ADVERTISEMENT

Saturday, 5 April 2025
HomeBeritaKirana Aulya Nursyiffa: Terinpirasi Dari Orang Tua Seorang Guru, Menjadi Langkah Awal...

Kirana Aulya Nursyiffa: Terinpirasi Dari Orang Tua Seorang Guru, Menjadi Langkah Awal Perjalanan Asisten Dosen Di SV IPB University

Bogordaily.net – Kirana Aulya Nursyiffa lahir di Kabupaten Garut pada 6 Februari 2001. Sejak kecil, dunia pendidikan sudah menjadi bagian besar dalam hidupnya. Kedua orang tuanya adalah seorang guru Sekolah Dasar, yang tanpa disadari menanamkan kecintaan terhadap dunia akademik dalam dirinya. Melihat bagaimana orang tuanya mengajar dengan penuh dedikasi keikhlasan, membuat Kirana termotivasi bahwa menjadi pengajar adalah sebuah pekerjaan yang sangat mulia, pekerjaan yang tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter terhadap masa depan anak didik.

ADVERTISEMENT

Perjalanan Menjadi Seorang Dosen

Perjalanan pendidikannya dimulai saat ia bersekolah di SDN 1 Cipetir pada usia 6,5 tahun, usia yang dianggap ideal untuk memasuki jenjang sekolah dasar. Setelah itu, ia melanjutkan ke SMPN 1 Cibadak dan SMA di SMAN 1 Cibadak. Namun, sebelum menetap di sekolah tersebut, ia sempat mengenyam pendidikan selama satu semester di SMAN 6 Garut.

ADVERTISEMENT

Awalnya, Kirana Aulya Nursyiffa,  sempat kebingungan mau mengambil Program Studi apa, Namun, setelah mendapatkan informasi dari internet bahwa di Sekolah Vokasi IPB University ada jurusan Komunikai Digital dan Media, yang menurutnya sangat menarik, terutama karena ia memiliki ketertarikan pada dunia penulisan digital dan menulis buku. Semakin ia mendalami ilmu komunikasi, semakin yakin bahwa ini adalah bidang yang ingin ditekuni. Oleh karena itu, ia pun mendaftar melalui jalur USMI dan resmi menjadi mahasiswa di IPB University.

ADVERTISEMENT

Tantangan dan Dedikasi Menjadi Asisten Dosen Baru

Setelah lulus D3, Kirana sempat beristirahat sejenak dari dunia pendidikan. Awalnya ia merencanakan untuk melanjutkan ke jenjang S1.  Namun, ada kesempatan datang terlebih dahulu krtika temannya mengabari, menawarkan posisinya untuk ia gantikan menjadi seorang asisten dosen. Saat itu Kirana tidak langsung menerima tawaran tersebut. Namun, setelah mempertimbangkan bahwa ia memiliki waktu luang di sela-sela rencana melanjutkan pendidikan, ia akhirnya memutuskan untuk mengambil peran tersebut. Saat ini, Kirana telah memasuki semester kedua sebagai asisten dosen di Sekolah Vokasi IPB University Kampus Sukabumi.

Sebagai asisten dosen, Kirana bertanggung jawab dalam mendampingi beberapa mata kuliah, diantaranya: Komunikasi Krisis, Praktik Content Analysis, Konten dan Manajemen Media Sosial, serta Berpikir Kreatif. Perannya tidak jauh berbeda dengan mahasiswa pada umumnya, ia tetap harus datang pagi, belajar materi, dan mengikuti jadwal perkuliahan. Namun, yang membedakannya adalah tanggung jawab untuk membantu dosen dalam menyampaikan materi, membimbing mahasiswa dalam praktikum, serta menjadi perantara antara mahasiswa dan dosen dalam memahami konsep yang diajarkan.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Kirana sebagai asisten dosen adalah menghadapi mahasiswa yang kurang termotivasi untuk belajar. Ia dan tim asisten lainnya harus berusaha lebih keras untuk mendorong semangat belajar mereka. Kirana menyadari bahwa peran asisten dosen tidak hanya sekadar membantu dalam aspek akademik, tetapi juga membangun kedisiplinan mahasiswa agar mereka bisa lebih bertanggung jawab terhadap masa depan mereka sendiri.

Untuk membangun hubungan yang baik dengan mahasiswa, Kirana memilih pendekatan yang bersahabat. Ia berusaha memposisikan dirinya sebagai teman yang dapat diajak berdiskusi, tetapi dengan menjaga batasan agar tetap bisa menghargai. Salah satu metode pembelajaran yang sering ia terapkan adalah diskusi kelompok, yang terbukti efektif dalam mendorong partisipasi aktif mahasiswa serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kolaborasi mereka.

Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Meskipun belum terlibat dalam proyek akademik berskala besar, Kirana sudah banyak mendampingi mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir di berbagai mata kuliah. Hal ini memberinya pengalaman berharga dalam dunia akademik dan semakin memperkuat keyakinannya bahwa dunia pendidikan adalah bidang yang ingin terus ia tekuni.

Kedepannya, Kirana berencana untuk melanjutkan pendidikan sambil tetap menjalani perannya sebagai asisten dosen. Baginya, menjadi asisten dosen tidak hanya memberi kesempatan untuk membantu mahasiswa dan dosen, tetapi juga menjadi sarana belajar yang berharga bagi dirinya sendiri.

Ia juga menyadari bahwa perkembangan teknologi telah membawa banyak perubahan dalam dunia akademik. Menurutnya, teknologi tidak hanya mempermudah akses terhadap sumber daya pembelajaran, tetapi juga meningkatkan interaktivitas dan motivasi mahasiswa dalam belajar. Oleh karena itu, ia berharap mahasiswa dapat memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin untuk mendukung proses belajar mereka.

Di akhir wawancara, Kirana memberikan pesan bagi mahasiswa agar selalu menikmati proses belajar. Baginya, ilmu adalah sesuatu yang berharga dan akan mengangkat derajat seseorang di masa depan. “Kesempatan berkuliah adalah sebuah anugerah, jadi jangan sia-siakan kesempatan ini,” tuturnya.

Dengan dedikasi dan semangatnya dalam dunia pendidikan, Kirana Aulya Nursyiffa adalah contoh nyata bahwa inspirasi bisa datang dari mana saja, termasuk dari lingkungan keluarga. Perjalanannya sebagai asisten dosen tidak hanya menjadi batu loncatan dalam karier akademiknya, tetapi juga menjadi bukti bahwa pendidikan adalah salah satu jalan terbaik untuk berkontribusi bagi masyarakat.***

 

Widiana Ardiansyah, Komunikasi Digital Media

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here