Oleh: Nur Anisah Fadia,Mahasiswi Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB
Penggunaan meme sebagai alat komunikasi semakin marak di dunia kerja, terutama di kalangan Generasi Z. Tren ini menimbulkan perdebatan: apakah budaya komunikasi santai berbasis meme memengaruhi profesionalitas pekerja? Beberapa perusahaan telah mulai mengadopsi gaya komunikasi ini untuk membangun kedekatan tim, tetapi tidak sedikit pula yang menilai hal ini bisa mengurangi keseriusan dalam dunia kerja.
Survei dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan bahwa 35% Generasi Z menghabiskan lebih dari 6 jam sehari di internet. Dengan tingkat literasi digital yang tinggi, mereka terbiasa mengonsumsi dan membagikan meme sebagai cara berkomunikasi. Lalu, bagaimana dampaknya terhadap dunia kerja?
Tingkat konsumsi internet yang tinggi membuat Generasi Z memiliki akses luas terhadap informasi. Katadata.co.id menyebutkan bahwa 60% Gen Z memiliki indeks literasi digital tertinggi dibandingkan generasi lainnya, yang membuat mereka lebih cepat menyerap tren komunikasi, termasuk penggunaan meme.
Tren ini kerap digunakan Generasi Z sebagai bentuk komunikasi mereka sehari-hari di media sosial. Penggunaan meme yang telah membudaya di kalangan Generasi Z ini menjadi faktor tak jarangnya mereka menggunakan meme untuk komunikasi di dunia kerja.
Lalu, apakah budaya meme ini mempengaruhi profesionalitas di dunia kerja?
- Fenomena Penggunaan Meme Oleh Generasi Z
Berdasarkan data dari responden yang diperoleh Rastati dalam Jurnal Teknologi Pendidikan tahun 2018, meme memudahkan pengguna dalam akses dan penyebaran informasi di dalamnya. Karakteristik meme ini sangat cocok dengan Generasi Z yang mendambakan kemudahan dalam memahami sebuah informasi, sehingga meme banyak digunakan dalam interaksi sosial mereka.
Menurut Generasi Z, konten yang sifatnya less-aesthetic atau low quality lebih banyak disukai daripada tren-tren sebelumnya yang cenderung menyukai gaya komunikasi dengan mengedepankan estetika. Fenomena ini kerap disebut sebagai fenomena anti-trend.
Fenomena anti-trend mencerminkan keinginan individu atau kelompok untuk mempertahankan identitas, nilai, dan keberlanjutan di tengah dominasi tren populer yang dianggap merugikan atau tidak sesuai dengan prinsip mereka.
Generasi Z memang lebih banyak berkomunikasi dengan gaya santai dan dibumbui humor di dalamnya serta lebih menyukai ekspresi autentik dibandingkan komunikasi formal di dunia kerja. Hal ini memang bertentangan dengan budaya komunikasi dalam dunia kerja, di mana pada dunia kerja generasi-generasi sebelumya mereka banyak mengedepankan formalitas suatu bahasa.
Â
- Meme Dalam Dunia Kerja Generasi Z
Meme yang awalnya hanya digunakan untuk menyampaikan lelucon sekarang banyak digunakan pekerja untuk menyampaikan keluhan, memberikan respons terhadap suatu situasi, atau bahkan sebagai bentuk kritik terhadap kebijakan perusahaan namun tetap dengan pembawaan yang lebih santai dan terbuka.
Memang tidak semua lingkungan kerja cocok untuk menggunakan gaya komunikasi tersebut dalam penerapannya, namun terdapat beberapa perusahaan yang memiliki budaya kerja fleksibel mulai mengadopsi gaya komunikasi ini, terutama dalam platform komunikasi internal seperti Slack, WhatsApp, atau Microsoft Teams. Dalam beberapa kasus, meme digunakan untuk membangun kedekatan antar-karyawan dan menciptakan suasana kerja yang lebih santai.
Â
- Dampak dan Tantangan Dari Penggunaan Meme Dalam Dunia Kerja
Selain sebagai alat membangun hubungan personal yang lebih erat dan harmonis dalam lingkungan kerja, terdapat beberapa dampak positif penggunaan meme, antara lain: penyampaian pesan yang efektif dan tepat serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih fleksibel.
Dampak-dampak positif tersebut juga dibersamai dengan tantangan akan profesionalitas pekerja, yaitu mulai dari potensi disalahartikan dan kesenjangan pemahaman antar generasi.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, Generasi Z dapat menyesuaikan pola komunikasi perihal penggunaan meme dalam dunia kerja. Generasi Z harus mempertimbangkan gaya komunikasi lawan bicaranya, selain itu penggunaan meme hanya boleh dilakukan pada forum informal saja sehingga tidak mengurangi profesionalitas pekerja.
Penting bagi setiap individu terutama Generasi Z untuk memahami konteks dan batasan dalam menggunakan meme sebagai alat komunikasi di tempat kerja. Dengan keseimbangan yang tepat, komunikasi dapat tetap berjalan efektif tanpa mengorbankan nilai profesionalisme.***