Oleh:Roshinta Nurfajaristi “Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB”
Kemajuan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam cara mereka mengakses informasi, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan dunia luar. Penggunaan internet, media sosial, aplikasi seluler, dan teknologi komunikasi digital lainnya kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks konsumsi, media sosial berperan sebagai platform utama bagi masyarakat dalam mencari, mengeksplorasi, serta membagikan informasi mengenai produk, layanan, dan merek. Media sosial tidak hanya menjadi sarana komunikasi, tetapi juga alat pemasaran yang efektif bagi perusahaan dan pelaku bisnis untuk menjangkau target pasar mereka.
Beberapa karakteristik utama media sosial yang memengaruhi perilaku konsumsi masyarakat meliputi:
- Konten yang menarik dan menghibur
Interaksi langsung antara konsumen dan penjual - Kemudahan dalam mencari informasi produk
- Kemudahan berbagi informasi kepada publik
- Tingkat kepercayaan terhadap informasi di media sosial
- Perubahan pola konsumsi yang dipengaruhi oleh digitalisasi mendorong berkembangnya strategi pemasaran berbasis media sosial.
Menurut Strauss dan Frost (2009), terdapat tujuh tahapan dalam perancangan e-marketing yang efektif, yaitu:
- Analisis situasi (situation analysis)
- Perencanaan strategi e-marketing (e-marketing strategy planning)
- Penentuan tujuan (objectives)
- Penyusunan strategi e-marketing (e-marketing strategic)
- Implementasi rencana (implementation plan)
- Pengalokasian anggaran (budget)
- Evaluasi hasil pemasaran (evaluation plan)
Dengan berkembangnya media sosial sebagai platform pemasaran, perilaku konsumsi masyarakat pun mengalami perubahan signifikan.
Artikel ini akan membahas bagaimana media sosial memengaruhi kebiasaan konsumsi, penggunaannya sebagai media promosi, serta dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.
Kebiasaan Mengonsumsi Media Sosial di Masyarakat
Media sosial telah menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan laporan Status Literasi Digital di Indonesia 2022 yang dirilis oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Katadata Insight Center, indeks literasi digital Indonesia pada tahun 2022 mencapai 3,54 dari skala 5, mengalami peningkatan 0,05 poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Selama tiga tahun terakhir, pola konsumsi informasi masyarakat tidak mengalami perubahan yang signifikan. Studi yang dilakukan terhadap 10.000 responden dari 34 provinsi menunjukkan bahwa:
- 47% responden sering menggunakan internet untuk mengakses media sosial
- 15% responden menggunakannya dengan frekuensi yang sangat tinggi
- 72,6% responden menjadikan media sosial sebagai sumber informasi utama, mengungguli televisi (60%) dan media online (27,5%)
Namun, meskipun media sosial menjadi sumber informasi utama, tingkat kepercayaan masyarakat terhadapnya masih lebih rendah dibandingkan televisi nasional. Berikut adalah tingkat kepercayaan responden terhadap sumber informasi:
- Televisi nasional – 43,5%
- Media sosial – 30,8%
- Situs web pemerintah – 10,1%
- Media online – 9,7%
Selain sebagai sumber informasi, alasan utama masyarakat menggunakan media sosial antara lain:
- 73% untuk berkomunikasi dan berinteraksi
- 50% karena mayoritas teman atau orang terdekat juga menggunakannya
- 34% untuk mengikuti perkembangan aktivitas atau berita dari orang-orang terdekat
- 17% tertarik pada fitur-fitur unik yang ditawarkan oleh platform media sosial
- 14% untuk membangun komunitas dan mengenal orang baru
Kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi media sosial ini menjadi faktor penting dalam perubahan pola konsumsi dan strategi pemasaran digital yang semakin berkembang.
Media Sosial sebagai Media Promosi
Perkembangan pesat media sosial menjadikannya salah satu alat pemasaran paling efektif. Dengan jumlah pengguna global mencapai 4,2 miliar, Indonesia termasuk negara dengan jumlah pengguna media sosial terbesar, dengan lebih dari 170 juta pengguna aktif.
Keunggulan media sosial sebagai platform promosi meliputi:
- Interaksi langsung dengan konsumen
Kemudahan menjangkau target pasar yang lebih luas - Kemampuan untuk menentukan audiens berdasarkan data pengguna (usia, minat, lokasi, dll.)
- Efektivitas biaya dibandingkan metode pemasaran konvensional
Beberapa platform media sosial yang banyak digunakan sebagai alat promosi antara lain:
- Instagram – dengan lebih dari 1,07 miliar pengguna aktif
- TikTok – telah diunduh 63,3 juta kali pada tahun 2020, menjadikannya salah satu platform pemasaran paling potensial
- Facebook (Meta), YouTube, dan Twitter – yang juga digunakan secara luas untuk strategi pemasaran digital
Keberhasilan promosi di media sosial juga didukung oleh TikTok Ads, yang memungkinkan distribusi konten lebih optimal.
Dengan popularitas yang tinggi, berbagai platform ini semakin menarik perhatian pelaku bisnis untuk memasarkan produk dan jasanya secara digital.
Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Konsumsi
Media sosial tidak hanya mengubah cara masyarakat berinteraksi, tetapi juga memengaruhi pola konsumsi mereka. Menurut Zhu & Szekely (2022), dukungan dari influencer, selebriti, dan teman sebaya memiliki pengaruh besar terhadap keputusan pembelian remaja.
Data menunjukkan bahwa keputusan pembelian generasi Z sangat dipengaruhi oleh iklan digital. Berikut adalah jenis iklan yang paling memengaruhi mereka:
- Iklan di media sosial – 62%
- Iklan di YouTube – 18%
- Iklan di televisi – 9%
- Iklan luar ruang (billboard, poster, dll.) – 6%
- Iklan di media cetak (koran, majalah, dll.) – 2%
Tren ini menunjukkan bahwa platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube menjadi media utama bagi generasi muda dalam mengakses informasi promosi.
Keberadaan influencer juga semakin memperkuat daya tarik suatu produk, menjadikannya lebih relevan dan menarik bagi konsumen.
Kesimpulan
Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat modern. Selain sebagai sarana komunikasi, media sosial juga berperan sebagai sumber informasi utama dan alat pemasaran yang efektif.
Dalam dunia pemasaran digital, media sosial menawarkan berbagai keuntungan, seperti interaksi langsung antara penjual dan konsumen, serta kemampuan untuk menargetkan audiens secara spesifik. Berbagai platform seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan YouTube telah terbukti efektif dalam membangun merek dan meningkatkan penjualan.
Namun, di balik manfaatnya, media sosial juga memiliki dampak terhadap pola konsumsi masyarakat. Generasi muda, khususnya generasi Z, lebih rentan terpengaruh oleh iklan digital dan promosi yang dilakukan oleh influencer.
Oleh karena itu, diperlukan kesadaran untuk lebih selektif dalam menerima informasi dan mempertimbangkan setiap keputusan pembelian dengan bijak.
Dengan pemanfaatan yang tepat, media sosial dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat, baik bagi konsumen maupun pelaku bisnis, dalam mendukung perkembangan ekonomi digital yang semakin pesat.***
Sumber
https://doi.org/10.55182/jtp.v2i1.102
https://doi.org/10.9744/pemasaran.14.1.25-34
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/02/02/180500482/bagaimana-perilaku-masyarakat-dalam-menggunakan-media-sosial-?utm_source=Various&utm_medium=Referral&utm_campaign=Top_Mobile