Bogordaily.net – Dalam dunia digital, Google telah lama mendominasi sebagai mesin pencari utama di internet sejak dirilis pada 4 September1996. Selama bertahun-tahun, Google Search menjadi platform utama dalam pencarian informasi, bahkan sempat muncul istilah “gugling” yang digunakan secara luas untuk menyebut aktivitas mencari informasi di internet.
Namun, dominasi Google Search kini mulai mengalami penurunan. Menurut laporan dari Search Engine Land, pangsa pasar Google telah turun di bawah 90% dalam tiga bulan terakhir, sebuah fenomena yang belum terjadi sejak 2015 (9to5Google, 16 Januari 2025).
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang menawarkan pengalaman pencarian yang lebih interaktif dan efisien. Beberapa platform berbasis AI seperti Perplexity dan ChatGPT telah menarik minat pengguna dengan memberikan hasil pencarian yang lebih relevan dan kontekstual.
Selain AI generatif, TikTok juga berperan dalam pergeseran tren pencarian informasi di internet. Aplikasi berbagi video ini semakin banyak digunakan oleh generasi muda untuk mencari berbagai informasi, termasuk rekomendasi tempat wisata, kuliner, hingga tutorial. TikTok bahkan mulai mengintegrasikan tautan ke Google Search, sementara Google sendiri telah menampilkan hasil pencarian dari TikTok sejak awal 2024. Menurut Mark Scmulik, analis internet dari Bernstein Research, generasi Z (lahir antara 1997 dan 2012) cenderung menggunakan TikTok sebagai alat pencarian utama, menggantikan Google Search dalam mencari informasi spesifik seperti ulasan produk atau tempat makan.
AI dan Media Sosial Sebagai Alternatif Mesin Pencari
Kecerdasan buatan semakin menjadi pilihan utama dalam pencarian informasi dibandingkan mesin pencari tradisional seperti Google Search. AI mampu memberikanhasil yang lebih tepat dan relevan berkat kemampuannya dalam memahami konteks pencarian dengan lebih baik. Model AI berbasis bahasa, seperti ChatGPT, menggunakan teknologi pemrosesan bahasa alami (NLP) yang memungkinkan mereka memahami maksud di balik pertanyaan pengguna, bukan sekadar mencocokkan kata kunci.
Berbeda dengan mesin pencari yang hanya menampilkan daftar tautan berdasarkan relevansi kata kunci, AI mampu mengolah informasi dari berbagai sumber dan menyajikannya dalam bentuk yang lebih ringkas serta mudah dipahami (Tao et al., 2023).
Selain itu, AI juga lebih responsif dalam menyajikan informasi. Penelitian menunjukkan bahwa pengguna dapat menyelesaikan tugas pencarian lebih cepat dengan bantuan AI dibandingkan dengan mesin pencari tradisional. AI mampu menyaring, menganalisis, dan menyajikan jawaban secara langsung, sehingga pengguna tidak perlu menghabiskan waktu membuka berbagai tautan untuk mencari jawaban yang mereka butuhkan (Kim & Park, 2022).
Tidak hanya AI, TikTok juga menghadirkan fitur pencarian yang sangat efektif. Ketika pengguna mengetikkan kata kunci seperti “HP Samsung terbaru di 2025,” TikTok langsung menampilkan video singkat yang menjelaskan produk dengan jelas dan representatif.
Popularitas TikTok sebagai mesin pencarian alternatif semakin meningkat, terutama di Indonesia yang menempati posisi kedua sebagai negara dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak di dunia, mencapai 99,07 juta orang (Kominfo).
Fenomena ini membuktikan bahwa preferensi pengguna kini lebih condong ke format video yang singkat namun informatif dibandingkan hasil pencarian berbasis teks.
Dampak Transformasi Digital dalam Pencarian Informasi
Kemajuan teknologi informasi telah mengubah cara manusia memperoleh dan menyebarkan informasi. Pergeseran dari mesin pencari tradisional seperti Google kecplatform berbasis AI dan TikTok mencerminkan evolusi dalam pola komunikasi yang lebih interaktif dan efisien.
Salah satu dampak signifikan dari perubahan ini adalah penyebaran informasi yang semakin cepat. TikTok, misalnya, memungkinkan konten menjadi viral dalam waktu singkat melalui algoritma yang menampilkan video sesuai preferensi pengguna. Hal ini mempercepat distribusi informasi secara masif (Nugroho & Pratama, 2023).
Selain itu, platform seperti TikTok dan aplikasi berbasis AI menghubungkan orang di seluruh dunia melalui konten visual dan interaktif. Pengguna dapat mengekspresikan diri dan berinteraksi dengan audiens global, memperluas jaringan komunikasi tanpa batas geografis (Putri, 2022).
Dalam dunia pendidikan, AI dan TikTok juga berperan dalam memajukan metode pembelajaran. Konten edukatif dalam format video pendek dan interaktif membantu meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa dalam proses belajar (Yusuf, 2023). Dengan adanya teknologi ini, pembelajaran menjadi lebih menarik, mudah diakses, dansesuai dengan preferensi generasi digital. Secara keseluruhan, integrasi AI dan media sosial dalam pencarian informasi mencerminkan transformasi besar dalam cara manusia mengakses, berbagi, dan memahami informasi. Format pencarian yang lebih cepat, interaktif, dan berbasis video menjadi tren utama yang menggantikan mesin pencari tradisional, menunjukkan bahwa dunia digital terus berkembang menuju pengalaman pencarian yang lebih intuitif dan efisien. ***
Andrianzanzu J0401231093
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB