Monday, 31 March 2025
HomeOpiniKesehatan Mental Mahasiswa: Tanggung Jawab Siapa?

Kesehatan Mental Mahasiswa: Tanggung Jawab Siapa?

Bogordaily.net – Kesehatan mental telah menjadi isu serius di kalangan mahasiswa, tidak sedikit orang yang masih menganggap sebagai hal tabu dan sering mengabaikannya di tengah kesibukan akademis.

Sedangkan di balik prestasi akademik/non-akademik, kesibukan organisasi, ekspektasi keluarga dan persaingan sosial di kampus, membuat banyak mahasiswa yang melawan tekanan mental secara diam-diam.

Karena hal ini menjadikan mahasiswa sulit terbuka ketika mengalami masalah, karena takut dianggap lemah atau tidak mampu bersaing.

Jika sudah di situasi seperti ini, apakah menjaga kesehatan mental mahasiswa hanya menjadi tanggung jawab individu semata?

Ataukah ada tanggung jawab bersama antara mahasiswa, kampus, dan keluarga dalam menciptakan suasana yang lebih suportif?

Mahasiswa dianggap sebagai individu dewasa yang mampu mengelola stres dan tekanan di kampus secara mandiri.

Mereka selalu diharapkan dapat menyeimbangkan antara kehidupan akademisi dan pribadinya, harus mempunyai kesadaran diri untuk mengenali tanda-tanda stres dan segera mencari bantuan untuk menjaga kesehatan mental.

Tetapi kenyataannya, tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan tersebut atau kesiapan mental untuk menghadapi tekanan yang ada. Masih banyak yang merasa ragu untuk terbuka tentang kesehatan mentalnya karena takut dianggap lemah.

Pada situasi seperti ini pihak kampus memiliki tanggung jawab dalam menciptakan lingkungan kampus yang suportif dalam mendukung kesehatan mental mahasiswanya.

Setiap kampus idealnya menyediakan ruang konsultasi psikologi yang mudah diakses, agar mahasiswa bisa mendapatkan bimbingan konseling gratis dan merasa masih ada tempat untuk mereka berbagi atau terbuka di kampus.

Kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan mental mahasiswa semakin berkembang, terbukti dari banyaknya universitas di Indonesia mulai serius menanggapi kesehatan mental di kalangan mahasiswa.

Berbagai kampus secara aktif membantu menyediakan layanan konseling yang aman dan nyaman. Langkah ini menunjukkan bahwa institusi pendidikan semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental dan menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan suportif.

Selain adanya peran kampus, lingkungan sosial juga berperan besar dalam mendukung kesehatan mental mahasiswa. Biasanya teman sebaya sering menjadi tempat pertama bagi mahasiswa untuk berbagi keluh kesah.

Kehadiran mereka dapat menjadi dukungan emosional, namun sayangnya, tidak semua teman memiliki pemahaman yang cukup tentang cara memberikan bantuan yang tepat.

Di sisi lain, keluarga juga memiliki peran penting, terutama bagi mahasiswa yang merantau. Adanya dukungan emosional dari keluarga dapat menjadi faktor yang berpengaruh dalam menjaga keseimbangan mental, oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk lebih peka dan terbuka dalam memberikan dukungan yang dibutuhkan.

Lingkungan yang aman dan nyaman akan membuat mahasiswa merasa lebih tenang saat menghadapi tekanan akademis maupun kehidupan pribadi.

Dengan adanya dukungan dari lingkungan sosial yang positif, mahasiswa akan merasakan kehadiran dukungan dalam mengatasi kesulitan kesehatan mental yang mereka hadapi.

Pada akhirnya, kesehatan mental mahasiswa bukanlah hal yang bisa diabaikan. Kesehatan mental bukan hanya tanggung jawab individu semata, tetapi juga tanggung jawab bersama yang memerlukan perhatian serius.

Mahasiswa memang perlu memiliki kesadaran diri untuk mengenali tanda-tanda stres dan mencari bantuan, tetapi tanpa dukungan dari kampus, keluarga, serta teman sebaya, upaya tersebut akan terasa lebih berat.

Diharapkan semakin banyak pihak yang memahami betapa pentingnya kesehatan mental mahasiswa dan ikut berperan dalam menciptakan lingkungan akademisi yang lebih sehat, suportif, dan aman.

Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya dapat tumbuh dan berkembang secara akademis, tetapi juga menjaga kesejahteraan mental yang akan membantu menciptakan generasi yang lebih kuat secara mental dan emosional.***

NABILA CIKAWATI
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here