Monday, 31 March 2025
HomeOpiniImperial Valkyries: Pionir E-sports Perempuan

Imperial Valkyries: Pionir E-sports Perempuan

Imperial Valkyries
Peran perempuan di e-sports terus berkembang dari waktu ke waktu. Dari awalnya yang tiada, lalu mulai berdirilah turnamen – turnamen yang dikhususkan untuk perempuan, dan akhirnya terobosan terbaru dimana Tim Imperial Valkyries berhasil lolos ke ESL IEM Katowice 2025. Tim perempuan Counter Strike 2 pertama yang berhasil lolos ke turnamen tier 1.

Mereka mendapatkan tiket gratis langsung ke babak grup karena berhasil meraih posisi top 24 di VRS (Valve Regional Standings). Sebuah pencapaian yang diselebrasikan oleh para pencinta Counter – Strike di seluruh dunia. Meskipun begitu, tantangan yang mereka alami masih banyak, di dalam ataupun di luar server.

Di luar server mereka harus bermain tanpa in-game leader mereka, Tory yang mempunyai kendala visa sehingga tidak bisa hadir di Katowice. Oleh karena itu, sang pelatih, Bubble terpaksa harus bermain untuk mereka. Imperial Valkyries akan segera bermain di turnamen termegah mereka seumur hidup, dan mereka harus bermain tanpa seorang pemimpin.

Game perdana mereka melawan Furia. Team terbesar yang berada di Brazil. Dengan pemain bintang mereka Kscerato dan sang veteran Fallen, mereka berhasil meraih peringkat ke 9 HLTV.

Map pertama terletak di Mirage. Map klasik yang berfokuskan pada kontrol di area tengah. Map ini biasanya bergantung kepada keahlian dan kemampuan mekanik individu pemain dibandingkan kerja sama tim.

Map ini dipilih oleh Imperial Valkyries, hal ini menunjukkan rasa percaya diri mereka terhadap kemampuan individu mereka.

Mirage dapat dikatakan sebagai puputan. Kedua sisi tidak mau kalah dimana satu sisi selalu bertukaran korban. Permainan sengit ini pun terseret hingga overtime.

Namun, sayang sekali Imperial melakukan kesalahan krusial, dan kesalahan tersebut berlanjut layaknya bola salju hingga akhirnya Furia memenangkan map pertama.
Map ke – 2 membawa kita ke Dust 2, dan di map ini, Imperial terlihat lelah dan kehabisan tenaga. Furia menang telak dengan skor 13 – 1.

Seri ke – 2, Imperial melawan BIG, sebuah tim yang berbasis di Berlin, sesuai namanya Berlin International Gaming. Seri ini merupakan seri yang paling penting untuk kedua belah sisi, karena sisi yang kalah dari seri ini harus tumbang dan dieliminasi dari turnamen.

Dalam seri ke -2 ini kita dibawa ke map 1 dan 2, yaitu Inferno dan Ancient, dimana BIG menang telak 13 – 4, dan 13 – 5. Kekalahan tersebut menandakan akhir dari Imperial Valkyries.

Meskipun performa mereka dapat dikatakan kurang ideal, prestasi mereka untuk lolos tetap harus diselebrasikan oleh komunitas. Mereka telah menjadi bagian dari sejarah Counter – Strike perempuan yang diharapkan akan lebih banyak berkembang dari sekarang.

Masa Depan Perempuan di E-Sports
Lalu pertanyaan terbesarnya sekarang, bagaimana cara mengakomodasikan perempuan – perempuan tersebut untuk bisa bermain dan berkembang hingga dapat bersaing dengan tim – tim lainnya? Kita dapat beralibi bahwa Imperial Valkyries bermain tanpa seorang pemimpin dan jika Tory dapat bermain hasilnya akan berbeda.

Akan tetapi, kita juga harus mengakui bahwa ketimpangan kemampuan antara laki – laki dan perempuan dalam bidang e-sports khususnya Counter – Strike masih sangat besar.

Saya rasa masalah utama terdapat di cara turnamen sekarang berlangsung. E-Sports, berbeda dari olahraga lainnya tidak punya keterbasan secara fisik antara perempuan dan laki – laki, meskipun begitu kenapa laki – laki dan perempuan masih sering dipisah?

Mereka bermain dengan perempuan lain saja, jika begitu kompetisi mereka juga terdapat di perempuan lain saja. Kompetisi melahirkan kemampuan, kemampuan yang dibutuhkan untuk bersaing. Jika kompetisinya sempit dan terletak ditempat yang sama, maka kemampuan yang dihasilkan juga hanya akan berkembang secara kecil.

Kita sebaiknya harus bisa mengakomodasikan para perempuan tersebut di turnamen tier 2 dan 3, bukan di turnamen khusus perempuan saja. Hal ini akan menciptakan kompetisi yang lebih luas, para perempuan dapat berkembang dan bersaing dengan tim laki – laki yang lain dan kompetisi tersebut akan melahirkan pemain – pemain perempuan lainnya yang dapat bersinar.

Kompetisi – kompetisi tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemain perempuan hingga terciptalah Imperial Valkyries kedua, ketiga, dan seterusnya. Inilah cara yang paling optimal untuk menciptakan Counter – Strike yang mempunyai pesaing yang tidak hanya berbeda negara dan nasonalitas, tetapi juga berbeda gender.

Pada akhirnya, yang kita inginkan sebagai seorang antusias Counter – Strike saat menyaksikan Professional Counter – Strike adalah permainan yang sengit dengan tingkat kemampuan yang menantang keterbatasan manusia. Oleh karena itu, menciptakan kompetisi yang luas dan memberikan kesempatan untuk para perempuan untuk bersaing akan menciptakan permainan – permainan tersebut.***

Ebenezer K.P. Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here