Saturday, 26 April 2025
HomeBeritaFenomena Konten Kreator Viral: Antara Usaha Minimal dan Kreativitas Maksimal dalam Komunikasi...

Fenomena Konten Kreator Viral: Antara Usaha Minimal dan Kreativitas Maksimal dalam Komunikasi Digital

Bogordaily.net –  Media sosial kini menjadi platform penting bagi individu pada era digitalisasi saat ini. Media sosial menjadi platform utama bagi individu dalam mengekspresikan diri, berteman seperti membangun sebuah komunitas, menambah relasi, berbelanja atau mempromosikan produk dan jasa yang dijual, membagikan informasi sekaligus menambah pengetahuan, itu semua didapatkan dari konten-konten yang diunngah pada media sosial. Berbagai macam format konten yang dibagikan berupa foto, video ataupun sekedar postingan tulisan. Tentang konsep dalam konten media sosial selalu berubah dari waktu ke-waktu, dengan mengikuti tren-tren yang sedang viral sesuai dengan preferensi audiens dan algoritma platform.

Mayoritas audiens berfikir menjadi seorang konten kreator sepertinya cukup mudah dan memiliki banyak kelebihan, seperti konten kreator affiliate dengan membuat konten untuk mempromosikan barang namun mendapatkan keuntungan tinggi dari sebagian komisi penjualan barang yang mereka promosikan. Sehingga konten kreator saat ini dipandang pekerjaan yang mudah dengan bermain sosial media namun menghasilkan gaji yang tinggi.

Mencapai penghasilan yang tinggi sebagai konten kreator, mereka harus membuat platform media sosial yang dipunya harus menghasilkan engagement yang baik juga. Para konten kreator selalu berharap mendapatkan engagement tinggi atau kita sebut konten viral, untuk konten yang mereka buat. Terdapat banyak usaha dari konten kreator dimulai dengan pembuatan ide konten, menjadi talent, pembawaan yang natural, produksi untuk konten, sampai penyuntingan video yang menarik.

Saat ini algoritma di media sosial menunjukan adanya konten-konten viral dengan usaha yang minimal dibandingkan dengan konten yang membutuhkan kreativitas yang tinggi dan produksi kompleks lebih menarik perhatian audiens sehingga menghasilkan engagement yang baik. Seperti video dengan durasi singkat serta editing yang sederhana. Maka hal tersebut memberikan sebuah pertanyaan.

 

Mengapa Konten Minim Usaha Bisa Lebih Viral Dibandingkan Konten yang Sangat Kreatif?

Terdapat beberapa konten yang sedang viral baru ini, sebagai contoh dari sudi kasus. Pada platform media sosial yaitu TikTok dengan username @trixymd menciptakan sebuah konten dengan konsep simple, dan usaha yang minimal. Akun tersebut pertama kali mengupload konten berupa video singkat pada tanggal 23 Januari 2025, menggunakan backsound sebuah remix lagu “Walau Hati Menangis” dengan memakai talent yaitu pemilik akunnya sendiri, dirinya pun melakukan sebuah gerakan atau choreography sesuai trend yang sudah ada, namun ia tambahkan kalimat dalam video nya yaitu “day 1 merintis menjadi tiktokers.” Saat ini engagement dari konten tersebut memiliki 264.000 like, 5.105 komentar serta 8.870 share.

Hal itu menjadi salah satu bukti nyata bahwa konten dengan usaha yang minimal bisa menghasilkan engagement yang tinggi. Melihat dari hasil tersebut, akun dengan username @trixymd melakukan posting rutin dengan memakai konsep yang sama. Rata-rata hasil dari engagement untuk konten tersebut sebanyak 1 juta sampai 5 juta penonton. Tak sampai situ saja untuk konten-konten yang dia upload, namun ia membuat ide konten baru dengan menarik perhatian audiens bahwa kata-kata pada video sebelumnya yang seolah-olah mengharapkan akan dirinya menjadi tiktokers yang viral, kini dalam waktu kurang dari 2 minggu ia sudah diajak kerja sama dengan para brand kecantikan untuk endorsement, bahkan terdapat salah satu produk yang sudah tertarik menjadikan konten kreator itu sebagai brand ambassador dari produk tersebut. Hal ini menjadi sebuah pembahasan yang sangat menarik, alasan mengapa konten yang dibuat dari akun Tiktok @ trixymd bisa viral terus menerus.

 

Peran Algoritma dalam Engagement Konten Minim Usaha.

Menurut penelitian Social Media Examiner (2023), algoritma Instagram dan TikTok memprioritaskan konten dengan interaksi awal yang tinggi dalam 30 menit pertama setelah diunggah. Hal ini mendukung pendapat dari 1 postingan video oleh akun TikTok sebuah media agency, dengan username @angkattingimedia. Akun tersebut memang mempunyai jenis konten yang membagikan fakta dalam dunia digital seputar konten pada media sosial Tiktok dengan nama segment “Angkatfakta Agency.” Akun tersebut memberikan alasan mengapa video “day 1 menjadi tiktokers” dalam 7 hari bisa mencapai jutaan views. Pertama kreator @ trixymd adalah seorang pribadi yang kreatif dan segar dalam menciptakan ide pada konten tersebut, kedua audiens sangat tertarik pada sesuatu yang aneh namun memikat yang disorot pada “Hook” dari visual video tersebut.

Konten “day 1 menjadi tiktokers” membuat audiens tertarik, karena menganggap bahwa Hook konten tersebut unik, ringan dan lucu. Seolah-olah audiens diajak untuk turut membantu kreator akun tersebut dalam mencapai hal yang diinginkannya menjadi Tiktokers. Banyak audiens di TikTok juga merasakan bahwa menjadi TikTokers yang terkenal tidaklah mudah, namun mereka mendapat bukti bahwa dari ketidakniatan malah membawa akun @trixymd menjadi Tiktokers sungguhan. Hook dari konten tersebut juga bukanlah Hook yang biasa dibuat oleh Tiktokers lainnya. Adapun hal lainnya yang membuat konten tersebut memiliki engagement yang tinggi,

Sebuah studi oleh Global Web Index (2022) menunjukkan bahwa 63% pengguna media sosial lebih menyukai konten pendek dan mudah dikonsumsi dibandingkan dengan konten berdurasi panjang. Sebanyak 78% audiens di media sosial memiliki kebiasaan mengonsumsi konten yang cepat dimengerti namun memberikan hiburan, efek emosional ataupun kejutan yaitu dengan konten dengan durasi singkat tidak membuat audien cepat bosan, konten yang relatable membuat audiens ikut merasakan isi pesan konten tersebut menururt laporan HubSpot 2023.

Algoritma platform mempengaruhi interaksi di media sosial sehingga menghasilkan konten dengan engagement yang tinggi. Engagement meliputi like, share, comment, dan save. Konten dengan usaha yang minimal memiliki engagement yang tinggi karena konten tersebut mudah dicerna dengan membuat audiens cenderung berinteraksi karena ringan, konten tersebut memiliki Call to Action yang tersirat dengan cara sederhana namun menarik perhatian audiens, karena konten tersebut sudah memiliki algoritma yang tinggi maka mendukung untuk menaikan engagement konten lainnya sebab preferensi audiens menyesuaikan dengan tren-tren konten terbaru sesuai algoritma.

Viralitas di media sosial bukan hanya soal kualitas produksi, tetapi lebih pada relevansi, keterjangkauan, dan engagement yang dihasilkan. Konten dengan usaha minimal lebih sering viral karena lebih mudah dikonsumsi, tetapi bukan berarti konten kreatif tidak bisa sukses. Dengan strategi yang tepat, kreator dapat menemukan keseimbangan antara kreativitas maksimal dan kemudahan konsumsi untuk mencapai engagement optimal.

Memahami pola konsumsi audiens dan mengoptimalkan strategi komunikasi digital, juga membantu kreator untuk meningkatkan peluang viralitas tanpa harus mengorbankan kreativitas mereka. Data dan fakta mendukung bahwa keberhasilan di media sosial bergantung pada pemahaman mendalam terhadap perilaku pengguna serta pemanfaatan algoritma platform secara efektif.***

 

Cintya | Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here