Bogordaily.net – Fitri Pritasari lahir pada 20 Mei 2002 dan saat ini berdomisili di Sentul, Bogor. Sejak kecil, ia menunjukkan minat yang besar terhadap pendidikan dan terus mengembangkan dirinya melalui berbagai kesempatan akademik.
Fitri menempuh pendidikan menengahnya di SMA Negeri 1 Babakan Madang, Bogor, sebelum akhirnya melanjutkan studi di Program Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB), mengambil program studi Ekowisata (EKW) melalui jalur USMI. Jalur undangan dengan nilai rata rata yang tinggi membawanya ke jurusan Ekowisata ini.
Saat memilih program studi, Fitri sebenarnya tidak memiliki ketertarikan khusus terhadap dunia pariwisata. Namun, nama “Ekowisata” yang terdengar menarik lalu membawanya masuk ke bidang tersebut.
Ia kemudian menjalani perkuliahan di Kampus IPB Sukabumi, khususnya di tengah pandemi COVID-19 yang mengharuskannya menempuh pembelajaran daring hingga semester keempat. Pada semester lima, Fitri memilih mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam proyek UNESCO di Borobudur, Magelang, dengan fokus pada pengembangan pariwisata berkelanjutan untuk sektor homestay.
Setelah kembali ke kampus pada semester enam, Fitri melanjutkan perkuliahannya di Kampus IPB Bogor. Di semester tujuh, ia menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Taman Nasional Gunung Merbabu, yang menjadi awal mula ketertarikannya terhadap penelitian di bidang ekowisata. Selama menjalani PKL, ia mulai mengembangkan studi mengenai perencanaan program pemanduan wisata heritage di Kota Salatiga.
Meski awalnya mempertimbangkan Ambarawa sebagai lokasi penelitian, Fitri akhirnya memilih Salatiga dengan alasan aksesibilitas yang lebih baik dari tempatnya menjalani PKL. Keputusan ini sempat ia sesali karena peluang kolaborasi dengan PT KAI di Ambarawa yang seharusnya bisa memberikan manfaat lebih bagi penelitian dan kariernya di masa depan.
Dalam perjalanan akademiknya, Fitri juga mendapatkan kesempatan untuk menjadi Asisten Dosen (Asdos). Tawaran tersebut datang dari dosennya saat ia masih berada di luar kota dalam rangka penelitian.
Awalnya ia ragu untuk mendaftar, tetapi akhirnya memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut. Sebagai asisten dosen, Fitri pertama kali mengampu mata kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di dua kelas.
Pada semester berikutnya, ia menangani mata kuliah Metode Statistika untuk mahasiswa baru. Tantangan terbesar yang dihadapinya saat menjadi asisten dosen adalah ketika ia harus menangani tiga kelas sendiri akibat partnernya mengundurkan diri karena pekerjaan lain.
Meski demikian, ia tetap berusaha menjalankan tugasnya dengan baik. Cara yang dilakukannya adalah dengan pembagian waktu yang efisien dan fokus terhadap pekerjaannya menjadi Asisten Dosen, sehingga Fitri bisa melakukannya dengan baik walaupun sendiri.
Selain berkontribusi dalam pengajaran, Fitri juga terlibat dalam proyek akademik lainnya. Ia bersama dosennya telah menyusun buku panduan wisata cagar budaya yang telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Hal ini menjadi salah satu pencapaian akademik yang membanggakan bagi dirinya. Hal tersebut mendorong Fitri untuk lebih jauh mendalami Ekowisata itu sendiri.
Dalam prinsip hidupnya, Fitri selalu percaya bahwa setiap kesempatan yang datang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Ia meyakini bahwa mencoba sesuatu dengan sungguh-sungguh akan membuahkan hasil yang baik, meskipun terkadang hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Oleh karena itu, ia selalu mendorong dirinya untuk terus berkembang dan belajar dari setiap pengalaman.
Saat ini, Fitri tengah mempersiapkan dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja di sektor yang sesuai dengan minatnya. Ia sedang mendalami bahasa asing sebagai persiapan untuk studi lanjut ke luar negeri, dengan Jerman sebagai salah satu tujuan impiannya.
Meski demikian, ia juga mempertimbangkan untuk berkarier di BUMN atau sektor swasta, tetapi tidak tertarik untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), walaupun menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah keinginan dari orang tuanya tetapi Fitri yakin dengan jalannya sendiri.
Dalam perjalanan akademik dan profesionalnya, Fitri juga memiliki pengalaman menarik saat menangani mahasiswa berkebutuhan khusus. Di Program Studi Ekowisata IPB, terdapat mahasiswa disabilitas yang membutuhkan pendekatan khusus dalam pembelajaran.
Fitri Pritasari, berupaya memberikan pengajaran dengan metode yang lebih adaptif, didukung oleh keberadaan dosen yang memiliki pemahaman mendalam mengenai pendidikan tentang hal hal tersebut.
Secara keseluruhan, perjalanan akademik Fitri Pritasari menunjukkan bagaimana ia terus berkembang melalui berbagai tantangan dan kesempatan yang datang dalam hidupnya.
Dengan semangat belajar yang tinggi dan dedikasi terhadap bidang ekowisata, ia terus berusaha mencapai impian dan memberikan kontribusi dalam dunia akademik maupun industri pariwisata. Tentunya perjalanan Fitri masih akan terus berlanjut dan ini belum setengah dari apa yang akan ia capai kedepannya.***
Oleh: Muhammad Syafiq Rifaza, Komunikasi Digital dan Media