Monday, 31 March 2025
HomePolitikDiskusi Ramadan “Tadarus Demokrasi” LS Vinus, Bahas Kembalinya Rezim Orde Baru 

Diskusi Ramadan “Tadarus Demokrasi” LS Vinus, Bahas Kembalinya Rezim Orde Baru 

Bogordaily.net – Lembaga Study Visi Nusantara (LS-Vinus) menggelar diskusi publik spesial bulan ramadan bertajuk “”.

Dalam tersebut, salah satunya turut membahas terkait dinamika politik yang terjadi ke arah kembalinya Rezim .

Adapun, Founder Lembaga Study Visi Nusantara Yusfitriadi megundang para aktivis sepertu Jeirry Sumampow (tePI Indonesia), Ray Rangkuti (Lima Indonesia), Arif Susanto (Exposit Strategic) Jojo Rohi (KIPP Indomesia), Rafih Sri Wulandari (Akademisi Universitas Langlang Buana Bandung) dan lainnya.

“Ada indikasi yang membuat kami khawatir, yaitu akan potensi kembalinya Rezim di masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, seperti Retret kepala daerah yang militeristik, pejabat publik diisi militer, revisi Undang-Undang TNI dan loncatnya pangkat militer Teddy Indra Wijaya dalam waktu yang singkat,” kata Yusfitriadi kepada wartawan, Kamis, 27 Maret 2025.

Ia menambahkan, para aktivis juga ada kekhawatiran Presiden Prabowo Subianto berada dibawah bayang-bayang Presiden sebelumnya yaitu Joko Widodo.

“Kami tentunya khawatir, kepemimpinan Prabowo Subianto tidak punya kedaulatan karena berada dibawah bayang-bayang Presiden sebelumnya, yaitu Joko Widodo,” jelasnya.

Kemudian, para aktivis juga melihat adanya petinggi Danantara yang merupakan mantan koruptor dan empat orang asing, sehingga menambah membuat kekhawatiran.

Ditambah ada kabar berita, bahwa Danantara tidak bisa diaudit oleh lrmbaga audit seperti Badan Pemeriksa Keuangan-Republik Indonesia (BPK-RI).

“Sangat beresiko kalau sebuah lembaga tidak bisa diaudit, apalagi lembaga tersebut diberikan anggaran yang sangat besar,” jelasnya.

Selain itu, Yusfitriadi turut menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG) karena membuat anggaran pemerintah kembang kempis dan diobrak-abriknya hukum, hingga masyarakat ragu akan objektivitas hukum saat ini.

“Kita sebagai masyarakat sipil harus ambil sikap, kalau bisa mengkristal untuk berdaya. Maka kita bakal menyelamatkan demokrasi di negeri ini dari kemunduran dan ancaman-ancamannya,” ungkap Yusfitriadi.***

Albin Pandita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here