Bogordaily.net – Muhammad Rahadian Nur Dipa Kusumah merupakan lulusan Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan, angkatan 57. Saat ini, ia berperan sebagai asisten dosen di Sekolah Vokasi (SV) IPB Kampus Sukabumi dan merupakan alumni SMAN 26 Bandung. Ketertarikannya menjadi asisten dosen bermula dari kerja sama antara Bandung dan SV IPB dalam menjalankan budidaya di Sukabumi.
Dalam beberapa mata kuliah, mahasiswa diharuskan memelihara ikan sebagai bagian dari proses pembelajaran. Ketika SV IPB membuka kesempatan bagi lulusan untuk menjadi asisten dosen, Rahadian merasa ada panggilan untuk memberikan timbal balik kepada program studinya serta berkontribusi dalam mendidik mahasiswa.
Sebagai asisten dosen, Rahadian mengampu beberapa mata kuliah, di antaranya Usaha Akuakultur, Komunikasi Perikanan Budidaya, dan Praktik Produksi Ikan. Tugas utamanya mencakup membantu dosen dalam menangani berbagai tugas akademik, mewakili dosen di kelas maupun di lapangan, serta menjadi penghubung antara mahasiswa dan dosen.
Menghadapi mahasiswa dengan berbagai latar belakang, karakter, dan tingkat pemahaman menjadi tantangan tersendiri. Ada mahasiswa yang unggul secara akademik, sementara ada pula yang membutuhkan pendekatan lebih intensif dalam memahami materi.
Pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga bagi Rahadian dalam menyampaikan materi agar dapat dipahami oleh semua mahasiswa. Melalui komunikasi yang baik di luar kelas, ia menemukan cara efektif untuk menjembatani kesenjangan pemahaman, sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari.
Momen ketika mahasiswa akhirnya memahami dan berhasil menerapkan apa yang telah diajarkan menjadi pencapaian yang sangat membanggakan bagi Rahadian.
Selain berperan sebagai asisten dosen, Rahadian juga aktif dalam dunia kompetisi akuakultur, khususnya di bidang ikan koi. Pada tahun 2022, ia meraih 8th All Indonesia Breeder Koi Show 2022 diselenggarakan di BBAT Sukabumi.
Saat menjadi asisten dosen ia terus membimbing mahasiswa tingkat bawah untuk mengikuti perlombaan, sehingga mereka dapat meraih prestasi. Saat ini, Rahadian tengah mengembangkan proyek lanjutan dari tugas akhirnya, yakni menulis buku mengenai ikan hias koi, yang diharapkan dapat diterbitkan dalam waktu dekat.
Kecintaannya terhadap akuakultur, khususnya ikan hias koi, membuatnya terus berupaya meningkatkan kualitas perikanan di Jawa Barat. Menurutnya, potensi ikan koi di Jawa Barat sangat besar, tetapi hanya beberapa daerah yang mampu mencapai produksi optimal.
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya produksi ikan koi di Jawa Barat adalah sistem pembudidayaan yang masih bersifat turun-temurun tanpa dukungan akademik yang kuat.
Oleh karena itu, Rahadian dan rekan-rekan akademisi perikanan berupaya meningkatkan kualitas produksi ikan melalui pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Muhammad Rahadian, berharap bahwa dengan terus belajar dan menerapkan dasar-dasar akuakultur secara lebih modern, mereka dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Menurutnya, setiap orang dapat menjadi panutan, karena setiap individu memiliki ilmu dan pengalaman yang berharga untuk dipelajari. Dalam dunia perikanan, ia menjadikan dosen dan para senior di program studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan sebagai inspirasinya.
Ia juga menekankan pentingnya fokus dalam dunia perkuliahan. Mahasiswa yang memiliki target akademik harus menjadikan fokus sebagai kunci utama menuju kesuksesan.
Setelah fokus utama tercapai, barulah mereka dapat mengikuti kegiatan lain yang bermanfaat bagi perkembangan pribadi dan profesional mereka di masa depan.
Ke depan, Rahadian berencana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang magister, terutama jika program magister terapan di bidangnya telah tersedia.
Saat ini, ia terus menjalani perannya sebagai asisten dosen dan berkontribusi dalam pengembangan program studi.
Muhammad Rahadian berharap kualitas pendidikan di kampus, baik dari segi fasilitas, tenaga pengajar, maupun asisten dosen, dapat terus meningkat.
Selain itu, ia juga menginginkan adanya dosen tetap yang ditempatkan di Kampus Sukabumi agar mahasiswa dapat memperoleh bimbingan akademik secara lebih optimal.
Bagi mahasiswa tingkat akhir yang tertarik menjadi asisten dosen, Muhammad Rahadian, menekankan bahwa motivasi utama dalam menjalankan peran ini seharusnya bukanlah faktor finansial, melainkan bentuk pengabdian kepada program studi dan dosen yang telah memberikan ilmu berharga.
Apapun yang dikerjakan, lakukanlah dengan ikhlas, karena dengan ketulusan dan dedikasi, setiap usaha akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi diri sendiri maupun orang lain.***
Najma Filljannah