Wednesday, 2 April 2025
HomeBeritaKesabaran dan Usaha Mengiringi Perjalanan Hidup Dwi Yulinar

Kesabaran dan Usaha Mengiringi Perjalanan Hidup Dwi Yulinar

Bogordaily.net – Dwi Yulinar Chairunisa merupakan seorang asisten dosen prodi Teknologi Rekayasa Komputer yang lahir di Bekasi, 8 Juli 2001. Karirnya menjadi seorang asisten dosen tentunya diawali sebagai mahasiswa yang pernah menempuh pendidikannya di Sekolah Vokasi IPB.

Dwi sudah memiliki ketertarikan di bidang yang berkaitan dengan perangkat keras. Saat menempuh pendidikan di SMK, ia memilih jurusan Elektronika karena lebih menyukai praktik dibandingkan teori.

Dwi sempat ingin masuk ke jurusan Otomotif namun terkendala dengan persyaratan tinggi badan, akhirnya ia memilih untuk mendalami dunia elektronika. Setelah lulus, ia ingin melanjutkan pendidikan ke Politeknik, tetapi karena tidak diizinkan untuk merantau oleh orang tuanya, ia memanfaatkan jalur USMI untuk masuk ke IPB University dengan memilih Teknologi Rekayasa Komputer (TRK) sebagai pilihan pertama dan Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak (TRPL) sebagai pilihan kedua.

Namun, saat mulai menjalani perkuliahan, ia menyadari bahwa kurikulum di jurusannya itu lebih banyak membahas tentang jaringan dibandingkan perangkat keras (hardware), yang menjadi keahliannya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena ia harus beradaptasi dan mendalami ilmu jaringan yang sebelumnya tidak ia kuasai.

Perjalanan akademik Dwi tidak selalu mulus. Ia harus menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam memahami jaringan komputer yang berbeda dari ekspektasinya yang berharap banyak mempelajari seputar hardware (perangkat keras).

Selain itu, pandemi COVID-19 semakin menambah kesulitannya. Selama kuliah online, keterbatasan perangkat menjadi kendala besar. Beberapa tugas yang membutuhkan spesifikasi perangkat tertentu menyebabkan beban berat pada laptopnya hingga akhirnya mengalami kerusakan.

Selain itu, sistem pembelajaran selama pandemi juga membuatnya harus berjuang lebih keras. Jika sebelumnya tugas dikerjakan secara berkelompok, kini semuanya dikerjakan secara individu. Meski demikian, ia tetap berusaha aktif, salah satunya dengan mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) yang berhasil lolos hingga tahap proposal di tingkat IPB.

Keahliannya dalam bidang elektronika dasar dan perangkat keras menjadi salah satu alasan mengapa Dwi dipilih untuk menjadi Asisten Dosen (Asdos). Kesempatan ini datang ketika ia menjalani program magang di kampus, lalu mendapat tawaran dari dosen untuk menjadi asdos.

Bagi Dwi, ini bukan hanya tentang membantu mengajar, tetapi juga menjadi wadah untuk mengembangkan kemampuan berbicara di depan umum dan melatih public speaking.

Menjadi asdos memberinya kesempatan untuk berbagi ilmu dengan mahasiswa lain. Ia merasa senang saat bisa membantu mahasiswa memahami materi yang sulit, sekaligus terus mengasah keterampilannya di bidang teknologi.

Selain itu, ia juga terlibat dalam pembuatan draf proyek penelitian dosen dan membantu mahasiswa dalam mengembangkan ide proyek sederhana tetapi berdampak nyata.

Salah satu pengalaman berharga Dwi dalam dunia akademik adalah keterlibatannya dalam penelitian yang bekerja sama dengan bidang fisika untuk mengembangkan alat pengecek kadar hemoglobin sebagai tugas akhirnya.

Proyek ini telah memiliki aplikasi dan sensor serta mendapatkan pendanaan penelitian. Namun, saat sidang, proyek tersebut mengalami kendala teknis karena aplikasi yang sudah lama tidak dapat dijalankan akibat keterbatasan RAM perangkat yang digunakan.

Di balik pencapaiannya, Dwi pernah mengalami masa-masa sulit, terutama dalam hal ekonomi. Ada saat di mana ia benar-benar tidak memiliki uang sama sekali, bahkan ketika keluarganya sendiri tidak bisa membantu.

Namun, ia percaya bahwa pertolongan dari Allah SWT selalu ada dalam berbagai bentuk. Salah satu tantangan terberat adalah ketika ia harus pindah kontrakan tanpa ada persiapan finansial yang cukup, tetapi selalu ada jalan keluar yang datang di saat yang tepat.

Tekanan ekonomi dan tantangan akademik tidak membuatnya menyerah. Motivasi terbesar yang membuatnya bertahan adalah keinginannya untuk membanggakan orang tua.

Sejak kecil, ia tahu bahwa keluarganya harus berjuang keras, bahkan saat kelahirannya pun orang tuanya mengalami kesulitan finansial.

Namun, ia selalu percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, asalkan terus berusaha dan berdoa.

Meskipun fokus di bidang yang berkaitan dengan teknologi dan perangkat lainnya, Dwi juga memiliki ketertarikan lain, salah satunya adalah menjahit.

Ketertarikan ini muncul karena latar belakang keluarganya yang berbisnis di bidang pakaian. Awalnya, ia hanya ingin mencoba, tetapi kini minatnya semakin berkembang setelah berhasil memiliki mesin jahit sendiri dan mulai belajar lebih dalam.

Keinginan terbesarnya saat ini adalah membuka lapangan pekerjaan kecil-kecilan yang bisa membantu orang lain. Ia juga ingin dikenal sebagai pribadi yang sederhana, tetapi bisa memberikan manfaat dan berdampak bagi mereka yang membutuhkan.

Dwi selalu berpegang pada prinsip bahwa setiap orang memiliki jalannya masing-masing dalam mencapai sesuatu.

Baginya, “Kalau orang lain bisa, aku juga pasti bisa, walaupun dengan waktu yang berbeda.” Selain itu, ia selalu mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak hanya melihat ke atas, tetapi juga melihat ke bawah agar lebih bersyukur dalam menjalani kehidupan.

Pengalaman hidupnya mengajarkan bahwa kegagalan dan tantangan adalah bagian dari proses, dan selama masih ada usaha, pasti akan ada jalan keluar.Pesan yang selalu ia pegang teguh adalah: “Jangan pernah menyerah, selalu berusaha, karena semua masalah pasti ada jalannya.”

Maulina Dwi Handayani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here