Bogordaily.net – Muhammad Fariz Adlan, atau akrab disapa Fariz, lahir di Palembang pada 24 April 2004. Ia merupakan alumni dari sekolah YPI Tunas Bangsa Palembang. Sejak usia dini, Fariz telah menunjukkan minat besar terhadap dunia organisasi. Ketertarikannya ini mulai berkembang sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), di mana ia mulai aktif berorganisasi melalui keterlibatannya di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Kepemimpinannya yang menonjol membawanya hingga dipercaya untuk menjabat sebagai Ketua OSIS baik di tingkat SMP maupun SMA. Selama kurang lebih lima tahun pengalaman berorganisasi di sekolah menengah, ia berhasil membangun dasar yang kuat dalam kepemimpinan serta manajemen organisasi, yang menjadi modal berharga dalam perjalanan kariernya di dunia mahasiswa.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Fariz memutuskan untuk melanjutkan studi di Sekolah Vokasi IPB University dengan mengambil jurusan Teknik dan Manajemen Lingkungan angkatan 59. Keputusannya ini bukan tanpa pertimbangan, ia ingin lebih fokus dalam mempersiapkan jenjang karirnya.
Awalnya, Fariz sempat mempertimbangkan untuk masuk Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA), namun akhirnya ia memilih Sekolah Vokasi melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), sebuah jalur seleksi prestasi akademik yang khusus tersedia di beberapa sekolah saja.
Di lingkungan kampus, Fariz semakin memperdalam pemahamannya tentang dunia organisasi dan kepemimpinan. Ia meyakini bahwa organisasi merupakan wadah yang dapat membantunya berkembang, memperluas relasi, serta memberikan kontribusi yang lebih besar bagi lingkungan sekitarnya.
Keinginan ini pun semakin menguat seiring dengan perjalanannya di kampus, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Vokasi IPB.
Motivasi utama Fariz untuk menjadi Ketua BEM berasal dari visinya untuk terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi mahasiswa lainnya.
Ia merasa bahwa pengalaman berorganisasi yang telah ia bangun sejak SMP tidak seharusnya terhenti begitu saja di bangku kuliah.
Terinspirasi oleh pidato-pidato ketua BEM sebelumnya, ia ingin memikul tanggung jawab besar dan membawa perubahan yang lebih baik bagi lingkungan kampusnya.
Selama masa kepemimpinannya sebagai Ketua BEM Sekolah Vokasi IPB, Fariz memiliki visi untuk mengubah cara pandang mahasiswa terhadap organisasi, terutama BEM.
Menurutnya, BEM bukan hanya sekadar wadah berkumpul, melainkan juga tempat di mana mahasiswa dapat menuangkan ide dan gagasan serta memberikan manfaat nyata bagi sesama.
Salah satu inisiatif yang dilakukan Fariz adalah memperbaiki sistem organisasi, memperbarui struktur dan nama departemen agar lebih relevan, serta meningkatkan tampilan visual media sosial BEM, terutama Instagram, agar lebih modern dan menarik.
Salah satu pencapaian terbesar Fariz selama menjabat sebagai Ketua BEM adalah keberhasilannya dalam menggalang beasiswa untuk mahasiswa yang membutuhkan.
Melalui HAIPB ke BEM, ia berhasil mendistribusikan beasiswa kepada 79 mahasiswa dengan total dana mencapai Rp237 juta.
Selain itu, ia juga aktif membantu mahasiswa yang terancam putus kuliah akibat kendala finansial dengan melakukan audiensi.
Tak hanya aktif di lingkungan kampus, Fariz juga mengembangkan sayapnya ke kancah internasional.
Ia terpilih sebagai salah satu delegasi dalam ajang International Leadership in Action Summit 2024 yang diselenggarakan di Malaysia dan Singapura.
Ajang ini merupakan program bergengsi yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai negara, dengan seleksi yang sangat ketat.
Ribuan peserta bersaing untuk mendapatkan kesempatan ini, namun Fariz berhasil melewati seluruh tahapan seleksi, termasuk mentoring class dan wawancara, hingga akhirnya dinyatakan lolos.
Keikutsertaan Fariz dalam ajang ini tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu kendala terbesar yang ia hadapi adalah dalam pengurusan paspor, di mana ia harus menyelesaikannya di tengah kesibukannya menjalani magang di kabupaten.
Namun, dengan berkat tuhan dan restu orang tua, ia berhasil mendapatkan paspor hanya dalam waktu tiga hari dan akhirnya dapat mengikuti acara tersebut tanpa kendala.
Selama mengikuti International Leadership in Action Summit, Fariz mendapatkan banyak pengalaman berharga.
Ia berkesempatan untuk belajar lebih dalam mengenai kepemimpinan di International Islamic University of Malaysia (IIUM), bertukar pengalaman dengan peserta dari berbagai negara, serta memahami berbagai perspektif baru dalam dunia kepemimpinan global. Selain itu, ia juga merasa bangga karena dapat mengunjungi dua negara secara gratis berkat pencapaiannya ini.
Dengan berbagai pengalaman dan pencapaian yang telah ia raih, Muhammad Fariz Adlan telah membuktikan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk menjadi seorang pemimpin yang inspiratif.
Dedikasinya dalam organisasi, kepemimpinannya yang visioner, serta semangatnya dalam menebar manfaat bagi sesama, menjadikannya contoh nyata bahwa mahasiswa memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif di lingkungannya.
Fariz berharap agar mahasiswa lain dapat termotivasi untuk lebih aktif dalam berorganisasi, mengembangkan diri, serta berkontribusi bagi masyarakat.
Menurutnya, organisasi bukan hanya sekadar tempat untuk mengisi waktu luang, tetapi juga wadah untuk membangun karakter, memperluas wawasan, dan menciptakan dampak yang lebih luas.
Ia percaya bahwa setiap mahasiswa memiliki peluang untuk meraih kesuksesan, asalkan mereka memiliki kemauan dan tekad yang kuat untuk terus belajar dan berkembang.***
Kenzie Muhammad Azri