Bogordaily.net – Dibesarkan di Lebak, Banten, Eka Merdekawati tumbuh dalam lingkungan yang menanamkan pentingnya pendidikan sejak dini. Lahir pada 24 Mei 1987, Eka terinspirasi oleh ayahnya yang berprofesi sebagai guru, yang menjadikannya bercita-cita sebagai pengajar.
Namun, ketertarikannya pada akuntansi baru muncul ketika duduk di bangku SMP melalui mata pelajaran akuntansi sebagai bagian dari muatan lokal. Awalnya, ia mengalami kesulitan memahami konsepnya, tetapi rasa ingin tahu dan ketekunannya membuatnya semakin tertarik hingga akhirnya memilih jurusan akuntansi di SMK.
Perjalanan akademiknya menunjukkan bahwa meskipun akuntansi bukan bidang yang mudah, dengan kerja keras dan dedikasi, ia berhasil menguasainya dengan baik.
Pada tahun 2005, Eka merantau ke Bogor untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Pakuan jurusan akuntansi. Ia memilih Bogor karena ingin merasakan lingkungan yang lebih sejuk dibandingkan Banten, serta mencari tantangan baru di luar daerah asalnya.
Selama kuliah, Eka aktif dalam kegiatan akademik dan berhasil menjadi asisten dosen sejak semester lima. Pengalaman ini semakin memperkuat minatnya di dunia pendidikan. Ia menikmati mengajar dan membimbing mahasiswa lainnya, yang memberikan gambaran tentang peran seorang dosen.
Setelah lulus pada tahun 2009, Eka sempat kembali ke Banten, tetapi kemudian mendapat tawaran mengajar di IPB dari dosen pembimbingnya. Tanpa menunggu lebih lama, ia menerima kesempatan tersebut dan resmi menjadi dosen di IPB pada Maret 2010.
Seiring dengan kebijakan pemerintah yang mewajibkan dosen memiliki gelar S2, ia melanjutkan studi di Program Pascasarjana Universitas Pancasila dan berhasil meraih gelar magister akuntansi.
Tantangan dalam Dunia Akademik
Banyak yang mengira bahwa menjadi dosen adalah profesi dengan jadwal fleksibel, tetapi menurut Eka, tugas seorang dosen jauh lebih kompleks. Ia menjelaskan bahwa dosen tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga harus menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.
“Ternyata setelah jadi dosen ada banyak hal yang harus dikerjakan selain mengajar, karena seperti diketahui bahwa memang tugas dosen itu ya melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujarnya.
Tantangan ini membuatnya harus terus berinovasi dan mengembangkan keilmuan agar tetap relevan di dunia akademik yang terus berkembang.
IPB sendiri memberikan banyak kesempatan bagi para dosen untuk melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat setiap tahunnya. Eka melihat hal ini sebagai peluang besar untuk terus belajar dan berkembang.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa mengajar di lingkungan akademik seperti IPB memberikan pengalaman yang sangat berharga dan membuatnya semakin termotivasi untuk terus berkontribusi.
Kontribusi dan Proyek Penelitian
Sebagai akademisi, Eka aktif dalam berbagai penelitian dan program pengabdian masyarakat. Adapun penelitian terbaru yang telah ia lakukan adalah pengembangan sistem pencatatan keuangan untuk Koperasi KUD Giri Tani, bekerja sama dengan dosen Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak (TRPL) pada tahun 2022.
Ia juga berhasil mendapatkan dana penelitian yang bersifat kompetitif di Sekolah Vokasi IPB. Selain itu, ia berkolaborasi dengan dosen dari berbagai program studi dalam penelitian RISPRO (Riset Inovatif Produktif) Kementerian Keuangan LPDP pada tahun yang sama. Tahun 2024 menjadi momentum penting baginya karena ia dipercaya menjadi ketua penelitian di Program Studi Akuntansi IPB.
Selain penelitian, Eka juga aktif dalam program pengabdian masyarakat, termasuk pengabdian di desa lingkungan kampus, program “Dosen Pulang Kampung,” serta pengabdian di Makassar yang berfokus pada peningkatan kapasitas masyarakat.
Ia merasa bahwa berbagi ilmu tidak hanya terbatas di dalam kelas, tetapi juga harus memberikan manfaat yang lebih luas. Dengan berbagai proyek yang telah ia jalankan, Eka berupaya membangun jembatan antara dunia akademik dengan kebutuhan nyata di masyarakat.
Pencapaian dan Harapan untuk Masa Depan
Bagi Eka, pencapaian terbesar dalam kariernya bukan hanya penghargaan atau gelar akademik, tetapi juga kesempatan untuk menjadi ketua penelitian serta pembicara di berbagai seminar akademik.
Ia merasa bangga bisa menyeimbangkan peran sebagai akademisi dan ibu rumah tangga. Eka berusaha untuk tetap memberikan kontribusi di dunia akademik tanpa mengesampingkan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.
Mengenai perkembangan dunia vokasi, khususnya di bidang akuntansi, Eka menyoroti tantangan yang dihadapi profesi akuntan di era digital.
“Harapannya, akuntansi bisa lebih maju dan para mahasiswa terus meningkatkan keterampilan mereka. Jika kita hanya mengikuti arus tanpa menambah skill, maka lama-kelamaan kita bisa tergantikan oleh teknologi,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa meskipun kecerdasan buatan (AI) semakin berkembang, manusia tetap memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan yang kompleks.
Oleh karena itu,Eka Merdekawati, selalu mendorong mahasiswa untuk terus mengasah keterampilan dan memperdalam ilmu agar tetap relevan di dunia kerja.
Dengan dedikasi dan semangatnya, Eka Merdekawati terus berupaya memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Ia berharap dapat terus menginspirasi mahasiswa untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Melalui berbagai proyek penelitian dan keterlibatan dalam program pengabdian, Eka ingin membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya tentang belajar di dalam kelas, tetapi juga tentang memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.
Ia juga berharap semakin banyak mahasiswa yang melihat pentingnya peran akademisi dalam membentuk masa depan yang lebih baik.***
Putri Yuliadisti                                                 Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University