Bogordaily.net – Harga cabai di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), meroket hingga menyentuh angka fantastis. Dari yang semula Rp 60 ribu per kilogram, kini harga cabai rawit lokal mencapai Rp 210 ribu per kilogram, sementara cabai rawit Jawa menyentuh Rp 160 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram, Uun Pujianto, mengungkapkan bahwa lonjakan harga ini dipicu oleh stok cabai yang semakin menipis dan adanya gagal panen akibat musim hujan.
“Produksi cabai di Mataram sendiri sebenarnya tidak ada, kami bergantung dari Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat. Tapi karena stok berkurang, harga ikut melambung,” ujarnya, Rabu 5 Maret 2025.
Para pedagang di pasar pun mulai waswas. Mereka tak berani menyetok cabai dalam jumlah banyak karena takut rugi jika harga terus melonjak atau pembeli semakin berkurang.
“Harga cabai naik terus tiap hari. Sabtu lalu masih Rp 120 ribu, sekarang sudah tembus Rp 200 ribu lebih. Banyak pembeli yang kaget dan memilih tak jadi beli,” kata Rahmah, seorang pedagang di pasar tradisional.
Pemerintah Kota Mataram kini berupaya menstabilkan harga dengan menggelar operasi pasar keliling sejak 3 Maret hingga 26 Maret, bekerja sama dengan Bulog dan Bank Indonesia.
Namun, upaya ini tampaknya belum cukup meredam kegelisahan masyarakat yang harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli kebutuhan dapur.
Apalagi, dengan harga yang terus naik, tak sedikit warga yang mulai mengurangi konsumsi cabai atau bahkan memilih alternatif lain.
“Biasa beli sekilo, sekarang beli setengah ons saja sudah mahal. Makan jadi kurang sedap, tapi mau bagaimana lagi?” keluh seorang pembeli.***