Wednesday, 26 March 2025
HomeBeritaDari Akademisi hingga Wirausaha: Perjalanan Pak Dudi Firmansyah di Dunia Peternakan

Dari Akademisi hingga Wirausaha: Perjalanan Pak Dudi Firmansyah di Dunia Peternakan

Bogordaily.net – Sebagai orang awam, ketika mendengar kata “peternakan,” hal yang langsung terlintas di benak kita adalah hewan yang banyak, kotor, dan bau. Tapi mungkin banyak yang belum tahu bahwa dunia peternakan lebih dari sekadar merawat dan memberi makan hewan.

Banyak ilmu yang mungkin jarang terlintas di pikiran orang ketika mendengar kata “peternakan,” seperti bagaimana pentingnya menjaga nutrisi hewan ternak, teknologi dalam pemberian pakan, hingga berbagai inovasi dalam industri peternakan.

Di balik industri peternakan yang besar ini, ada sosok-sosok yang berjasa dalam membangun banyak generasi baru di industri ini. Salah satunya adalah Dudi Firmansyah—dosen Program Studi Teknologi dan Manajemen Ternak (TNK), Sekolah Vokasi IPB University—yang turut berkontribusi dalam mengembangkan dunia peternakan Indonesia.

Perjalanan Pendidikan dan Karier
Dudi Firmansyah, atau yang kerap kali disapa Dudi, lahir pada Agustus 1986. Perjalanan pendidikan beliau sejak awal memang sudah berfokus pada bidang peternakan. Dudi menjalani studi S1 di IPB, jurusan Teknologi Hasil Ternak.

Tak sampai di situ, beliau melanjutkan studi S2 di Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan di IPB University pada tahun 2015. Sejak 2022 hingga sekarang, beliau sedang menempuh pendidikan S3 di IPB, jurusan Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pangan.

Perjalanan karier Dudi dimulai pada tahun 2009. Saat itu, beliau bergabung dengan proyek kerja sama antara IPB dengan PT Antam sebagai pendamping lapang di Pulau Gebe, Maluku Utara. Selama bekerja di sana, beliau bertugas menangani pemberdayaan masyarakat setempat, khususnya dalam bidang ternak sapi.

Beliau mendampingi masyarakat mulai dari cara membuat kandang, bagaimana memelihara sapi, hingga pengolahan limbah. Hal ini terus beliau lakukan hingga masyarakat bisa mendapatkan penghasilan.

Pengalaman inilah yang membentuk cara pandang beliau bahwa peternakan bukan hanya soal menghasilkan produk, tetapi juga bagaimana bisa memberdayakan masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Pada tahun 2012, setelah selesai bekerja di PT Antam, beliau melanjutkan kariernya di Bogor sebagai dosen IPB University. Sebagai dosen di Sekolah Vokasi IPB, Dudi tidak hanya mengajar di Program Studi Teknologi dan Manajemen Peternakan (TNK), tetapi juga mengajar beberapa mata kuliah terkait peternakan di program studi serupa.

Fokus utama beliau adalah pada komoditas ternak ruminansia besar, seperti sapi perah, sapi potong, dan kerbau. Keunikan dari Sekolah Vokasi adalah sebanyak 60% kegiatan pembelajaran dilakukan melalui praktik lapang.

Dalam teknik mengajarnya, Dudi menerapkan metode pembelajaran problem-based learning, di mana mahasiswa diajak turun langsung menghadapi permasalahan yang akan mereka temui sehari-hari.

Mengajar, Berwirausaha, dan Berkontribusi untuk Masyarakat
Selain aktif mengajar, Dudi juga sering terlibat dalam berbagai penelitian yang berfokus pada produktivitas ternak dan pakan ternak. Salah satu publikasi ilmiahnya yang cukup menarik adalah membahas potensi kacang polong dalam meningkatkan produktivitas sapi.

Bagi orang awam, mungkin akan bertanya-tanya, “Apa hubungan antara kacang polong dengan produktivitas?” Dudi menuturkan bahwa sapi membutuhkan banyak serat untuk memenuhi kebutuhannya sebagai ternak ruminansia yang memiliki empat lambung, dan pemenuhan serat ini dapat berpengaruh pada produktivitasnya.

Salah satu hal yang menginspirasi adalah, di tengah kesibukannya sebagai dosen, Pak Dudi juga merupakan seorang wirausaha. Ia memiliki bisnis daging potong bernama “Juhdan Boga Hewani.” Usaha daging potong ini ia rintis sejak tahun 2008, saat masih menjadi mahasiswa.

Pada awalnya, motivasi ia dalam menjalankan bisnis ini adalah untuk memenuhi biaya hidup. Meskipun beliau menerima beasiswa untuk biaya kuliahnya, Pak Dudi masih membutuhkan sumber pendapatan untuk kebutuhan hidupnya saat itu.

Saat ini, usaha daging potong beliau sudah berkembang, menawarkan lebih dari 30 jenis produk, mulai dari daging sapi lokal dan impor hingga beberapa produk perikanan. Jika ingin mampir ke Juhdan Boga Hewani, tokonya berlokasi di Pandu Raya, dekat Summarecon Bogor.

Sebagai seorang akademisi, Dudi tak hanya ingin kariernya berhenti sebagai dosen saja. Targetnya? Menyelesaikan S3, melakukan lebih banyak riset, dan mengabdi kepada masyarakat dengan harapan bisa menjadi guru besar.

Bagi beliau, mengajar bukan hanya sekadar profesi. Sebagai seorang muslim, menurutnya, ilmu yang bermanfaat bukan hanya bisa menjadi amal jariyah, tetapi juga bisa menebarkan kebermanfaatan bagi mahasiswa yang mengaplikasikannya.

Beliau juga berharap mahasiswa TNK dapat memanfaatkan fasilitas, kesempatan, serta privilese selama kuliah. Menurutnya, menjadi mahasiswa bukan hanya sekadar datang ke kampus dan mengikuti perkuliahan, tetapi juga harus aktif mencari pengalaman yang dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang.

Melalui perjalanan akademik dan profesionalnya, Dudi Firmansyah dapat membuktikan bahwa ilmu peternakan, jika dimanfaatkan dengan baik, dapat diterapkan dalam dunia pendidikan, industri, dan kewirausahaan. Kisahnya mengajarkan bahwa kerja keras, ketekunan, dan keinginan untuk terus belajar adalah kunci untuk mencapai sesuatu yang bermanfaat dalam hidup.***

Nadhifa Desi Wulansari

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here