dengan optimisme dan kesiapan.***