Friday, 26 December 2025
HomeBeritaMengangkat Desa Tematik: Perjalanan Akademik Marsya Fidyana Hidayat

Mengangkat Desa Tematik: Perjalanan Akademik Marsya Fidyana Hidayat

Bogordaily.net – Marsya Fidyana Hidayat, lahir di Kota Sukabumi pada 9 Maret 2000. Ia memulai perjalanannya di jurusan ekowisata sebagai mahasiswa di Sekolah Vokasi IPB University. Marsya tidak pernah menyangka bahwa keputusannya memilih jurusan ini akan membawanya ke dunia akademik. Awalnya, keluarganya ragu dengan prospek kerja di bidang ini, tetapi dorongan untuk terus belajar dan mengeksplorasi dunia pendidikan membuka banyak pintu kesempatan. Salah satunya adalah bimbingan dari dosennya, Bapak Insan Kurnia, yang tidak hanya mengajarkannya teori tetapi juga membekalinya dengan pengalaman praktis dalam penelitian dan pengembangan pariwisata. Dengan semangat, Marsya pun memutuskan melanjutkan pendidikannya ke jenjang S1 di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, dengan tujuan menjadi dosen di masa depan.

Salah satu momen paling berkesan dalam perjalanan studinya adalah penyelesaian tugas akhir saat pandemi COVID-19. Keterbatasan akses dalam pengambilan data menjadi tantangan besar. Mengajukan judul tugas akhir pun tidak mudah, karena banyak penolakan dari dosen terkait kelayakan realisasi penelitian di tengah pandemi. Marsya menjelaskan mengenai pelaksanaan judul yang akan direalisasikan serta berbagi berkonsultasi dengan para ahli di bidang tersebut. Selain itu, Marsya harus mencari destinasi yang belum dipilih oleh mahasiswa lain, sehingga semakin mempersempit pilihannya.

Namun, dari tantangan tersebut, lahirlah sebuah ide yang kini terus berkembang: Program Pemanduan Wisata Tematik. Desa tematik adalah sebuah desa yang didesain dan dikembangkan dengan tema tertentu, seperti desa budaya, desa peternakan, atau desa pariwisata. Marsya mengembangkan konsep ini sebagai bagian dari tugas akhirnya dan ternyata program tersebut masih digunakan hingga sekarang. Ia melihat bahwa potensi wisata tematik bukanlah sekadar destinasi yang dibuat dengan tema tertentu, melainkan desa yang telah memiliki karakter dan potensi unik yang bisa diangkat sebagai daya tarik wisata.

Dalam penelitiannya, Marsya memetakan berbagai desa yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai wisata tematik. Program yang ia kembangkan terdiri dari tiga aspek utama:

  1. Sejarah dan Arsitektur : wisata ini berfokus pada pemanduan yang menjelaskan latar belakang sejarah suatu tempat, keunikan arsitektur yang dimiliki, serta daya tarik khas yang membuatnya istimewa.
  1. Kerajinan dan Budaya : dalam konsep ini, wisatawan tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga diajak berinteraksi langsung dengan mencoba berbagai kegiatan budaya dan kerajinan khas daerah.
  2. Makanan Khas – : Wisata ini memberikan pengalaman bagi wisatawan untuk tidak hanya mencicipi kuliner tradisional, tetapi juga bisa melihat dalam proses pembuatannya, sehingga mereka dapat memahami lebih dalam tentang warisan kuliner setempat.

Dukungan dari pemerintah semakin memperkuat langkah Marsya dalam mengembangkan desa tematik. Beberapa program yang ia rancang bahkan mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah yang mulai memasukkan konsep ini dalam rencana pengembangan pariwisata setempat. Baginya, ini adalah sebuah pencapaian, bahwa ide yang awalnya hanya bagian dari tugas akhir kini benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan sektor pariwisata di daerahnya.

Salah satu keberhasilan programnya adalah pengembangan potensi wisata di kawasan Odeon, Sukabumi. Kawasan ini dikenal sebagai pemukiman masyarakat Tionghoa dengan kekayaan sejarah dan budaya yang unik. Pada awalnya, aksesibilitas di Odeon sudah cukup memadai, namun fasilitas wisatanya masih minim. Seiring berjalannya waktu, berkat peran serta berbagai pihak, pemerintah Kota Sukabumi mulai aktif mengembangkan kawasan ini. Kini, Odeon sering menjadi tuan rumah berbagai acara, seperti Festival Imlek, pembukaan UMKM, hingga peresmian museum Tionghoa. Hal ini menunjukkan bahwa konsep desa tematik yang diusulkan Marsya benar-benar memiliki dampak bagi pengembangan wisata.

Selain Odeon, Marsya juga terus mengembangkan aspek lain dalam wisata tematik, khususnya dalam bidang kerajinan dan budaya. Ia percaya bahwa wisata bukan hanya soal melihat dan mengagumi, tetapi juga tentang pengalaman langsung. Oleh karena itu, wisatawan yang datang ke desa tematik tidak hanya sekedar mengunjungi, tetapi juga berpartisipasi dalam aktivitas lokal, seperti mencoba pembuatan kerajinan khas atau mencicipi kuliner tradisional.

Menurut pengamatan Marsya, perhatian pemerintah daerah terhadap pengembangan potensi wisata tematik tampaknya masih kurang mendapat prioritas. Sebaliknya, pemerintah lebih banyak memberikan perhatian dan dukungan pada sektor wisata kuliner, yang dinilai memiliki daya tarik ekonomi tinggi dan lebih cepat berkembang. Akibatnya, potensi wisata tematik yang kaya akan nilai budaya, sejarah, dan kearifan lokal kurang mendapatkan perhatian yang optimal. Padahal, jika dikembangkan dengan baik, wisata tematik dapat menjadi aset berharga dalam mendukung pariwisata berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Sebagai seseorang yang aktif di dunia akademik, Marsya mulai menjadi asisten dosen sejak 2023. Ia juga sempat menjalani praktek kerja lapangan (PKL) di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Sukabumi serta menjadi PPPK di UPTD Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi. Pengalaman-pengalaman ini semakin memperkuat pemahamannya tentang pentingnya perencanaan dan pengelolaan pariwisata.

Ke depan, Marsya berencana untuk kembali mengangkat Program Desa Tematik sebagai bahan skripsi S1-nya. Ia ingin menyoroti bagaimana desa yang memiliki karakter unik dapat dioptimalkan menjadi destinasi wisata berkelanjutan. Dengan begitu, konsep ini tidak hanya menjadi gagasan akademik semata, tetapi benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.

Bagi mahasiswa yang tengah berjuang menyelesaikan studinya, Marsya berpesan agar tetap sabar dan memiliki manajemen waktu yang baik. “Tidak apa-apa merasa terlambat dalam kuliah, karena setiap orang punya prosesnya masing-masing. Yang penting, tetap yakin bahwa perjalanan ini adalah yang terbaik untuk kita,” ujarnya.

Melalui dedikasi dan semangatnya, Marsya Fidyana Hidayat tidak hanya membangun masa depannya sendiri, tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan wisata yang lebih luas. Dengan visi besar untuk menjadi dosen, ia terus berkontribusi dalam dunia akademik sekaligus menghidupkan potensi wisata tematik di daerahnya.***

 

Balqis Nabilah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here