Tuesday, 3 June 2025
HomeOpiniEra Baru Timnas Indonesia: Alex Pastoor dan Peran di Balik Layar

Era Baru Timnas Indonesia: Alex Pastoor dan Peran di Balik Layar

Oleh: Widiana Ardiansyah, Komunikasi Digital dan Media

 

Timnas Indonesia sedang memasuki babak baru dengan menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala. Nama besar Kluivert sebagai legenda sepak bola dunia memang menarik perhatian publik. Namun, di balik gemerlap statusnya, muncul perdebatan mengenai siapa yang sebenarnya merancang strategi permainan Timnas Indonesia.

Banyak pihak, termasuk publik sepak bola di Belanda, melihat bahwa Alex Pastoor, asisten pelatih Timnas Indonesia, memiliki peran yang jauh lebih vital dalam menyusun strategi tim. Bahkan, beberapa analis sepak bola di Belanda berpendapat bahwa Pastoor lebih layak menjadi pelatih utama dibandingkan Kluivert.

Lalu, apakah keputusan PSSI memilih Kluivert sebagai pelatih sudah tepat? Ataukah ini hanya langkah strategis untuk menarik perhatian para pemain diaspora?

Rekam Jejak Kepelatihan

Jika melihat rekam jejak kepelatihan, Patrick Kluivert memang memiliki pengalaman melatih, tetapi tidak cukup menonjol. Ia pernah menangani Timnas Curaçao, tetapi hasilnya kurang memuaskan. Dalam enam pertandingan, ia hanya mampu meraih satu kemenangan. Selain itu, Kluivert lebih sering berperan sebagai asisten atau direktur teknik dibandingkan sebagai pelatih utama.

Sebaliknya, Alex Pastoor adalah pelatih dengan pengalaman nyata dalam membangun tim dari nol. Ia berhasil membawa tiga tim berbeda: Excelsior, Sparta Rotterdam, dan Almere City naik dari divisi kedua ke  Eredivisie, kasta tertinggi sepak bola Belanda. Prestasi ini membuktikan bahwa ia memiliki pemahaman taktik yang lebih matang dibandingkan Kluivert.

Tak hanya itu, Pastoor juga dikenal sebagai pelatih yang sangat detail dalam menyusun strategi permainan. Di Almere City, ia berhasil membangun tim yang solid meskipun dengan pemain yang tidak memiliki reputasi besar. Gaya kepelatihannya lebih berbasis pada taktik dan adaptasi terhadap lawan, bukan sekadar mengandalkan pemain bintang.

Jika dibandingkan, Kluivert lebih dikenal sebagai ikon sepak bola, sedangkan Pastoor lebih diakui dalam dunia kepelatihan. Maka, muncul pertanyaan: apakah PSSI lebih memilih nama besar daripada kompetensi taktik?

Siapa yang Sebenarnya Menentukan Strategi? 

Menurut laporan dari media Belanda Ziggo Sport, Pastoor mengakui bahwa hubungannya dengan Kluivert sudah terjalin sejak lama. Mereka pernah berlatih bersama dalam kursus kepelatihan dan sering berdiskusi tentang strategi sepak bola.

Namun, laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa Pastoor dan Denny Landzaat adalah otak di balik strategi Timnas Indonesia. Banyak yang percaya bahwa mereka yang menyusun taktik, sementara Kluivert lebih berperan sebagai simbol untuk menarik perhatian dunia sepak bola.

Strategi ini bukan tanpa alasan. PSSI tampaknya menjadikan Kluivert sebagai “magnet” untuk menarik pemain diaspora Indonesia di Eropa. Dengan nama besar Kluivert, para pemain keturunan yang masih ragu membela Indonesia mungkin akan lebih tertarik bergabung.

Namun, dalam aspek taktik, Pastoor lebih memiliki pengalaman dan pemahaman yang kuat dibandingkan Kluivert. Jika peran Pastoor terlalu dibatasi hanya sebagai asisten, ini bisa menjadi masalah besar bagi perkembangan tim.

Bahkan, publik sepak bola di Belanda pun mengakui bahwa seharusnya Pastoor yang menjadi pelatih utama, bukan Kluivert.

Kesesuaian Taktik dengan Timnas Indonesia 

Gaya kepelatihan Alex Pastoor tampaknya sangat sesuai dengan karakteristik Timnas Indonesia. Tekanan tinggi dan serangan cepat menjadi ciri khasnya, yang cocok dengan pemain Indonesia yang lincah dan agresif. Jika strategi ini diterapkan dengan baik, Timnas bisa bermain lebih modern dan kompetitif di tingkat Asia bahkan Dunia nantinya.

Selain itu, kemampuan adaptasi terhadap lawan dan fleksibilitas formasi yang dimiliki Pastoor menjadi nilai tambah. Ia dikenal mampu menyesuaikan taktik berdasarkan kebutuhan pertandingan, baik dalam bertahan maupun menyerang. Hal ini terlihat dalam beberapa pertandingan terakhir, di mana Timnas Indonesia mulai bermain lebih disiplin dan terorganisir.

Kombinasi ini semakin diperkuat dengan penggunaan pemain diaspora dan talenta local yang tak kalah bagusnya. Dengan bertambahnya pemain diaspora yang bergabung, keseimbangan antara teknik Eropa dan semangat bermain khas Indonesia bisa dikembangkan. Jika strategi ini diterapkan secara konsisten, bukan tidak mungkin Timnas Indonesia akan berkembang lebih pesat dibanding era sebelumnya.Namun, semua ini hanya akan berhasil jika PSSI benar-benar memberikan kebebasan kepada Pastoor untuk menyusun strategi, bukan hanya menjadikannya asisten tanpa kewenangan penuh.

Harapan dan Tantangan di Era Baru Timnas Indonesia

Keputusan PSSI menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala memang menarik perhatian, tetapi juga menimbulkan perdebatan. Nama besar Kluivert bisa menjadi daya tarik bagi pemain diaspora untuk bergabung dengan Timnas Indonesia. Namun, di sisi lain, Alex Pastoor dan Denny Landzaat tampaknya lebih dominan dalam menyusun strategi permainan.

Jika PSSI ingin Timnas Indonesia berkembang secara maksimal, maka beberapa langkah perlu diterapkan. Pastoor harus diberikan kebebasan lebih dalam menyusun strategi, mengingat rekam jejaknya yang lebih kuat dalam hal taktik. Kluivert sebaiknya lebih berperan sebagai manajer motivasional dan duta sepak bola Indonesia,

memanfaatkan statusnya sebagai legenda yang dihormati. Selain itu, PSSI harus berfokus pada pengembangan jangka panjang, bukan sekadar mencari popularitas melalui nama besar.

Jika strategi ini diterapkan dengan baik, Timnas Indonesia bisa memasuki era baru yang lebih kompetitif di Asia. Namun, jika hanya mengandalkan nama besar tanpa fondasi taktik yang kuat, harapan ini bisa berakhir sebagai eksperimen jangka pendek. Kini, publik sepak bola Indonesia menanti bagaimana kombinasi Kluivert, Pastoor, dan Landzaat akan membawa Garuda terbang lebih tinggi di kancah sepak bola internasional.***

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here