Monday, 31 March 2025
HomeTravellingMenapaki Makna Hidup di Desa Kasepuhan Ciptagelar

Menapaki Makna Hidup di Desa Kasepuhan Ciptagelar

Bogordaily.net – Perjalanan kami ke Desa Kasepuhan Ciptagelar bermula dari rasa penasaran terhadap ketahanan pangan dan pengembangan sumber daya manusia. Saat mencari informasi di YouTube, kami menemukan sebuah video tentang Aba Ugi, seorang kepala adat di Desa Ciptagelar.

Kisah Aba Ugi sangat menginspirasi, mengingat ia hanya lulusan SMA, tetapi memiliki dedikasi tinggi untuk memajukan daerahnya.

Lebih luar biasa lagi, di usianya yang masih muda, sekitar 33 tahun, ia sudah dipercaya memimpin desanya.

Terpukau oleh ceritanya, kami memutuskan untuk mengunjungi Ciptagelar demi mempelajari lebih dalam tentang kehidupan di sana.

Pada awalnya, kami tidak memiliki rencana pasti mengenai apa yang akan dipelajari, tetapi kami yakin bahwa perjalanan ini akan memberikan pengalaman berharga.

Salah satu aspek unik dari Ciptagelar adalah keberadaan leuit, yaitu lumbung tempat menyimpan hasil panen padi. Padi yang telah dipanen diikat hingga berbentuk seperti ‘pocongan’ sebelum akhirnya disimpan di leuit.

Awalnya, tujuan utama kami bukanlah mempelajari leuit, tetapi setelah berada di sana, kami justru memperoleh wawasan yang lebih luas tentang kehidupan.

Sepanjang perjalanan, kami menyadari bahwa kehidupan memiliki banyak kesamaan dengan perjalanan fisik yang kami lalui.

Setiap manusia memiliki tujuan, begitu pula dalam perjalanan ini. Tidak jarang, seseorang tersesat dalam hidup, sebagaimana kami juga mengalami kesulitan menemukan jalan ke desa.

Saat mencoba kembali ke jalur yang benar, tantangan yang dihadapi justru semakin berat jalan berbatu, tanjakan dan turunan terjal, ban motor yang kempes, serta motor yang mengalami overheat.

Semua ini mengajarkan bahwa menuju kebenaran atau tujuan yang benar memang bukan perkara mudah, tetapi dengan tekad yang kuat, semua rintangan dapat dilewati.

Perjalanan ini juga menjadi ujian mental, moral, dan material bagi kami. Kami menghadapi rasa lelah, kelaparan, kehabisan bensin, bahkan uang yang semakin menipis.

Namun, kami belajar bahwa dalam kondisi sesulit apa pun, prioritas tetap harus dijaga. Misalnya, kami tetap menjalankan ibadah meskipun harus sholat di tepi sawah dengan beralaskan jaket.

Hal ini menunjukkan bahwa jika sesuatu benar-benar menjadi prioritas, maka akan selalu ada cara untuk mewujudkannya.

Selain itu, perjalanan ini juga memperlihatkan karakter dan loyalitas masing-masing individu. Ada teman kami yang ikut serta tanpa banyak bertanya, hanya karena percaya pada ajakan kami.

Ada pula yang sempat ingin menyerah di tengah perjalanan tetapi tetap melanjutkan karena merasa sudah terlalu jauh untuk berbalik arah.

Dari sini, kami memahami bahwa dalam perjalanan, baik fisik maupun kehidupan, keyakinan terhadap tujuan sangat penting.

Kami juga belajar banyak mengenai moralitas dari masyarakat Ciptagelar. Di kota, menerima tamu asing dan langsung memberikan tempat menginap serta makanan mungkin terdengar tidak biasa, tetapi bagi masyarakat desa, hal tersebut adalah bentuk memanusiakan manusia.

Mereka memiliki prinsip bahwa beras tidak untuk dijual, melainkan untuk dibagikan kepada sesama. Sikap ini mencerminkan nilai gotong royong yang kuat dalam budaya mereka.

Selain itu, kami belajar tentang bagaimana mereka menjaga keseimbangan dengan alam. Setelah panen raya, mereka memberikan waktu bagi tanah untuk beristirahat sebelum kembali menanam, sehingga kesuburan tanah tetap terjaga.

Pendekatan ini tidak hanya menunjukkan penghormatan mereka terhadap alam, tetapi juga sejalan dengan prinsip ekologi yang benar.

Dari perjalanan ini, kami menyadari bahwa tujuan hidup yang jelas harus diperjuangkan dengan penuh tekad. Di tengah perjalanan, rasa ingin menyerah pasti muncul, tetapi kebahagiaan sebenarnya sangat sederhana misalnya, saat akhirnya menemukan jalan yang lebih landai dan mulus setelah melalui medan yang sulit. Momen seperti ini mengajarkan kami untuk lebih bersyukur atas hal-hal kecil dalam hidup.

Kesulitan yang kami alami sepanjang perjalanan membuat kami lebih menghargai setiap proses, bukan hanya hasil akhirnya. Banyak orang yang hanya melihat keindahan Desa Ciptagelar tanpa mengetahui perjuangan untuk mencapainya.

Begitu pula dalam hidup, sering kali kita hanya melihat keberhasilan seseorang tanpa memahami usaha dan pengorbanan di baliknya. Dari perjalanan ini, kami belajar bahwa hidup adalah perjalanan penuh makna, dan setiap tantangan yang dihadapi adalah bagian dari pembelajaran menuju tujuan yang lebih baik.***

Fayyaz Ahsan Widyanto J0401231392
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here