Monday, 31 March 2025
HomeBeritaHaruskah Usia Pengguna Media Sosial di Indonesia Dibatasi?

Haruskah Usia Pengguna Media Sosial di Indonesia Dibatasi?

Bogordaily.netMEDIA sosial saat ini menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat modern, salah satunya di kalangan anak-anak dan remaja. Media sosial begitu mudah diakses sehingga rata-rata dari berbagai usia (anak-anak hingga orang dewasa) dapat mengaksesnya dengan mudah.

Banyak sekali masyarakat Indonesia yang kegiatan sehari-seharinya dihabiskan hanya untuk scrolling di media sosial dan akhirnya membuang-buang waktu tersebut. Bermain media sosial tentunya diperbolehkan, tetapi perlu batasan agar tidak menimbulkan dampak-dampak buruk pada penggunanya.

Banyak sekali anak-anak dan para remaja yang akhirnya menjadi candu dalam bermedia sosial. Rata-rata mereka yang kjecanduan merupakan anak di bawah umur yang bermain media sosial, tanpa pengawasan orang tua.

Anak-anak itu memiliki kondisi kesehatan mental yang buruk, bahkan sampai tidak bisa mengontrol emosinya ketika berinteraksi langsung dengan orang lain apalagi orang tua.

Hidupnya sudah merasa senang berada di dunia maya. Kondisi ini justru harus segera di atasi baik dari internal oleh keluarga dan juga eksternal oleh pemerintah karena sudah banyak sekali anak-anak di bawah umur yang mengalami dampak buruk karena terlalu sering menggunakan media sosial.

Maka dari itu, pemerintah Indonesia berencana untuk menerapkan aturan pembatasan usia bagi pengguna media sosial. Rencana ini bertujuan untuk melindungi anak-anak dari risiko penggunaan media sosial yang tidak terkontrol. Namun, apakah benar pembatasan ini akan efektif? Atau justru hanya menjadi aturan yang sulit diterapkan? Mari kita telaah lebih lanjut.

Dampak Negatif Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan
Banyak sekali anak di bawah umur yang menggunakan media sosial tanpa batasan waktu yang ditentukan, hal ini akhirnya membuat pola hidup anak tidak terkontrol dengan baik, rata-rata para pengguna media sosial di bawah umur pola tidurnya terganggu, begadang setiap malam menjadi asupan banyak pengguna hanya untuk bermain media sosial.

Dapat terlihat bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu pola tidur anak menjadi tidak sehat. Penggunaan media sosial yang berlebihan juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan perkembangan sosial anak-anak dan remaja. Hal ini dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan gangguan tidur.

Menggunakan media sosial tanpa batasan waktu yang ditentukan bisa membuat anak di bawah umur menjadi candu dalam bermedia sosial, sebab algoritma media sosial membuat penggunanya ketagihan dalam menggunakan aplikasi tersebut. Konten-konten menarik terus bermunculan membuat pengguna tidak bisa stop scrolling media sosial.

Belum lagi fenomena cyberbullying yang semakin marak di platform-platform media sosial, tentunya pengguna yang aktif di media sosial berisiko terkena bullying online, hal ini dapat menyebabkan anak-anak dan para remaja mengalami tekanan mental akibat komentar negatif atau perundungan daring.

Selain itu, proses belajar juga dapat terganggu. Banyak anak yang kesulitan fokus karena lebih tergoda untuk membuka media sosial dibanding mengerjakan tugas sekolah. Penggunaan media sosial secara berlebihan dapat menurunkan konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis.

Anak-anak di bawah umur yang menggunakan media sosial tentunya tidak sepenuhnya memahami ketika mereka menerima sebuah berita atau informasi, mereka tidak tahu apakah itu benar atau palsu, apalagi ketika mereka menerima konten yang tidak sesuai dengan umur mereka, ini sangat berbahaya dan benar-benar bisa mengganggu perkembangan moral dan emosionalnya.

Kehidupan sosial anak di bawah umur juga dapat terganggu karena kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk berinteraksi melalui media sosial daripada bertemu langsung. Ini bisa menurunkan keterampilan komunikasi di dunia nyata.

Manfaat Jika Waktu Penggunaan Media Sosial Dibatasi
Jika aturan pembatasan waktu dan usia dalam penggunaan media sosial diterapkan dengan baik, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh, yaitu anak-anak dan remaja dapat lebih fokus pada aktivitas lain yang lebih bermanfaat, seperti belajar, membaca, berolahraga atau ikut komunitas luar yang sering bersosialisasi dengan banyak orang di dunia nyata.

Dengan waktu penggunaan yang lebih terkendali, mereka juga bisa mengembangkan keterampilan sosial di dunia nyata, bukan hanya di dunia maya. Hal ini bertujuan untuk membangun kesadaran para pengguna yang sudah candu dalam bermedia sosial terutama para anak-anak yang masih di bawah umur agar mereka tidak terjebak dalam ketergantungan digital yang berlebihan.

Selain itu, pembatasan ini dapat membantu mengurangi risiko paparan konten negatif, seperti berita palsu, cyberbullying, atau konten yang tidak sesuai dengan usia mereka dan memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesehatan mental, serta mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik dan sehat.

Selain aspek kesehatan mental, manfaat lain yang dapat dirasakan adalah meningkatnya produktivitas dan kreativitas.

Dengan adanya pembatasan di media sosial, anak-anak dan remaja dapat lebih termotivasi untuk mengeksplorasi lebih dalam terkait hobi, mengembangkan keterampilan baru, atau bahkan terlibat dalam kegiatan yang mendukung perkembangan akademik dan emosional mereka.

Pembatasan ini bisa membantu mengurangi risiko kecanduan digital, anak-anak dapat memiliki keseimbangan yang lebih baik antara dunia maya dan dunia nyata.

Selain dampak negatif, manfaat dan penetapan aturan dalam menggunakan media sosial yang akan dilakukan oleh pemerintah, edukasi kepada masyarakat juga tidak kalah penting untuk dilakukan baik kepada orangtua, guru, dan sosialisasi kepada anak-anak di bawah umur untuk membangun kesadaran mereka terkait masalah tersebut.

Orang tua memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi anak-anak secara langsung ketika mengakses media sosial. Selain itu, platform media sosial juga harus berperan aktif dalam menerapkan fitur parental kontrol dan batasan usia secara lebih ketat.

Membangun kesadaran kepada korban kecanduan media sosial yang banyak menyerang anak di bawah umur sangatlah penting, media sosial bukanlah satu-satunya tempat untuk bersosialisasi atau mencari hiburan. Aktivitas lain yang memiliki manfaat lebih besar dapat dilakukan dan memberikan keuntungan kepada diri sendiri, seperti membaca buku dan menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman di dunia nyata.

Pembatasan usia dalam menggunakan media sosial bukan berarti melarang pengguna sepenuhnya, menggunakan media sosial tentu boleh karena banyak juga manfaat yang didapat dari mengakses media sosial, seperti dari sisi akademisi, kita bisa mendapatkan banyak pengetahuan baru dan jadi tahu perkembangan yang sedang dialami oleh negara kita.

Rencana pemerintah untuk membatasi usia pengguna media sosial merupakan langkah yang baik. Hal ini dilakukan demi masa depan generasi muda Indonesia. Walaupun ada aturan dari pemerintah, masyarakat juga harus memiliki kesadaran sendiri akan hal ini.

Bijaklah dalam menggunakan media sosial karena itu merupakan kunci agar terhindar dari dampak negatif bermain media sosial secara berlebihan serta sebaliknya kita dapat menerima lebih banyak manfaat dari mengakses media sosial secara teratur. Mulailah mengatur waktu dengan lebih baik lagi ketika ingin bermain media sosial agar hidup menjadi lebih sehat dan produktif!***

Muthiah Azalia Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here