Bogordaily.net – Dalam industri perfilman, poster memiliki peran penting sebagai alat promosi yang menarik minat penonton. Selain sebagai media pemasaran, poster juga berfungsi sebagai representasi dari esensi film. Namun, terkadang poster film memicu kontroversi, seperti yang terjadi pada film horor Indonesia, Pabrik Gula.
Film ini diadaptasi dari thread horor karya Simpleman yang populer di media sosial. Diproduksi sejak Oktober 2024 dan dijadwalkan tayang pada 2025, film ini mendapat perhatian karena poster promosinya menuai berbagai tanggapan dari masyarakat.
Poster Film dan Norma Sosial
Poster Pabrik Gula menjadi perdebatan karena dianggap kurang sesuai dengan norma sosial dan budaya yang berlaku. Beberapa pihak menilai visual yang ditampilkan kurang mempertimbangkan etika publik dan tidak sesuai untuk konsumsi umum. Poster film idealnya membangun rasa penasaran penonton tanpa memicu kontroversi yang dapat menimbulkan polemik di masyarakat.
Indonesia sebagai negara dengan nilai budaya yang kuat memiliki standar kesopanan dalam ruang publik. Oleh karena itu, materi promosi film sebaiknya disesuaikan dengan norma dan nilai sosial agar dapat diterima secara luas serta tidak menimbulkan kesalahpahaman atau penolakan dari masyarakat.
Dampak terhadap Strategi Promosi
Poster film memainkan peran utama dalam membangun ekspektasi penonton terhadap isi cerita. Jika poster lebih banyak dibicarakan karena kontroversi dibandingkan dengan kualitas film itu sendiri, maka fokus publik bisa beralih dari aspek utama seperti narasi, karakter, serta pesan yang ingin disampaikan.
Strategi pemasaran yang menimbulkan perdebatan juga dapat memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap industri perfilman. Jika sebuah film memiliki jalan cerita yang kuat, materi promosinya pun harus mencerminkan kualitas tersebut dengan pendekatan yang lebih etis dan bertanggung jawab.
Selain itu, promosi yang kurang mempertimbangkan norma sosial dapat menciptakan persepsi negatif terhadap industri perfilman. Sebaliknya, strategi pemasaran yang tepat akan memperkuat citra film serta menarik lebih banyak penonton tanpa menimbulkan kontroversi yang tidak perlu.
Klarifikasi dari Pihak Produksi
Dalam peluncuran poster IMAX dan trailer resmi Pabrik Gula di XXI Gandaria City, Jakarta, pada Kamis (30/1/2025), produser Manoj Punjabi menjelaskan bahwa poster yang viral merupakan bagian dari strategi pemasaran untuk menarik perhatian publik. Meskipun berhasil menciptakan diskusi, strategi ini tetap perlu mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap citra film dan penerimaannya di masyarakat.
Penting bagi rumah produksi untuk memastikan bahwa materi promosi tetap menarik tanpa menimbulkan perdebatan yang berpotensi merugikan. Oleh karena itu, film perlu menerapkan strategi pemasaran yang selaras dengan nilai sosial dan budaya agar lebih diterima oleh masyarakat luas.
Dalam dunia perfilman, kebebasan berekspresi harus berjalan seiring dengan kepatuhan terhadap norma sosial dan budaya. Poster film, sebagai bagian dari promosi, sebaiknya dirancang dengan mempertimbangkan etika yang berlaku agar dapat diterima oleh berbagai kalangan tanpa menimbulkan kontroversi. Sebagai industri yang memiliki pengaruh besar terhadap budaya dan moralitas, perfilman harus mengedepankan promosi yang bertanggung jawab. Dengan pendekatan pemasaran yang lebih bijak, film dapat menarik perhatian publik tanpa mengorbankan prinsip etika yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia. Dengan demikian, promosi film tidak hanya efektif, tetapi juga memberikan dampak positif bagi industri perfilman secara keseluruhan.***
Fatma Lisa Madani
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB