Monday, 31 March 2025
HomeOpiniKekerasan Ekstrem – Apa yang Salah dengan Masyarakat Kita ?

Kekerasan Ekstrem – Apa yang Salah dengan Masyarakat Kita ?

Oleh: Shabilla Azahra – Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

 

Pada tanggal 23 Januari 2025 masyarakat dikejutkan dengan kasus pembunuhan dan mutilasi di Kabupaten Ngawi. Tersangka yakni Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33), warga Kabupaten Tulungagung, Jatim, ditangkap Tim Jatanras Polda Jatim di wilayah Madiun, Minggu (26/1/2025) sekitar pukul 00.00 WIB. Korban adalah kekasih Rohmad yang telah dipacarinya selama 3 tahun, Uswatun Khasanah (29),  warga Desa Bance, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jatim, yang sehari-harinya bekerja sebagai sales kosmetik. Berdasarkan informasi dari pihak berwenang, pelaku mengaku melakukan pembunuhan karena sakit hati terhadap ucapan korban.

Setelah melakukan aksinya, pelaku berusaha menyembunyikan jejak kejahatannya dengan memutilasi korban dan memasukkannya ke dalam koper. Peristiwa ini tidak hanya mencerminkan tindakan kriminal yang sadis tetapi juga menimbulkan berbagai dampak psikologis dan sosial yang mendalam bagi Masyarakat. Berita semacam ini sering mempengaruhi kesehatan mental masyarakat, khususnya bagi yang langsung terpapar atau mendengar tentang kasus tersebut. Trauma atau ketakutan bisa muncul, terutama di kalangan anak-anak dan orang tua.. Kasus-kasus serupa yang semakin marak mengundang pertanyaan besar tentang penyebab meningkatnya tindak kekerasan serta bagaimana masyarakat dan pemerintah dapat menghadapinya.

Faktor penyebab kekerasan

kasus ini menunjukkan bahwa faktor-faktor sosial dan psikologis berperan besar terhadap individu untuk melakukan tindakan kekerasan. Beberapa faktor seperti tekanan emosional, gangguan mental, penyalahgunaan narkoba, dan lingkungan sosial yang buruk sering menjadi pemicu utama. Dalam kasus ini, pelaku mengaku sakit hati terhadap ucapan korban, yang memicu amarah hingga berujung pada tindakan keji tersebut. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan mental, komunikasi yang sehat, serta pengelolaan emosi agar peristiwa serupa tidak terulang.

Peran Media dalam Memberitakan Kekerasan

Peran media dalam memberitakan kejadian semacam ini juga perlu mendapat perhatian. berita tentang kekerasan ekstrim bisa menimbulkan efek traumatis bagi masyarakat, terutama bagi keluarga korban dan saksi mata. namun, di sisi lain, pemberitaan yang berlebihan tanpa edukasi yang tepat juga dapat memicu ketakutan berlebihan atau bahkan memunculkan imitasi dari pelaku potensial lainnya. Oleh sebab itu, media harus lebih bijaksana dalam menyajikan berita kriminal dengan tetap memperhatikan dampaknya terhadap publik.

Pentingnya Penegakan Hukum

Dari sisi penegakan hukum, kasus ini juga menjadi pengingat bagi aparat kepolisian untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan kasus kriminal berat. Penyelidikan yang cepat dan transparan sangat dibutuhkan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat serta mencegah spekulasi yang dapat memperkeruh keadaan. Selain itu, hukuman yang tegas dan adil bagi pelaku menjadi salah satu cara efektif untuk memberikan efek jera bagi calon pelaku lainnya.

Peran Masyarakat dalam Pencegahan Kekerasan

Masyarakat juga memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan. Peningkatan kepedulian terhadap sesama, pelaporan dini terhadap tindakan mencurigakan, serta penguatan nilai-nilai kemanusiaan di lingkungan keluarga dan pendidikan dapat membantu menekan angka kejahatan. Dengan adanya sinergi antara pemerintah, aparat hukum, media, dan masyarakat, diharapkan kasus-kasus kekerasan ekstrem seperti ini dapat diminimalisir atau bahkan dicegah sepenuhnya.

Solusi Jangka Panjang

Tidak hanya itu, perlu adanya program-program rehabilitasi dan pembinaan bagi individu yang memiliki kecenderungan melakukan tindak kriminal. Pendekatan berbasis psikologi dan edukasi dapat membantu menekan kemungkinan terjadinya kekerasan. Selain itu, pemerintah harus lebih aktif dalam menyusun kebijakan yang mendukung keamanan dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan fasilitas pelayanan publik, memperkuat sistem keamanan, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya hidup dalam harmoni.

Selain kebijakan dari pemerintah, individu dan keluarga juga memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter yang lebih baik. Pendidikan sejak dini yang menanamkan nilai-nilai moral, empati, dan tanggung jawab dapat membentuk generasi yang lebih peduli terhadap sesama. Dengan memperkuat fondasi sosial dalam keluarga dan lingkungan sekitar, diharapkan tingkat kekerasan di masyarakat dapat ditekan secara signifikan.

Peristiwa di Ngawi ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak bahwa tindakan kekerasan memiliki dampak yang luas dan berbahaya. Diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai sektor untuk memastikan keamanan dan ketenangan masyarakat tetap terjaga. Dengan demikian, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan bebas dari ancaman kekerasan yang mengancam kehidupan sosial kita.***

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here