Bogordaily.net – Dalam dunia akademik dan penelitian, nama Faldiena Marcelita ST, MKom, bukanlah sosok yang asing, terutama di bidang teknologi dan inovasi.
Lebih akrab disapa sebagai Ibu Fal oleh mahasiswa-mahasiswanya, dosen di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB University) ini memiliki perjalanan panjang dalam dunia akademis dan penelitian yang membawanya ke berbagai pencapaian luar biasa.
Awal Perjalanan: Dari Tangerang ke Bandung
Lahir di Bandung pada 24 Juni 1986, Faldiena Marcelita ST, M.Kom. menghabiskan masa remajanya di Tangerang, menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Tangerang.
Kecintaannya pada dunia teknologi membawanya melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 di Telkom Bandung, yang kini dikenal sebagai Universitas Telkom.
Tak berhenti di sana, ia kemudian meraih gelar S2 di Universitas Indonesia dengan spesialisasi di bidang komputer.
“Semua jenjang pendidikan memiliki peran penting, tetapi justru pengalaman di luar akademis yang memberikan dampak besar bagi saya,” ujarnya.
Sejak SMA, ia aktif dalam berbagai organisasi, yang memperkaya keterampilan sosial dan kepemimpinannya.
Ia mengakui bahwa pengalaman berbicara di depan umum bukanlah hal yang mudah meski dirinya seorang ekstrovert.
Namun, melalui organisasi, ia melatih keberanian dan keterampilannya dalam komunikasi.
Dari Akademisi ke Peneliti: Menorehkan Jejak dalam Inovasi
Dengan lebih dari 13 karya ilmiah yang telah dipublikasikan, berbagai inovasi telah lahir dari tangan Faldiena Marcelita ST, M.Kom.
Selain itu, ia juga telah menerbitkan buku serta memiliki 11 paten dalam berbagai bidang teknologi. Dari sekian banyak proyek yang ia geluti, ada satu yang paling berkesan baginya: alat pencacah daun bambu kering.
Proyek ini bermula saat pandemi COVID-19, ketika desa-desa mulai membudidayakan tanaman hias dan membutuhkan alat sederhana untuk membuat kompos.
“Awalnya, saya tidak terlalu menaruh perhatian pada proyek ini, karena minat saya lebih kepada teknologi video dan digital. Namun, ternyata proyek ini memiliki manfaat yang sangat luas bagi masyarakat,” kenangnya.
Dari kebutuhan yang sederhana, proyek ini berkembang menjadi produk unggulan di program studinya.
Bahkan, penelitian ini telah masuk dalam berbagai program pengabdian masyarakat, memperoleh pendanaan, hingga diajukan untuk paten.
Antusiasme masyarakat terhadap alat ini begitu besar, hingga banyak yang menanyakan ketersediaan produk untuk dipasarkan secara massal. Namun, kendala utama yang dihadapi adalah kapasitas produksi yang masih terbatas.
“Saat itu ada peluang untuk hilirisasi atau produksi massal, tetapi kami belum memiliki sumber daya yang cukup untuk itu. Jadi, proyek ini masih dalam tahap pengembangan,” ungkapnya.
Menghadapi Tantangan dan Menatap Masa Depan
Meskipun telah meraih banyak pencapaian, Faldiena Marcelita ST, M.Kom. tetap merasa perlu untuk terus belajar dan berkembang.
Tahun ini, ia memilih untuk sedikit melambat dan lebih fokus pada sertifikasi dosen.
“Sebelumnya, saya telah mendapatkan berbagai sertifikasi profesi seperti augmented reality, machine learning, IoT dan telah membuat salah satu buku yang berjudul “Augmented Reality untuk Modul Pembelajaran” Namun, sertifikasi untuk dosen masih menjadi target utama saya tahun ini.”
Di tengah segala kesibukannya, ia tetap ingin berbagi motivasi bagi para mahasiswa yang sedang berjuang dalam dunia akademik, khususnya di bidang teknologi.
“Saya selalu mengatakan kepada mahasiswa, ingatlah hukum kekekalan energi. Energi tidak pernah hilang, tetapi berubah. Segala usaha yang kita lakukan, meskipun hasilnya tidak selalu sesuai harapan, pasti akan membawa manfaat di kemudian hari. Ilmu, pengalaman, dan kemampuan kita akan terus berkembang dari setiap usaha yang kita lakukan.”
Dengan semangat dan dedikasinya yang tinggi, Faldiena Marcelita ST, M.Kom. terus menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa dan rekan akademisi.
Perjalanannya membuktikan bahwa inovasi bukan hanya tentang teknologi tinggi, tetapi juga bagaimana sesuatu dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.***
Penulis: Abiya Rafa (J0401231046)